KOMPAS.com - Ketua Umum relawan Projo, Budi Arie Setiadi, menegaskan bahwa organisasi yang dipimpinnya tidak akan berubah menjadi partai politik.
Sebaliknya, para relawan yang tergabung dalam Projo justru akan diarahkan untuk bergabung dengan partai lain sesuai pilihan masing-masing.
Pernyataan tersebut disampaikan Budi Arie di sela-sela Kongres III Projo yang digelar di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta Pusat, Sabtu (1/11/2025).
"Projo tidak akan menjadi partai. (Tapi akan) bergabung," ujar Budi Arie.
Baca juga: Budi Arie Terpilih Jadi Ketum Projo 2025-2030 Secara Aklamasi
Ia juga menyampaikan keinginannya untuk segera bergabung dengan Partai Gerindra yang dipimpin Presiden Prabowo Subianto.
Menurutnya, langkah ini merupakan bentuk komitmen untuk memperkuat dan mendukung agenda politik pemerintahan Prabowo.
"Ya secepatnya (gabung Gerindra)," katanya singkat.
Dalam kesempatan itu, Budi Arie menegaskan bahwa keputusan untuk tidak menjadikan Projo sebagai partai politik diambil dengan mempertimbangkan arah gerakan relawan yang selama ini bersifat lintas partai.
Menurutnya, Projo akan tetap menjadi wadah partisipasi politik masyarakat sipil tanpa harus menjadi peserta pemilu.
"Kita akan lihat dinamika di kongres. Belum diputuskan secara final, tapi saya sudah mengusulkan ke forum agar Projo tetap dalam format organisasi relawan," ujarnya.
Baca juga: Wajah Baru Projo, Tinggalkan Logo Siluet Jokowi, Pastikan Tak Akan Dirikan Partai Baru
Budi menambahkan bahwa dirinya tidak memaksa seluruh kader untuk mengikuti langkahnya bergabung dengan partai tertentu. Ia ingin keputusan tersebut lahir secara alami sesuai aspirasi masing-masing anggota.
"Ya nanti kita lihat dinamika. Saya tidak memaksa siapa pun. Yang penting arah kita jelas, mendukung agenda nasional Presiden Prabowo," tuturnya.
Ketua Harian Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad bersama Ketua Umum relawan Projo Budi Arie Setiadi di sela-sela Kongres III Projo yang digelar di Grand Sahid Jaya, Sudirman, Jakarta Pusat, Sabtu (1/11/2025). Selain membahas arah politik, Kongres III Projo juga menyinggung soal rencana perubahan logo organisasi.
Menurut Budi Arie, langkah ini dilakukan untuk menghindari kesan bahwa Projo hanya identik dengan sosok tertentu, terutama Presiden ke-7 RI Joko Widodo.