JAKARTA, KOMPAS.com - Penasihat Presiden Prabowo Subianto sekaligus Professor of Practice di Hult International Business School, Riaz Shah, menilai bahwa menilai Indonesia memiliki peluang besar melalui bonus demografi untuk melesat menjadi negara maju.
Namun, ia mengingatkan, tanpa pendidikan berkualitas dan persiapan generasi muda, bonus demografi justru bisa berubah menjadi beban pembangunan.
“Bonus demografi kalau tidak dimanfaatkan sebaik-baiknya, dia akan menjadi beban," ujarnya dalam acara Indonesia Human Capital & Beyond Summit 2025 yang diselenggarakan di ICE BSD, Tangerang, Selasa (2/9/2025).
Baca juga: Mencegah Kutukan Demografi: Merealisasi Janji 19 Juta Lapangan Kerja
"Oleh sebab itu, agar potensi ini tidak menjadi beban, kuncinya adalah mempersiapkan generasi muda sejak dini melalui pendidikan dasar yang berkualitas, penekanan pada keterampilan soft skill seperti public speaking dan integritas, serta memberikan pelatihan vokasional dan profesional yang relevan dengan dunia kerja,” lanjut dia.
Riaz mengatakan, negara juga perlu menciptakan iklim usaha yang baik untuk mendukung kewirausahaan dengan regulasi yang sederhana, sehingga masyarakat dapat dengan mudah memulai dan mengembangkan bisnis.
Kolaborasi dengan perusahaan besar, salah satunya adalah BUMN, juga penting untuk mempercepat kapasitas tenaga kerja.
Dia menyakini bahwa dengan fokus pada pendidikan, pelatihan, dan dukungan kewirausahaan, Indonesia bisa memaksimalkan bonus demografi yang menjadi motor pembangunan dan daya saing dibandingkan dengan negara lain.
“Dengan memanfaatkan bonus demografi yang benar-benar dimanfaatkan dengan baik, saya pikir Indonesia bisa jauh lebih berkembang dibandingkan dengan negara lain,” ucap Riaz.
Baca juga: Apa Kabar Rencana Pembangunan LRT Sampai Bogor? Ini Bocorannya
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini