Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Gempa Afghanistan Selalu Menelan Banyak Korban Jiwa?

Kompas.com - 02/09/2025, 08:24 WIB
Albertus Adit

Editor

KABUL, KOMPAS.com – Afghanistan kembali diguncang gempa dahsyat. Sedikitnya 800 orang dilaporkan meninggal dunia setelah gempa berkekuatan magnitudo 6,0 melanda wilayah timur negara itu pada Minggu (31/8/2025) malam, menurut laporan badan kemanusiaan PBB.

Dikutip dari BBC, gempa terjadi pada pukul 23.47 waktu setempat, dengan episentrum 27 kilometer dari Jalalabad, Provinsi Nangarhar, di kedalaman dangkal hanya 8 kilometer.

Guncangan terasa hingga Kabul, sekitar 140 kilometer dari pusat gempa, bahkan sampai Islamabad, ibu kota Pakistan.

Baca juga: Gempa Afghanistan Tewaskan 800 Orang, Banyak Korban karena Struktur Rumah Sederhana

Selain Nangarhar, Provinsi Kunar dan Laghman juga terdampak parah. OCHA memperkirakan sedikitnya 12.000 orang terkena dampak langsung, baik akibat reruntuhan bangunan maupun kerusakan infrastruktur.

Sulitnya akses ke lokasi

Sebagian besar wilayah terdampak berada di Provinsi Kunar yang 90 persen areanya berupa pegunungan. Jalan menuju desa-desa sempit dan tertutup longsor akibat gempa, sehingga menyulitkan upaya evakuasi.

Helikopter menjadi satu-satunya sarana untuk menjangkau para korban. Situasi ini mengingatkan pada gempa 2022 di Afghanistan timur yang menewaskan 1.000 orang, di mana evakuasi juga terhambat oleh medan sulit.

Upaya penyelamatan

Pemerintah Taliban melaporkan sejumlah desa rata dengan tanah. Tim penyelamat bekerja mengevakuasi korban yang tertimbun reruntuhan, dibantu perawat dan dokter yang dikirim ke desa-desa terpencil.

Syed Raheem, seorang warga Desa Naoabad, mengatakan banyak korban berhasil diselamatkan.

“Mereka menyelamatkan banyak orang. Penduduk desa sangat ketakutan,” ujarnya melalui sambungan telepon.

Namun, ia meyakini jumlah korban tewas jauh lebih besar daripada data resmi yang beredar saat ini.

Korban luka dievakuasi dengan ambulans maupun helikopter menuju Jalalabad, lalu dipindahkan ke rumah sakit. Pemerintah menyebut seluruh pejabat sipil dan militer dikerahkan dalam operasi tanggap darurat.

Baca juga: Update Gempa Afghanistan: Korban Tewas 622 Orang, Lebih dari 1.500 Terluka

Mengapa Afghanistan rawan gempa?

Afghanistan terletak di atas patahan aktif, pertemuan Lempeng India dan Eurasia. Kondisi ini membuat gempa bumi kerap terjadi, meski dengan magnitudo sedang.

Gempa pada 2022 berkekuatan magnitudo 5,9 menewaskan lebih dari 1.000 orang. Dampak besar ditimbulkan oleh kedalaman gempa yang dangkal serta kualitas bangunan yang tidak tahan guncangan.

Sebagian besar rumah di Afghanistan dibangun dengan kayu, bata lumpur, atau beton rapuh, sehingga mudah runtuh saat diguncang gempa.

Tanah longsor yang terjadi di wilayah pegunungan juga memperparah kerusakan, meratakan rumah-rumah sekaligus memutus akses jalan.

Korban dan dampak

Menurut data PBB, lebih dari 2.000 orang diperkirakan terluka, banyak di antaranya berada di daerah terpencil. Ribuan lainnya kini kehilangan tempat tinggal.

Taliban menyebut helikopter telah dikerahkan untuk mengevakuasi korban luka ke Bandara Nangarhar sebelum dipindahkan ke rumah sakit.

Sementara itu, warga yang selamat masih dihantui rasa takut.

Baca juga: Gempa Afghanistan Magnitudo 6,0 Tewaskan 20 Orang

“Setelah saya pulang, kami tidak bisa tidur, kami khawatir gempa akan terjadi lagi,” kata Raheem.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini


Terkini Lainnya
[KABAR DUNIA SEPEKAN] Aksi Solidaritas Pemuda Malaysia, Kapal Rp 16 Miliar Tenggelam Setelah Diluncurkan
[KABAR DUNIA SEPEKAN] Aksi Solidaritas Pemuda Malaysia, Kapal Rp 16 Miliar Tenggelam Setelah Diluncurkan
Global
PM Jepang Shigeru Ishiba Mundur, Ini 2 Kandidat Penggantinya
PM Jepang Shigeru Ishiba Mundur, Ini 2 Kandidat Penggantinya
Global
Selundupkan 362 Berlian Rp 5,2 Miliar ke Vietnam, Pria India Dipenjara 7 Tahun
Selundupkan 362 Berlian Rp 5,2 Miliar ke Vietnam, Pria India Dipenjara 7 Tahun
Global
Rumah Ibu Isaac Newton Ditemukan, Buka Sejarah Keluarga Sang Ilmuwan
Rumah Ibu Isaac Newton Ditemukan, Buka Sejarah Keluarga Sang Ilmuwan
Global
Balas Kematian PM, Houthi Yaman Tembakkan 3 Drone ke Arah Israel
Balas Kematian PM, Houthi Yaman Tembakkan 3 Drone ke Arah Israel
Global
Siapa Santo Carlo Acutis yang Baru Saja Dikanonisasi Paus Leo XIV?
Siapa Santo Carlo Acutis yang Baru Saja Dikanonisasi Paus Leo XIV?
Global
Pria Asing Diam-diam Huni Ruang Bawah Tanah Rumah Orang, Ada Listrik dan Kasur
Pria Asing Diam-diam Huni Ruang Bawah Tanah Rumah Orang, Ada Listrik dan Kasur
Global
Vaksin Kanker Buatan Rusia 2025 Diluncurkan dan Siap Digunakan
Vaksin Kanker Buatan Rusia 2025 Diluncurkan dan Siap Digunakan
Global
Kelompok Bersenjata Palestina Luncurkan 2 Roket ke Israel
Kelompok Bersenjata Palestina Luncurkan 2 Roket ke Israel
Global
Carlo Acutis Jadi Santo Milenial Pertama, Dijuluki 'Influencer Tuhan'
Carlo Acutis Jadi Santo Milenial Pertama, Dijuluki "Influencer Tuhan"
Global
Perluas Operasi Militer, Israel Ratakan Gedung Pencakar Langit Kedua di Kota Gaza
Perluas Operasi Militer, Israel Ratakan Gedung Pencakar Langit Kedua di Kota Gaza
Global
Ditolak 50 Kali Wawancara Kerja, Wanita Brasil Ini Curiga Penampilannya Jadi Hambatan
Ditolak 50 Kali Wawancara Kerja, Wanita Brasil Ini Curiga Penampilannya Jadi Hambatan
Global
PM Jepang Shigeru Ishiba Siap Mundur untuk Hindari Perpecahan Partai
PM Jepang Shigeru Ishiba Siap Mundur untuk Hindari Perpecahan Partai
Global
Ditinggal Merokok Ayah, Mobil Terperosok ke Sungai, 2 Anak Tewas Tenggelam
Ditinggal Merokok Ayah, Mobil Terperosok ke Sungai, 2 Anak Tewas Tenggelam
Global
Israel Sebut Pengungsian Warga Palestina Sukarela, Mesir: Omong Kosong
Israel Sebut Pengungsian Warga Palestina Sukarela, Mesir: Omong Kosong
Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau