Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Titik Balik Israel-Australia: Dulu Kawan Kini Lawan, PM Perang Kata-kata

Kompas.com - 22/08/2025, 16:07 WIB
Albertus Adit

Penulis

Sumber AFP

CANBERRA, KOMPAS.com – Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu menyebut PM Australia Anthony Albanese sebagai “politisi lemah”, dalam pernyataan terbuka yang memicu ketegangan diplomatik antara kedua negara.

Pernyataan bernada keras itu disampaikan Netanyahu menyusul keputusan Australia untuk mengakui negara Palestina, yang diumumkan pekan lalu. Langkah ini dinilai sebagai titik balik dalam hubungan bilateral yang selama puluhan tahun dikenal erat.

Netanyahu bahkan menuduh Albanese “mengkhianati Israel” dan menyebutnya “menelantarkan orang-orang Yahudi Australia”.

Baca juga: Netanyahu: Israel Punya PR untuk Dapat Dukungan Gen Z di Barat

“Sejarah akan mengingat Albanese apa adanya, seorang politisi lemah yang mengkhianati Israel dan menelantarkan orang-orang Yahudi Australia,” tulis Netanyahu dalam unggahan di platform X, Rabu (20/8/2025).

Pernyataan itu segera memicu reaksi keras dari pejabat Australia. Menteri Dalam Negeri Australia Tony Burke menilai tuduhan Netanyahu sebagai bentuk agresi verbal yang tidak mencerminkan kekuatan sejati.

“Kekuatan tidak diukur dari berapa banyak orang yang bisa Anda ledakkan atau berapa banyak anak yang bisa Anda biarkan kelaparan,” ujar Burke kepada stasiun tv nasional ABC, dikutip dari AFP.

Ia menambahkan, tindakan yang diambil Israel justru membuat negara itu kian terisolasi dari komunitas internasional.

“Itu juga tidak menguntungkan mereka,” tegas Burke.

Baca juga: Halangi Negara Palestina, Israel Lancarkan Proyek Permukiman di Tepi Barat

Ketegangan diplomatik meningkat

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu saat mengunjungi Institut Sains Weizmann yang hancur dirudal Iran di Kota Rehovot, Israel, 20 Juni 2025.AFP/JACK GUEZ Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu saat mengunjungi Institut Sains Weizmann yang hancur dirudal Iran di Kota Rehovot, Israel, 20 Juni 2025.
Ketegangan antara Australia dan Israel telah berlangsung selama lebih dari seminggu terakhir.

Pemerintah Australia sebelumnya membatalkan visa kunjungan politisi sayap kanan Israel, Simcha Rothman, dengan alasan tur pidatonya dapat memicu perpecahan sosial.

Sebagai balasan, Israel mencabut visa perwakilan diplomatik Australia untuk Otoritas Palestina.

Konflik diplomatik ini makin memburuk setelah pernyataan publik dari Netanyahu, yang dilihat sebagai bentuk tekanan terhadap keputusan luar negeri Canberra.

Dukungan Australia terhadap Palestina

Keputusan Australia untuk mendukung pengakuan negara Palestina sejalan dengan langkah sejumlah negara Barat lainnya, termasuk Perancis, Kanada, dan Inggris.

Kebijakan ini menimbulkan kekecewaan di kalangan komunitas Yahudi Australia, yang memiliki sejarah panjang di negara tersebut.

Pada era 1950-an, Melbourne menjadi salah satu kota dengan jumlah penyintas Holocaust terbesar di luar Israel, bila dibandingkan secara proporsional terhadap populasi.

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya
Ketika Jet Tempur Andalan AS Jatuh oleh Rudal Usang Lawas Soviet...
Ketika Jet Tempur Andalan AS Jatuh oleh Rudal Usang Lawas Soviet...
Internasional
Parlemen ASEAN Soroti Demo Indonesia, Kecam Tindakan Keras Aparat
Parlemen ASEAN Soroti Demo Indonesia, Kecam Tindakan Keras Aparat
Internasional
Pria di China Bobol Rumah, Ambil Darah Korban untuk Redakan Stres
Pria di China Bobol Rumah, Ambil Darah Korban untuk Redakan Stres
Internasional
Museum Legendaris Van Gogh Belanda Terancam Tutup, Kurang Dana Rp 2 Triliun
Museum Legendaris Van Gogh Belanda Terancam Tutup, Kurang Dana Rp 2 Triliun
Internasional
Vietnam Naikkan Tunjangan Guru 70 Persen
Vietnam Naikkan Tunjangan Guru 70 Persen
Internasional
Korban Salah Tangkap Meninggal, Polisi Jepang Minta Maaf 4 Tahun Kemudian
Korban Salah Tangkap Meninggal, Polisi Jepang Minta Maaf 4 Tahun Kemudian
Internasional
Heboh Anjing Bertato di China, Dianggap Penyiksaan Hewan
Heboh Anjing Bertato di China, Dianggap Penyiksaan Hewan
Internasional
Kenya Sempat Ricuh karena Demo Pajak, Polisi Tembak Demonstran
Kenya Sempat Ricuh karena Demo Pajak, Polisi Tembak Demonstran
Internasional
Warga Gali Danau, Temukan Fosil Langka Nenek Moyang Buaya Berusia 200 Juta Tahun
Warga Gali Danau, Temukan Fosil Langka Nenek Moyang Buaya Berusia 200 Juta Tahun
Internasional
Jet Tempur Seharga Rp 3 T Jatuh, Pilot Telepon 5 Teknisi Saat Terbang
Jet Tempur Seharga Rp 3 T Jatuh, Pilot Telepon 5 Teknisi Saat Terbang
Internasional
Lukisan Legendaris 80 Tahun Hilang, Tiba-tiba Muncul di Iklan Rumah
Lukisan Legendaris 80 Tahun Hilang, Tiba-tiba Muncul di Iklan Rumah
Internasional
Arahan Membingungkan, Jet Bomber B-52 Nyaris Tabrak 2 Pesawat Sipil
Arahan Membingungkan, Jet Bomber B-52 Nyaris Tabrak 2 Pesawat Sipil
Internasional
Teror Ulat Pemakan Daging Manusia Hantui AS, Sudah 1 Orang Jadi Korban
Teror Ulat Pemakan Daging Manusia Hantui AS, Sudah 1 Orang Jadi Korban
Internasional
Sembunyi di Indonesia, 6 Buron 'Most Wanted' Sri Lanka Ditangkap
Sembunyi di Indonesia, 6 Buron "Most Wanted" Sri Lanka Ditangkap
Internasional
Sengketa Batu Mars Terbesar di Bumi: Laku Rp 86 M, Tak Jelas Milik Siapa
Sengketa Batu Mars Terbesar di Bumi: Laku Rp 86 M, Tak Jelas Milik Siapa
Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau