Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Kasim Arifin, Mahasiswa IPB yang Pilih Jalani KKN 15 Tahun demi Bantu Warga Desa

Kompas.com - 19/09/2025, 11:00 WIB
Fatimah Az Zahra,
Irawan Sapto Adhi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ada kisah seorang mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) yang memilih untuk menjalani "Kuliah Kerja Nyata (KKN) selama 15 tahun" demi ingin mengubah nasib warga desa.

Namanya, Muhammad Kasim Arifin yang berasal dari Langsa, Aceh. Ia pertama kali menginjakkan kaki di Waimital, Pulau Seram, Maluku pada 1964.

KKN sendiri dulunya bernama Program Pengerahan Mahasiswa, yang dilaksanakan sebagai bentuk pengabdian mahasiswa kepada masyarakat. Kegiatan tersebut umumnya dilaksanakan selama 1-3 bulan.

Namun, Kasim ingin membangun desa tersebut hingga berlanjut tinggal di desa tersebut selama 15 tahun. Ia bahkan sempat menolak ketika diminta oleh Rektor IPB untuk kembali ke kampus.

Lantas, seperti apa kisah Muhammad Kasim Arifin KKN 15 tahun?

Baca juga: Pakar IPB Peringatkan Bahaya Membungkus Ikan Pindang dengan Kertas Bekas

Hidup jadi petani dan edukasi warga

Kisah Kasim bermula ketika ia mendatangi salah satu daerah terpencil di Maluku dalam rangka menjalankan program KKN pada 1964.

Daerah tersebut adalah Waimital, yang terletak di Pulau Seram dan merupakan daerah tujuan transmigrasi di Maluku.

Kala terjun ke masyarakat, Kasim bersama teman-temannya fokus dalam memberikan edukasi.

Ia mengajarkan petani cara mengolah sawah, membantu masyarakat setempat, membuatkan irigasi bahkan hingga jalan desa.

Dalam dedikasinya kepada masyarakat, ia bahkan harus berjalan kaki sejauh 20 kilometer setiap harinya.

KKN yang ia jalanya seharusnya rampung hanya 3 bulan dan mahasiswa bisa kembali ke kampus. Namun, di saat teman-temannya telah kembali ke Bogor, Kasim memilih bertahan di Waimital.

Sebagaimana dilansir Antara, Senin (29/7/2024), Kasim merasa waktu 3 bulan yang dimilikinya untuk mendampingi masyarakat terlalu singkat dan belum cukup sehingga memutuskan untuk tidak kembali.

Baca juga: Cegah Diabetes, Berapa Batas Konsumsi Gula Harian? Ini Kata Ahli IPB

Kasim pulang setelah dijemput oleh temannya

Kasim pun melanjutkan kehidupannya di Waimital sebagai petani dengan harapan dapat mengangkat taraf hidup masyarakat di sana.

Setelah 15 tahun berlalu, teman seangkatannya di kuliah telah diwisuda. Beberapa bahkan telah menjadi pejabat. Namun, Kasim masih berada di Waimital.

Rektor IPB saat itu, Andi Hakim Nasution memanggil Kasim untuk menyelesaikan kuliahnya, tetapi Kasim tak mengindahkan perintah tersebut.

Halaman:


Terkini Lainnya
Sering Tidak Disadari, 10 Kebiasaan Ini Membuat Rumah Berbau Tak Sedap
Sering Tidak Disadari, 10 Kebiasaan Ini Membuat Rumah Berbau Tak Sedap
Tren
Pesawat Airbus A400M Pertama untuk TNI AU Tiba di Indonesia, Ini Harga dan Spesifikasinya
Pesawat Airbus A400M Pertama untuk TNI AU Tiba di Indonesia, Ini Harga dan Spesifikasinya
Tren
Cara Aktivasi Paket ChatGPT Go Telkomsel
Cara Aktivasi Paket ChatGPT Go Telkomsel
Tren
Nasi di Kulkas Lebih dari 24 Jam, Aman untuk Diabetes atau Berisiko Jadi Racun?
Nasi di Kulkas Lebih dari 24 Jam, Aman untuk Diabetes atau Berisiko Jadi Racun?
Tren
Studi: Negara Paling Bahagia Bisa Jadi Negara Paling Sehat, Ini Syaratnya
Studi: Negara Paling Bahagia Bisa Jadi Negara Paling Sehat, Ini Syaratnya
Tren
Mesir Akhirnya Buka Grand Egyptian Museum di Dekat Piramida Giza, Apa Isinya?
Mesir Akhirnya Buka Grand Egyptian Museum di Dekat Piramida Giza, Apa Isinya?
Tren
Nyalakan Terang dari Serang hingga Kupang: Hana dan Tata Bergerak Lindungi Anak dari Kekerasan Seksual
Nyalakan Terang dari Serang hingga Kupang: Hana dan Tata Bergerak Lindungi Anak dari Kekerasan Seksual
Tren
Ingin Rumah Tetap Sejuk Tanpa AC? Ini 3 Tips dari Dosen Teknik Sipil
Ingin Rumah Tetap Sejuk Tanpa AC? Ini 3 Tips dari Dosen Teknik Sipil
Tren
Horor Kemacetan: Menghidupkan (Kembali) 'Work from Everywhere'
Horor Kemacetan: Menghidupkan (Kembali) "Work from Everywhere"
Tren
Hati-hati, Ragam Perangkat Ini Tetap Sedot Listrik meski Tombol “Off” Sudah Ditekan
Hati-hati, Ragam Perangkat Ini Tetap Sedot Listrik meski Tombol “Off” Sudah Ditekan
Tren
15 Kelompok Orang yang Bisa Nikmati MRT, LRT, dan Transjakarta Gratis 6 Bulan, Siapa Saja?
15 Kelompok Orang yang Bisa Nikmati MRT, LRT, dan Transjakarta Gratis 6 Bulan, Siapa Saja?
Tren
Warganet Pertanyakan Reaktivasi Jalur KA Purwokerto–Wonosobo, Ini Tanggapan KAI
Warganet Pertanyakan Reaktivasi Jalur KA Purwokerto–Wonosobo, Ini Tanggapan KAI
Tren
Mengenal QRIS Tap, Apa Bedanya dengan QRIS Biasa?
Mengenal QRIS Tap, Apa Bedanya dengan QRIS Biasa?
Tren
Kronologi Pemuda Tewas Dikeroyok di Masjid Agung Sibolga Usai Dilarang Tidur Dini Hari
Kronologi Pemuda Tewas Dikeroyok di Masjid Agung Sibolga Usai Dilarang Tidur Dini Hari
Tren
5 Transportasi Umum di Jabodetabek yang Bisa Pakai QRIS Tap
5 Transportasi Umum di Jabodetabek yang Bisa Pakai QRIS Tap
Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau