JAKARTA, KOMPAS.com - Dinas Pendidikan (Disdik) DKI Jakarta menegaskan akan mencabut bantuan pendidikan Kartu Jakarta Pintar (KJP) Plus maupun Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul (KJMU) dari siswa atau mahasiswa yang terbukti melakukan perusakan atau tindakan anarkis saat demonstrasi.
Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) DKI Jakarta, Nahdiana mengatakan, sanksi hanya akan diberikan jika sudah ada putusan hukum tetap. Artinya, bantuan tidak langsung dicabut sebelum ada keputusan pengadilan.
“Tentu saja, kami tidak akan gegabah. Kami akan menunggu sampai proses hukumnya berkekuatan tetap,” ujar Nahdiana, Selasa (2/9/2025).
Baca juga: Ahmad Sahroni Laporkan Kasus Penjarahan Rumahnya ke Polisi
Nahdiana menegaskan, peserta didik memiliki hak untuk menyampaikan pendapat di hadapan umum dan tidak menjadi alasan pencabutan bantuan.
Sanksi hanya diberikan jika ada tindak pidana berupa perusakan atau tindakan anarkis lain.
“Penyampaian pendapat adalah hak konstitusional setiap warga negara, termasuk peserta didik. Tugas kita adalah membekali dan mendampingi mereka agar mampu menyampaikan aspirasi dengan cara yang tertib dan bertanggung jawab,” kata dia.
Ia menambahkan, pihak sekolah diminta aktif memberikan pembekalan, pendampingan, dan pembinaan agar siswa tidak terprovokasi melakukan tindakan anarkis.
“Kami mengajak semua pihak, baik sekolah, orang tua, maupun masyarakat, untuk bersama-sama membimbing dan mendampingi anak-anak kita agar mereka bisa menyalurkan pendapat secara konstruktif,” lanjut Nahdiana.
Baca juga: Kala Depan Gedung DPR RI Berubah Jadi Spot Nongkrong Warga
Sebelumnya, Kapolda Metro Jaya Irjen Asep Edi Suheri mengaku telah menangkap sekitar 1.240 orang yang diduga membuat kericuhan dalam aksi unjuk rasa, Jumat (29/8/2025).
Mayoritas massa berasal dari luar Jakarta, seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Banten.
“Sekitar 1.240 ya yang mana mereka berasal dari wilayah luar Jakarta, ada yang dari Jawa Barat ada yang dari Jawa dari Banten," kata Asep di Balai Kota Jakarta, Senin (1/9/2025).
Sementara itu, Pangdam Jaya Mayjen Deddy Surya menyebut banyak orang yang turun ke jalan belakangan ini merupakan pelajar SMA dan STM.
"Perlu kami sampaikan bahwa masa ini adalah sekarang lebih ke banyak anak-anak SMA maupun STM dan ini juga bagian dari pada yang harus saling jaga bersama warga,” kata Deddy.
Baca juga: Polisi Tangkap Direktur Lokataru Delpedro Marhaen atas Dugaan Penghasutan
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini