Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Bakal Wajibkan Food Tray Bersertifikat SNI

Kompas.com - 26/09/2025, 12:12 WIB
Elsa Catriana,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah berencana akan mewajibkan food tray atau nampan makanan bersertifikat SNI.

Hal itu diungkapkan oleh Menteri Perindustrian Agus Gumiwang menyusul banyaknya isu bahwa food tray diduga mengandung bahan non halal.

“Yang kami lakukan adalah untuk menjaga kualitas dari food tray yang selama ini sertifikat SNI adalah sukarela, kita sedang menyusun aturan agar SNI food tray itu wajib. Kita wajibkan standard 304 at least,” ujarnya kepada media di Jakarta, Jumat (26/9/2025).

Baca juga: Mendag: Impor Food Tray Bisa Disetop Jika Terbukti Mengandung Minyak Babi

Dengan begitu dia bilang, apabila aturan itu sudah selesai untuk diundangkan, maka food tray yang tidak bersertifikat SNI tidak boleh dijual dan diedarkan di pasar.

“Ini (aturan) sedapatnya. Sedang kita rumuskan,” katanya.

“Ini juga dalam rangka kita mendukung program mulia Bapak Presiden dalam MBG agar program MBG itu memang outputnya atau out comenya bisa sesuai dengan harapan kita biar anak-anak betul-betul sehat. Jadi kita akan segera menerbitkan SNI wajib bagi food tray,” sambung Menperin Agus.

Baca juga: Haikal Hasan Sebut Food Tray Impor untuk MBG Halal

Sebelumnya diberitakan Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso mengusulkan soal pemberian label standar nasional Indonesia (SNI) untuk food tray atau nampan makanan.

Hal ini sebagai respons atas ramainya kabar seputar food tray diduga mengandung bahan nonhalal.

"Kita mengusulkan, kemarin sudah kita rapat dengan kementerian, lembaga lain. Kita mengusulkan supaya food tray itu pakai SNI," ujar Budi usai menghadiri peluncuran Program Rasa Rempah Indonesia di Sarinah, Jakarta Pusat, Kamis (28/8/2025) malam.

"Kalau sekarang misalnya diragukan kan ya sudah pakai SNI aja. Kita sudah usul. Gitu ya," tegasnya.

Baca juga: Pengusaha Lokal Klaim Sanggup Produksi 70 Juta Food Tray untuk MBG

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Terkini Lainnya
Purbaya Tawarkan Pemda hingga BUMD Ajukan Pinjaman ke Pusat dengan Bunga Rendah 0,5 Persen
Purbaya Tawarkan Pemda hingga BUMD Ajukan Pinjaman ke Pusat dengan Bunga Rendah 0,5 Persen
Keuangan
Nilai Tukar Petani dan Nelayan Kompak Turun Pada Oktober 2025, Apa Penyebabnya?
Nilai Tukar Petani dan Nelayan Kompak Turun Pada Oktober 2025, Apa Penyebabnya?
Ekbis
Benarkah Hino Milik Toyota?
Benarkah Hino Milik Toyota?
Ekbis
Purbaya Soroti Lambatnya Penyerapan Dana oleh BTN, Sektor Perumahan Dinilai Masih Lesu
Purbaya Soroti Lambatnya Penyerapan Dana oleh BTN, Sektor Perumahan Dinilai Masih Lesu
Ekbis
Tak Mau Anak Magang Dieksploitasi, Ini Arahan Menaker
Tak Mau Anak Magang Dieksploitasi, Ini Arahan Menaker
Ekbis
Purbaya: Saya Undang Investor Asing, tapi Tidak Akan Memohon-Mohon
Purbaya: Saya Undang Investor Asing, tapi Tidak Akan Memohon-Mohon
Ekbis
Inflasi Oktober 2025 Capai 0,28 Persen, Disumbang Emas Perhiasan dan Cabai Merah
Inflasi Oktober 2025 Capai 0,28 Persen, Disumbang Emas Perhiasan dan Cabai Merah
Ekbis
Neraca Dagang Indonesia Surplus 4,34 Miliar Dollar AS pada September 2025
Neraca Dagang Indonesia Surplus 4,34 Miliar Dollar AS pada September 2025
Ekbis
Perkuat Peran di IKN, PT PP Teken Kontrak Pembangunan Jalan Kawasan Yudikatif Senilai Rp 1,97 Triliun
Perkuat Peran di IKN, PT PP Teken Kontrak Pembangunan Jalan Kawasan Yudikatif Senilai Rp 1,97 Triliun
Industri
OJK Ungkap Tantangan Pengembangan Industri Keuangan Syariah, Mulai Permodalan hingga Diversifikasi Produk
OJK Ungkap Tantangan Pengembangan Industri Keuangan Syariah, Mulai Permodalan hingga Diversifikasi Produk
Ekbis
Pabrik Asia Lesu, Dampak Tarif dan Lemahnya Permintaan AS Mulai Terasa
Pabrik Asia Lesu, Dampak Tarif dan Lemahnya Permintaan AS Mulai Terasa
Ekbis
Purbaya dan DPD Bahas Arah Kebijakan Fiskal dan Penguatan Daerah
Purbaya dan DPD Bahas Arah Kebijakan Fiskal dan Penguatan Daerah
Ekbis
Rupiah Melemah di Awal Pekan, Dihantui Kenaikan Inflasi dan Surplus Dagang Menyusut
Rupiah Melemah di Awal Pekan, Dihantui Kenaikan Inflasi dan Surplus Dagang Menyusut
Ekbis
Harga Referensi Biji Kakao Turun 14,5 Persen, Imbas Suplai Melimpah
Harga Referensi Biji Kakao Turun 14,5 Persen, Imbas Suplai Melimpah
Ekbis
Harga Emas Antam Melorot di Perdagangan Hari Ini, Turun Jadi Rp 2,27 Juta Per Gram
Harga Emas Antam Melorot di Perdagangan Hari Ini, Turun Jadi Rp 2,27 Juta Per Gram
Ekbis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau