JAKARTA, KOMPAS.com – Kekosongan stok beras premium di sejumlah toko ritel modern saat ini tidak menandakan kelangkaan beras. Menteri Pertanian Amran Sulaiman menegaskan, kondisi ini terjadi karena pergeseran pola distribusi beras dari pabrik ke pasar tradisional.
"Yang dikatakan langka kalau ada orang ngantre beli beras. Ini ada pergeseran pola pendistribusi beras dari sebelumnya dan sekarang. Ini mengisi ruang pasar tradisional dari pabrik kecil ke pasar tradisional," ujar Amran di Kantor Bulog, Jakarta, Selasa (2/9/2025).
Amran menjelaskan, sebelumnya distribusi beras premium didominasi pabrik besar ke ritel modern. Kini, sebagian dialihkan ke pasar tradisional, sehingga omzet penjualan di pasar tradisional meningkat.
"Kalau produksi beras baik, itu bukan langka. Semua indikator, termasuk inflasi dan produksi, alhamdulillah baik," katanya.
Baca juga: Penyaluran Beras SPHP Baru 20,21 Persen dari Target 1,3 Juta Ton
Data Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan produksi beras pada Oktober 2025 mencapai 31,04 juta ton, dan hingga Desember 2025 bisa tembus 34 juta ton. Tahun 2024, produksi 30 juta ton tercapai pada Desember.
Meski stok beras premium terlihat menipis, beberapa toko ritel modern masih menjual merek tertentu.
Pantauan Kompas.com pada Minggu (24/8/2025) di Superindo Mayestik, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, hanya tersedia beras Topi Koki seharga Rp 140.790 per kemasan 5 kilogram. Sedangkan beras SPHP Bulog kosong.
Seorang karyawan Superindo mengatakan, "Pasokan yang ada ini aja, yang lain suplier belum datang, yang SPHP enggak ada."
Baca juga: Beras Premium di Ritel Kosong, Mentan: Karena Pergeseran Distribusi
Kondisi serupa terlihat di Alfamidi Panglima Polim, sementara Alfamart hanya menyisakan satu karung beras Raja Platinum 5 kilogram seharga Rp 74.500.
Menurut karyawan minimarket, kekosongan stok SPHP terjadi karena penarikan akibat kasus beras oplosan.
"SPHP ditarik semua, kemarin kasus beras oplosan itu, jadi tinggal merek Raja," ujarnya.
Baca juga: Mentan Klaim Harga Beras Turun di 32 Provinsi
Di pasar tradisional, pasokan beras premium juga terbatas. Di Pasar Mayestik, Kebayoran Baru, harga beras Pandan Wangi mencapai Rp 22.000 per kilogram, jauh di atas Harga Eceran Tertinggi Rp 14.900 per kilogram.
Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Iqbal Shoffan Shofwan menambahkan, ritel modern saat ini berhati-hati menjual beras premium.
"Mereka melihat dulu packaging beras premium ini sesuai enggak dengan klaim mereka di package-nya," kata Iqbal di JCC, Senayan, Jumat (29/8/2025).
Aprindo menyebut, langkah itu untuk menghindari kerugian konsumen. Sementara beras SPHP kini sudah disalurkan ke ratusan gerai ritel di Indonesia, dan diharapkan distribusinya semakin masif.
Baca juga: Bulog Pastikan HET Beras SPHP Tetap Rp12.500 per Kilogram
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini