Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 09/10/2025, 19:21 WIB
HTRMN,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi

"Kami melakukan baseline study terlebih dahulu untuk memastikan nanas cocok ditanam di sini," ungkap Sainab.

Baca juga: Vale Indonesia Ubah Limbah Nikel Jadi Berkah lewat Inisiatif Sirkular

Ditanam secara organik, tanpa pestisida kimia, bibit-bibit nanas tersebut bertumbuh sangat baik. Ukuran dan bobotnya bahkan jauh lebih besar melebihi nanas dari daerah asalnya.

Ketua Kelompok Tani Ponda'ta Yohanis Gusti mengungkapkan bahwa buah nanas terbesar yang pernah dipanen mencapai 7 kilogram. Nanas dijual Rp 15.000 per kilogram dan laris manis di pasaran lokal.

"Konsumsi masyarakat terhadap nanas sangat tinggi. Kami belum bisa ekspor karena stok masih terbatas," tutur Yohanis.

Kini, dari 50 hektare lahan kritis yang ada di Desa Tabarano, 5 hektare di antaranya telah disulap menjadi kebun nanas bernama Ponda’ta. Dari 15.000 bibit yang diberikan, sekarang ada 26.000 pohon nanas yang tumbuh subur di kebun tersebut.

Baca juga: PT Vale Indonesia Sabet Lestari Award 2025 untuk Program Kehati Lutim Bersinergi

Berdayakan kelompok rentan

Program nanas di Desa Tabarano menciptakan efek berganda. Tidak hanya menyulap lahan tidur jadi produktif kembali, tapi juga memberdayakan kelompok rentan ekonomi dan perempuan.

Sehari-harinya, kegiatan berkebun dilakukan oleh Kelompok Tani Ponda'ta yang beranggotakan 17 petani. Sebagian dari mereka berasal dari kelompok rentan ekonomi.

Salah satu anggota Kelompok Tani Ponda’ta, Rafael, menuturkan manfaat langsung dari program nanas yang ada di Desa Tabarano. Pria berusia 60 tahun ini adalah pensiunan kontraktor Vale. Sempat tidak bekerja beberapa waktu, ia ditawari bergabung ke kelompok tani atas ajakan kepala desa.

Dari situ, Rafael kini bisa mendapatkan penghasilan tetap Rp 1,5 juta per bulan.

Baca juga: Vale Indonesia Lakukan Reklamasi 3.791 Hektare Lahan Tambang di Sulsel

“Perbedaan dari segi penghasilannya, beda memang,” ucapnya.

Selain itu, Rafael menilai, program nanas di Desa Tabarano sangat baik untuk jangka panjang, tidak hanya untuknya, tapi juga untuk anak cucu masyarakat desa.

Menggerakkan roda ekonomi perempuan

Meski demikian keberhasilan panen nanas bukan tanpa tantangan. Justru, hal ini memunculkan tantangan baru, yaitu daya tahan buah yang terbatas. Nanas segar hanya bertahan seminggu sebelum rusak. Untuk mengatasi hal ini, dibentuk kelompok pengolah produk turunan nanas yang beranggotakan 12 perempuan ibu rumah tangga.

Salah satu anggota kelompok, Gilda Melyani, bercerita tentang awal mula keterlibatan mereka. Kelompok ini terbentuk pada awal 2024, setahun setelah penanaman nanas dimulai. Tujuannya, untuk mendukung kesuksesan program desa.

Baca juga: Menilik Pertanian Organik di Wasuponda Sulawesi Selatan

Beruntung, kata Gilda, PT Vale Indonesia turut mendampingi. Perusahaan memberikan pelatihan diversifikasi produk turunan nanas kepada kelompok perempuan ini. Mereka belajar membuat dodol nanas, selai, sirup, asinan, hingga keripik nanas. Vale juga membantu pengurusan sertifikasi halal dan Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT).

Meski tantangannya adalah pasokan buah nanas yang belum banyak, Gilda tetap optimistis bahwa kegiatan ini akan memberikan manfaat jangka panjang.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Tropenbos Indonesia: Restorasi Gambut Swakelola di Tingkat Tapak Butuh Pendampingan
Tropenbos Indonesia: Restorasi Gambut Swakelola di Tingkat Tapak Butuh Pendampingan
LSM/Figur
KLH Targetkan Dekontaminasi Cikande Selesai Akhir November
KLH Targetkan Dekontaminasi Cikande Selesai Akhir November
Pemerintah
Puncak Musim Hujan, BMKG Gelar Operasi Modifikasi Cuaca untuk Cegah Banjir
Puncak Musim Hujan, BMKG Gelar Operasi Modifikasi Cuaca untuk Cegah Banjir
Pemerintah
Menteri LH: Cengkih Terpapar Radioaktif Asal Lampung Tertangani
Menteri LH: Cengkih Terpapar Radioaktif Asal Lampung Tertangani
Pemerintah
Menyelamatkan Lahan Kritis Indonesia dari Desa: Pelajaran Ekologi dari Perlang
Menyelamatkan Lahan Kritis Indonesia dari Desa: Pelajaran Ekologi dari Perlang
Pemerintah
PLTN Pulau Gelasa dan Ujian Tata Kelola Risiko
PLTN Pulau Gelasa dan Ujian Tata Kelola Risiko
Pemerintah
Gunung Ditutup karena Sampah: Cermin Buram Wisata Alam Kita
Gunung Ditutup karena Sampah: Cermin Buram Wisata Alam Kita
Pemerintah
Menebus Keadilan Arjuno Welirang
Menebus Keadilan Arjuno Welirang
Pemerintah
Fortifikasi Pangan, Strategi Efektif Wujudkan SDM Unggul dan Ketahanan Gizi Nasional
Fortifikasi Pangan, Strategi Efektif Wujudkan SDM Unggul dan Ketahanan Gizi Nasional
BrandzView
FAO Masukkan Salak Bali Dalam Daftar Warisan Pertanian Baru
FAO Masukkan Salak Bali Dalam Daftar Warisan Pertanian Baru
Pemerintah
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem Sepekan ke Depan, Ini Wilayah yang Harus Waspada
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem Sepekan ke Depan, Ini Wilayah yang Harus Waspada
Pemerintah
PSN Tebu untuk Etanol di Merauke Dinilai Tak Jawab Transisi Energi Bersih
PSN Tebu untuk Etanol di Merauke Dinilai Tak Jawab Transisi Energi Bersih
LSM/Figur
GBC Indonesia Dorong Prinsip Bangunan Hijau Jadi Solusi Iklim Lewat 'Greenship Award 2025'
GBC Indonesia Dorong Prinsip Bangunan Hijau Jadi Solusi Iklim Lewat "Greenship Award 2025"
Swasta
Agroforestri Intensif Berpotensi Masuk Pasar Karbon, tapi Terkendala Dana
Agroforestri Intensif Berpotensi Masuk Pasar Karbon, tapi Terkendala Dana
LSM/Figur
IAEA: Dekarbonisasi dengan Manfaatkan Nuklir Tak Boleh Abaikan Keamanan dan Keselamatan
IAEA: Dekarbonisasi dengan Manfaatkan Nuklir Tak Boleh Abaikan Keamanan dan Keselamatan
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau