KOMPAS.com- Presiden Dewan Nasional Palestina, Rawhi Fattouh mendesak komunitas internasional segera menerjunkan pasukan ke Jalur Gaza untuk melindungi warga sipil.
Hal tersebut disampaikan Fattouh usai Israel berulangkali melanggar gencatan senjata dan membunuh warga sipil di Gaza.
Sebelumnya, militer Israel membunuh 11 orang dari satu keluarga yang melintas di kawasan Zaitun, Kota Gaza, Jumat (17/10) malam waktu setempat.
Pembantaian ini menjadi insiden pelanggaran paling berdarah yang dilakukan Israel sejak gencatan senjata diberlakukan pada 10 Oktober lalu.
Baca juga: Habis Bombardir Gaza, Israel Ingin Gencatan Senjata Lagi
Rawhi Fattouh menuduh Israel sengaja melakukan pembantaian sebagai bagian dari "kebijakan pembunuhan dan penghancuran" di Gaza.
Pemimpin badan legislatif Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) tersebut mengutuk serangan Israel sebagai kejahatan yang menunjukkan kebijakan penjajahan terhadap masyarakat Palestina.
"Kejahatan ini bukanlah aksi yang terisolasi, melainkan bagian dari pola pembunuhan dan penghancuran yang terus-menerus di tengah abainya komunitas internasional dalam mengadili para pelaku," kata Fattouh dikutip Anadolu, Sabtu (18/10).
Fattouh menambahkan, dalih militer Israel yang membunuh satu keluarga karena melintasi "garis kuning" tidak dapat diterima.
"Garis kuning" adalah batas demarkasi yang ditetapkan untuk penarikan pasukan Israel sesuai kesepakatan gencatan senjata.
Menurutnya, serangan Israel tersebut merupakan "pelanggaran berat hukum internasional" dan membuktikan lebih lanjut bahwa Israel "tidak peduli nilai-nilai kemanusiaan dan konvensi internasional yang melarang serangan terhadap warga sipil."