Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cuaca Panas Menyengat di Kalimantan Barat, Suhu di Kapuas Hulu Hampir 37 Derajat Celsius

Kompas.com - 16/10/2025, 15:15 WIB
Wahyu Wachid Anshory

Editor

KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan bahwa cuaca panas ekstrem tengah melanda hampir seluruh wilayah Indonesia.

Pada Selasa (14/10/2025), suhu udara bahkan mencapai 37,6 derajat Celsius di Majalengka (Jawa Barat) dan Boven Digoel (Papua), menjadikannya salah satu suhu tertinggi yang tercatat tahun ini.

Beberapa wilayah lain seperti Kalimantan, Jawa, Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT), dan Papua juga menunjukkan suhu maksimum antara 35 hingga 37 derajat Celsius.

Baca juga: Cuaca Panas Jogja Tembus 36 Derajat Celsius, BMKG Ungkap Kapan Sejuk Kembali

Mengapa suhu di Indonesia bisa mencapai 37 derajat Celsius?

Direktur Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramdhani, menjelaskan bahwa pengamatan suhu maksimum di atas 35 derajat Celsius kini menyebar luas di berbagai wilayah Indonesia.

Menurutnya, wilayah yang paling terdampak meliputi sebagian besar Nusa Tenggara, Jawa bagian barat hingga timur, Kalimantan bagian barat dan tengah, Sulawesi bagian selatan dan tenggara, serta beberapa wilayah di Papua.

“Konsistensi tingginya suhu maksimum di banyak wilayah menunjukkan kondisi cuaca panas yang persisten. Hal ini didukung oleh dominasi massa udara kering dan minimnya tutupan awan,” ujar Andri dalam keterangan resminya, Rabu (15/10/2025).

Baca juga: Panas Ekstrem Melanda Palangka Raya hingga 36 Derajat Celcius, BMKG Perkirakan Terjadi hingga Awal November

Berdasarkan catatan BMKG, pada 12 Oktober 2025 suhu tertinggi tercatat mencapai 36,8 derajat Celsius di Kapuas Hulu (Kalimantan Barat), Kupang (NTT), dan Majalengka (Jawa Barat).

Sehari kemudian, suhu sedikit menurun menjadi 36,6 derajat Celsius di Sabu Barat (NTT), namun kembali meningkat pada 14 Oktober dengan rentang 34 hingga 37 derajat Celsius di berbagai daerah.

“Wilayah Majalengka (Jawa Barat) dan Boven Digoel (Papua) juga menunjukkan peningkatan suhu hingga 37,6 derajat Celsius,” jelas Andri.

Baca juga: Hujan Turun Saat Matahari Terik, Mengapa Bisa Terjadi? Ini Penjelasan BMKG

Apa penyebab utama cuaca panas ekstrem ini?

Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, menjelaskan bahwa fenomena panas tersebut terjadi akibat posisi gerak semu matahari yang pada bulan Oktober berada di selatan ekuator.

Kondisi ini membuat wilayah Indonesia bagian tengah dan selatan seperti Jawa, Nusa Tenggara, Kalimantan, dan Papua menerima penyinaran matahari lebih intens.

“Posisi ini membuat radiasi matahari mencapai permukaan bumi secara maksimal, sementara pembentukan awan menjadi sangat minim. Selain itu, penguatan angin timuran atau Monsun Australia juga membawa massa udara kering dan hangat,” ujar Guswanto.

BMKG memperkirakan kondisi panas ini masih akan berlangsung hingga akhir Oktober atau awal November 2025, sebelum akhirnya bertransisi menuju musim hujan di sebagian wilayah Indonesia.

Baca juga: Tahun Terpanas dalam Sejarah Indonesia, Apakah 2025 Termasuk? Ini Kata BMKG

Apakah masih ada potensi hujan di tengah suhu panas?

Meski cuaca terasa sangat panas, BMKG tetap mencatat adanya potensi hujan lokal di sejumlah wilayah. Aktivitas konvektif, atau proses naiknya udara panas ke atmosfer yang kemudian membentuk awan hujan, masih mungkin terjadi pada sore hingga malam hari.

“Potensi hujan lokal dapat terjadi di sebagian wilayah Sumatera, Kalimantan, Jawa, dan Papua. Namun secara umum, curah hujan masih tergolong rendah,” ujar Andri.

BMKG mengingatkan masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi perubahan cuaca mendadak, seperti hujan disertai petir dan angin kencang pada sore atau malam hari.

Baca juga: BMKG Peringatkan Wilayah dengan Potensi Banjir Tinggi hingga 20 Oktober 2025, Mana Saja?

Menghadapi kondisi suhu tinggi yang melanda hampir seluruh wilayah Indonesia, BMKG mengimbau masyarakat untuk menjaga kesehatan dengan mencukupi kebutuhan cairan tubuh dan menghindari paparan sinar matahari langsung dalam waktu lama, terutama pada siang hari.

“Masyarakat diharapkan tetap waspada terhadap perubahan cuaca yang bisa terjadi secara mendadak. Selain panas ekstrem, potensi hujan lokal juga dapat muncul di beberapa daerah,” tutur Guswanto.

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Daftar Daerah yang Dilanda Suhu Panas: Jawa hingga Papua".

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Terkini Lainnya
Waduk Mrica Banjarnegara Catat Curah Hujan Tertinggi, BMKG Klaim Upaya Modifikasi Cuaca Berhasil
Waduk Mrica Banjarnegara Catat Curah Hujan Tertinggi, BMKG Klaim Upaya Modifikasi Cuaca Berhasil
Jawa Tengah
Daftar Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2026
Daftar Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2026
Jawa Barat
Uji Coba WFH ASN Jabar Dimulai November 2025, Target Efisiensi Operasional hingga 20 Persen
Uji Coba WFH ASN Jabar Dimulai November 2025, Target Efisiensi Operasional hingga 20 Persen
Jawa Barat
BMKG: Waspadai Potensi Cuaca Ekstrem di Puncak Musim Hujan
BMKG: Waspadai Potensi Cuaca Ekstrem di Puncak Musim Hujan
Banten
Mahasiswa Dikeroyok hingga Tewas di Masjid Agung Sibolga, 5 Pelaku Seret dan Injak Korban Terekam CCTV
Mahasiswa Dikeroyok hingga Tewas di Masjid Agung Sibolga, 5 Pelaku Seret dan Injak Korban Terekam CCTV
Sumatera Utara
Sidang Kasus Penganiayaan Prada Lucky Namo: Peran Letnan Ahmad Faisal Diperiksa
Sidang Kasus Penganiayaan Prada Lucky Namo: Peran Letnan Ahmad Faisal Diperiksa
Jawa Timur
BMKG Prediksi Puncak Musim Hujan 2025 Lebih Lama, Bisa Berlangsung hingga Februari 2026
BMKG Prediksi Puncak Musim Hujan 2025 Lebih Lama, Bisa Berlangsung hingga Februari 2026
Sumatera Selatan
Daftar 15 Golongan Orang yang Bisa Naik MRT, LRT, dan Transjakarta Gratis
Daftar 15 Golongan Orang yang Bisa Naik MRT, LRT, dan Transjakarta Gratis
Jawa Barat
Setelah Tambang Ditutup, Dedi Mulyadi Beri Dana Kompensasi ke 9.300 Warga Bogor yang Terdampak
Setelah Tambang Ditutup, Dedi Mulyadi Beri Dana Kompensasi ke 9.300 Warga Bogor yang Terdampak
Jawa Barat
Prakiraan Cuaca Sulawesi Selatan 3 November 2025: Berawan di Beberapa Wilayah
Prakiraan Cuaca Sulawesi Selatan 3 November 2025: Berawan di Beberapa Wilayah
Sulawesi Selatan
Harga Emas Antam Turun Rp 12.000 di Awal November, Simak Pecahan dan Buyback Terbarunya
Harga Emas Antam Turun Rp 12.000 di Awal November, Simak Pecahan dan Buyback Terbarunya
Kalimantan Barat
Tanda Duka Pakubuwono XIII Wafat, Keraton Yogya Tiadakan Pentas dan Tak Bunyikan Gamelan
Tanda Duka Pakubuwono XIII Wafat, Keraton Yogya Tiadakan Pentas dan Tak Bunyikan Gamelan
Jawa Tengah
Kala Jokowi dan Gibran Melayat Raja Keraton Solo PB XIII
Kala Jokowi dan Gibran Melayat Raja Keraton Solo PB XIII
Jawa Tengah
BMKG Bersama BNPB Lakukan Modifikasi Cuaca untuk Redam Hujan Ekstrem di Jawa
BMKG Bersama BNPB Lakukan Modifikasi Cuaca untuk Redam Hujan Ekstrem di Jawa
Banten
Setelah Jokowi, Budi Arie Yakin Projo Mampu Antar Prabowo Jadi Presiden Dua Periode
Setelah Jokowi, Budi Arie Yakin Projo Mampu Antar Prabowo Jadi Presiden Dua Periode
Jawa Tengah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Komentar
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau