KOMPAS.com - Data terbaru mengungkapkan tenaga surya untuk pertama kalinya dalam sejarah, mengungguli semua sumber energi lain dan menjadi penghasil listrik utama di Uni Eropa pada bulan Juni.
Energi surya menyumbangkan 22 persen dari seluruh produksi listrik Uni Eropa, sehingga melampaui energi nuklir yang hanya menyumbang 21,6 persen dari total listrik yang dihasilkan.
Menurut data yang dirilis oleh Eurostat, yaitu lembaga statistik resmi UE, lebih dari 50 persen pasokan listrik Uni Eropa selama periode kuartal kedua 2025 dihasilkan oleh sumber energi terbarukan.
Sebanyak tiga negara Eropa sukses memproduksi lebih dari 90 persen kebutuhan listrik mereka menggunakan energi terbarukan.
Baca juga: Bahaya Tersembunyi Tenaga Surya, Ladangnya Ganggu Habitat Satwa Liar
Selain itu, melansir Independent, Kamis (2/10/2025) 15 negara lainnya berhasil meningkatkan proporsi energi terbarukan dalam total campuran energi nasional mereka dibandingkan tahun sebelumnya.
Laporan dari Eurostat menunjukkan bahwa Denmark menjadi negara dengan proporsi energi terbarukan tertinggi dalam produksi listrik bersihnya (94,7 persen), diikuti oleh Latvia (93,4 persen) dan Austria (91,8 persen).
Sementara itu kenaikan pangsa energi terbarukan terbesar dari tahun ke tahun dicatat oleh Luksemburg (+13.5 poin persentase) dan Belgia (+9.1 poin persentase), di mana peningkatan di kedua negara tersebut didorong oleh peningkatan produksi energi surya.
Lebih lanjut, berdasarkan laporan studi dari tahun 2023, tenaga surya diprediksi akan menjadi sumber energi terbesar secara global pada tahun 2050.
Adopsi energi surya ini diperkirakan akan semakin cepat karena biayanya menurun dan efisiensinya meningkat.
Perkembangan teknologi energi terbarukan menunjukkan pula bahwa, dalam beberapa dekade ke depan, pembangkitan listrik dari bahan bakar fosil tidak akan lagi menguntungkan secara finansial.
Baca juga: Lonjakan Permintaan dan Perubahan Iklim Sebabkan Kurangnya Pasokan Tenaga Surya
Dua laporan PBB yang dirilis Juli lalu menyimpulkan bahwa pergeseran dunia ke energi terbarukan sudah mencapai titik balik positif.
Menanggapi hal ini, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyebutnya sebagai awal dari era energi baru.
Kendati terjadi perkembangan yang baik, ada upaya penentangan dari kekuatan ekonomi terbesar di dunia untuk beralih kembali menggunakan pembangkit listrik yang mencemari lingkungan.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya