Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kegagalan di Kualifikasi Piala Dunia, Apa yang Harus Dilakukan PSSI untuk Timnas Indonesia?

Kompas.com - 23/10/2025, 15:45 WIB
Dini Daniswari

Editor

KOMPAS.com - PSSI baru-baru ini mengakhiri kerja sama dengan pelatih Patrick Kluivert dan tim pelatih lainnya setelah Timnas Indonesia gagal di putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia. 

Keputusan ini mendapatkan banyak tanggapan, termasuk dari pelatih nasional Iwan Setiawan. Ia menilai bahwa masalah utama bukan hanya hasil akhir, melainkan lemahnya komitmen PSSI sejak awal kerja sama dengan Kluivert.

Menurut Iwan Setiawan, sebuah kerja sama antara federasi dan pelatih seharusnya dimulai dengan tujuan yang jelas dan terukur.

“Itu kuncinya. Saya melihat federasi lemah di dalam komitmen awal,” kata Iwan Setiawan.

Baca juga: Beda Pandangan STY dan Alex Pastoor soal Kegagalan Timnas Indonesia ke Piala Dunia

Ketiadaan Kejelasan Target Menghantui Kerja Sama

Iwan Setiawan menilai bahwa sejak awal, arah kerja sama antara PSSI dan Patrick Kluivert sudah tidak jelas. 

Tidak ada kejelasan tentang target dan tahapan pencapaian yang ingin diraih.

Akibatnya, ketika hasil di lapangan tidak memenuhi ekspektasi publik, muncul tekanan besar tanpa fondasi yang kuat.

“Apakah pada saat awal kita memang menargetkan lolos Piala Dunia? Itu kan tidak jelas. Semua tahu, target awal masuk Piala Dunia itu bukan sekarang,” tegas Iwan Setiawan.

Euforia tinggi yang ditimbulkan oleh performa positif Timnas Indonesia di bawah pelatih sebelumnya, Shin Tae-yong, turut memengaruhi ekspektasi terhadap Kluivert.

“Setelah melihat hasil-hasil hebat dari Shin Tae-yong, orang mulai berharap tinggi. ‘Ih, ternyata kita bisa bersaing dengan Jepang, Korea, atau Australia’. Nah, harapan seperti itu yang harus diperjelas agar tidak abu-abu,” imbuh Iwan Setiawan.

Baca juga: Patrick Kluivert Nonton Laga Barcelona Usai Tak Lagi Latih Timnas Indonesia

Pencitraan PSSI Menjadi Penghambat Kemajuan

Iwan Setiawan juga menilai bahwa PSSI sering terjebak dalam pencitraan, alih-alih membangun sistem sepak bola yang berkelanjutan.

“Saya melihat PSSI ini masih mengedepankan gaya seperti Jokowi, pencitraannya kuat. Jangan begitu. Jangan campur adukkan politik dengan sepak bola. Kalau dicampur, ya kita tinggal menunggu hancur,” ujar Iwan Setiawan.

Bek Timnas Irak Zaid Tahseen melayangkan sikut yang mengenai kepala Kevin Diks dalam duel krusial Timnas Indonesia vs Irak di Grup B Putaran 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia di King Abdullah Sports City, Jeddah, Minggu (12/10/2025).TANGKAPAN LAYAR Bek Timnas Irak Zaid Tahseen melayangkan sikut yang mengenai kepala Kevin Diks dalam duel krusial Timnas Indonesia vs Irak di Grup B Putaran 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia di King Abdullah Sports City, Jeddah, Minggu (12/10/2025).

Fokus pada Konsistensi dan Fondasi Jangka Panjang Timnas Indonesia

Meskipun gagal melaju ke Piala Dunia 2026, Iwan Setiawan menilai langkah Timnas Indonesia tidak sepenuhnya buruk. Ia berpendapat bahwa Indonesia kini sudah berada di jalur yang tepat untuk naik level di kancah sepak bola Asia.

“Inilah satu-satu langkah kita. Sekarang kita sudah sejajar dengan negara-negara Asia grade A, dan itu harus dijaga agar konsisten,” ujar Iwan Setiawan.

Iwan Setiawan menekankan bahwa target realistis saat ini bukanlah langsung menembus Piala Dunia, melainkan memastikan bahwa Timnas Indonesia setara dalam kualitas permainan dengan tim-tim top Asia seperti Jepang, Korea Selatan, dan Arab Saudi.

Halaman:


Terkini Lainnya
Waduk Mrica Banjarnegara Catat Curah Hujan Tertinggi, BMKG Klaim Upaya Modifikasi Cuaca Berhasil
Waduk Mrica Banjarnegara Catat Curah Hujan Tertinggi, BMKG Klaim Upaya Modifikasi Cuaca Berhasil
Jawa Tengah
Daftar Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2026
Daftar Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2026
Jawa Barat
Uji Coba WFH ASN Jabar Dimulai November 2025, Target Efisiensi Operasional hingga 20 Persen
Uji Coba WFH ASN Jabar Dimulai November 2025, Target Efisiensi Operasional hingga 20 Persen
Jawa Barat
BMKG: Waspadai Potensi Cuaca Ekstrem di Puncak Musim Hujan
BMKG: Waspadai Potensi Cuaca Ekstrem di Puncak Musim Hujan
Banten
Mahasiswa Dikeroyok hingga Tewas di Masjid Agung Sibolga, 5 Pelaku Seret dan Injak Korban Terekam CCTV
Mahasiswa Dikeroyok hingga Tewas di Masjid Agung Sibolga, 5 Pelaku Seret dan Injak Korban Terekam CCTV
Sumatera Utara
Sidang Kasus Penganiayaan Prada Lucky Namo: Peran Letnan Ahmad Faisal Diperiksa
Sidang Kasus Penganiayaan Prada Lucky Namo: Peran Letnan Ahmad Faisal Diperiksa
Jawa Timur
BMKG Prediksi Puncak Musim Hujan 2025 Lebih Lama, Bisa Berlangsung hingga Februari 2026
BMKG Prediksi Puncak Musim Hujan 2025 Lebih Lama, Bisa Berlangsung hingga Februari 2026
Sumatera Selatan
Daftar 15 Golongan Orang yang Bisa Naik MRT, LRT, dan Transjakarta Gratis
Daftar 15 Golongan Orang yang Bisa Naik MRT, LRT, dan Transjakarta Gratis
Jawa Barat
Setelah Tambang Ditutup, Dedi Mulyadi Beri Dana Kompensasi ke 9.300 Warga Bogor yang Terdampak
Setelah Tambang Ditutup, Dedi Mulyadi Beri Dana Kompensasi ke 9.300 Warga Bogor yang Terdampak
Jawa Barat
Prakiraan Cuaca Sulawesi Selatan 3 November 2025: Berawan di Beberapa Wilayah
Prakiraan Cuaca Sulawesi Selatan 3 November 2025: Berawan di Beberapa Wilayah
Sulawesi Selatan
Harga Emas Antam Turun Rp 12.000 di Awal November, Simak Pecahan dan Buyback Terbarunya
Harga Emas Antam Turun Rp 12.000 di Awal November, Simak Pecahan dan Buyback Terbarunya
Kalimantan Barat
Tanda Duka Pakubuwono XIII Wafat, Keraton Yogya Tiadakan Pentas dan Tak Bunyikan Gamelan
Tanda Duka Pakubuwono XIII Wafat, Keraton Yogya Tiadakan Pentas dan Tak Bunyikan Gamelan
Jawa Tengah
Kala Jokowi dan Gibran Melayat Raja Keraton Solo PB XIII
Kala Jokowi dan Gibran Melayat Raja Keraton Solo PB XIII
Jawa Tengah
BMKG Bersama BNPB Lakukan Modifikasi Cuaca untuk Redam Hujan Ekstrem di Jawa
BMKG Bersama BNPB Lakukan Modifikasi Cuaca untuk Redam Hujan Ekstrem di Jawa
Banten
Setelah Jokowi, Budi Arie Yakin Projo Mampu Antar Prabowo Jadi Presiden Dua Periode
Setelah Jokowi, Budi Arie Yakin Projo Mampu Antar Prabowo Jadi Presiden Dua Periode
Jawa Tengah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Komentar
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau