Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Aznil Tan
Direktur Eksekutif Migrant Watch

Direktur Eksekutif Migrant Watch

Jebakan Struktural "Job Hugging" pada Gen Z

Kompas.com - 25/09/2025, 06:12 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

GENERASI Z tumbuh di era digitalisasi masif, dominasi media sosial, serta krisis global yang datang silih berganti.

Karakteristik lingkungan ini membentuk pola pikir kerja yang berbeda dari generasi sebelumnya, terutama dalam memandang stabilitas, fleksibilitas, dan makna karier.

Salah satu label yang paling sering dilekatkan pada mereka adalah kecenderungan job hopping—yakni berpindah pekerjaan dengan cepat demi memperoleh fleksibilitas, imbalan finansial lebih tinggi, maupun pengalaman baru.

Akibatnya, Generasi Z kerap dipersepsikan sebagai kelompok pekerja yang sulit bertahan lama di satu tempat kerja.

Stereotip ini memperkuat citra bahwa mereka mudah bosan, cepat mengajukan resign, dan selalu terdorong untuk mencari tantangan baru.

Namun, belakangan muncul paradoks menarik. Di balik citra “mudah pindah kerja”, sebagian besar Gen Z justru terjebak dalam fenomena job hugging—bertahan lama pada posisi yang sama.

Baca juga: Biaya Keracunan MBG yang Tak Terlihat

Fenomena ini sering kali bukan karena pilihan sadar, melainkan akibat keterbatasan struktural: akses kerja sempit, jenjang karier buntu, hingga kondisi pasar tenaga kerja yang semakin kompetitif.

Pada masa lalu, bertahan lama di satu posisi sering dipandang sebagai tanda loyalitas, stabilitas, dan profesionalisme. Namun, di era ketika Generasi Z mulai mendominasi angkatan kerja, makna job hugging mengalami pergeseran.

Fenomena ini menghadirkan pertanyaan penting: apakah bertahan lama di satu pekerjaan masih bisa dimaknai sebagai loyalitas murni, ataukah justru merupakan bentuk strategi bertahan dalam dunia kerja yang penuh ketidakpastian, terbatasnya mobilitas, dan semakin sempitnya peluang promosi?

Jebakan Struktural Gen Z

Fenomena job hugging—di mana pekerja bertahan lama di satu posisi meskipun tidak puas—semakin mencuat di kalangan Generasi Z.

Namun, data statistik spesifik mengenai persentase Gen Z yang terjebak dalam job hugging di Indonesia masih terbatas. Meski demikian, beberapa indikator menunjukkan tren tersebut.

Di era Gen Z, job hugging tidak lagi bisa disamaratakan sebagai simbol loyalitas semata. Fenomena ini kerap merefleksikan kondisi struktural yang membatasi mobilitas dan pengembangan karier.

Masalah utama adalah bahwa job hugging pada Gen Z sering kali bukan pilihan sadar. Banyak dari mereka bertahan di pekerjaan kontrak, posisi administratif, atau pekerjaan serabutan dengan sedikit ruang untuk promosi dan pengembangan kompetensi.

Keputusan untuk bertahan lebih banyak dipengaruhi oleh kebutuhan stabilitas finansial dan kepastian ekonomi, meski hal itu berarti mengorbankan aspirasi profesional, pertumbuhan keterampilan, dan aktualisasi diri.

Fenomena ini jelas bertolak belakang dengan retorika umum yang menyebut Gen Z sebagai generasi “mudah resign” dan selalu mencari pengalaman baru.

Halaman:


Terkini Lainnya
IHSG Ditutup Melonjak 1,36 Persen pada 8.275, Cetak Rekor Tertinggi Sepanjang Sejarah Lagi
IHSG Ditutup Melonjak 1,36 Persen pada 8.275, Cetak Rekor Tertinggi Sepanjang Sejarah Lagi
Cuan
Perkuat Keamanan Logistik Nasional, IPC TPK Operasikan Alat Pemindai Peti Kemas di Tanjung Priok
Perkuat Keamanan Logistik Nasional, IPC TPK Operasikan Alat Pemindai Peti Kemas di Tanjung Priok
Industri
Inflasi Telur dan Daging Ayam Ras Melonjak, BPS Sebut Karena Permintaan Tinggi untuk Program MBG
Inflasi Telur dan Daging Ayam Ras Melonjak, BPS Sebut Karena Permintaan Tinggi untuk Program MBG
Ekbis
Target Swasembada Beras: Produksi Melonjak dan Tantangan Struktural
Target Swasembada Beras: Produksi Melonjak dan Tantangan Struktural
Ekbis
Menkeu Purbaya Siapkan Tarif Cukai Khusus untuk Tarik Produsen Rokok Ilegal ke Kawasan KIHT
Menkeu Purbaya Siapkan Tarif Cukai Khusus untuk Tarik Produsen Rokok Ilegal ke Kawasan KIHT
Ekbis
Jaga Daya Saing, AISA Luncurkan Kemasan Baru Salah Satu Produk Makanan Ringannya
Jaga Daya Saing, AISA Luncurkan Kemasan Baru Salah Satu Produk Makanan Ringannya
Cuan
Bank Mandiri Siap Salurkan Rp 3,22 Triliun BLTS Kesra 2025 lewat Jaringan Cabang hingga Mandiri Agen
Bank Mandiri Siap Salurkan Rp 3,22 Triliun BLTS Kesra 2025 lewat Jaringan Cabang hingga Mandiri Agen
Keuangan
Pemda Bisa Pinjam ke Pemerintah Pusat, Purbaya: Bunga 0,5 Persen
Pemda Bisa Pinjam ke Pemerintah Pusat, Purbaya: Bunga 0,5 Persen
Ekbis
Danantara: TOBA Sudah Declaire Tak Ikut Proyek Sampah Jadi Listrik
Danantara: TOBA Sudah Declaire Tak Ikut Proyek Sampah Jadi Listrik
Cuan
BEI Bakal Kirim Surat Keberatan ke MSCI soal Metode Penghitungan Free Float Saham
BEI Bakal Kirim Surat Keberatan ke MSCI soal Metode Penghitungan Free Float Saham
Cuan
DJP Bongkar Kasus Pencucian Uang Senilai Rp 58,2 Miliar
DJP Bongkar Kasus Pencucian Uang Senilai Rp 58,2 Miliar
Ekbis
QRIS Kini Bisa untuk Grab, Transaksi Digital Makin Mudah bagi Pengguna Muda
QRIS Kini Bisa untuk Grab, Transaksi Digital Makin Mudah bagi Pengguna Muda
Keuangan
ETF Emas Ditarget Rilis Sebelum Juni, BEI Masih Tunggu Aturan OJK
ETF Emas Ditarget Rilis Sebelum Juni, BEI Masih Tunggu Aturan OJK
Cuan
Pemerintah Siapkan Rp 180 Miliar untuk Diskon Angkutan Nataru
Pemerintah Siapkan Rp 180 Miliar untuk Diskon Angkutan Nataru
Ekbis
RI Belum Bisa jadi Negara dengan Ekonomi Syariah Terbesar Dunia, Kenapa?
RI Belum Bisa jadi Negara dengan Ekonomi Syariah Terbesar Dunia, Kenapa?
Syariah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau