Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

10 Kebiasaan yang Diam-diam Bikin Susah Kaya

Kompas.com - Diperbarui 26/09/2025, 20:48 WIB
Nur Jamal Shaid

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Membangun kekayaan tidak hanya soal penghasilan besar, tetapi juga bagaimana cara mengelola uang dengan bijak. Banyak orang justru terjebak dalam kebiasaan finansial yang membuat mereka sulit menabung atau berinvestasi untuk masa depan.

Gaya hidup konsumtif, selalu menghabiskan gaji setiap bulan, hingga enggan belajar tentang investasi menjadi penyebab utama mengapa banyak orang gagal mencapai kebebasan finansial. Padahal, cara menjadi kaya membutuhkan disiplin, perencanaan, dan kebiasaan yang konsisten.

Jika pola buruk ini terus dibiarkan, peluang membangun kekayaan akan semakin kecil. Karena itu, penting mengenali kebiasaan yang diam-diam bisa menghambat perjalanan menuju stabilitas finansial jangka panjang.

Baca juga: Tips Membangun Kekayaan ala Warren Buffett, Lakukan 6 Hal Ini

Dilansir dari New Trader U, Jumat (26/9/2025) berikut 10 kebiasaan yang menghambat seseorang untuk menjadi kaya:

1. Menghabiskan Semua Penghasilan

Hidup dari gaji ke gaji seringkali bukan karena kebutuhan, tetapi akibat lifestyle inflation.

Misalnya, seseorang berpenghasilan 75.000 dollar AS per tahun bisa tetap merasa tertekan secara finansial seperti saat berpenghasilan 45.000 dollar AS karena pengeluaran ikut naik.

Masalah utamanya bukan jumlah gaji, melainkan tidak menerapkan prinsip “bayar diri sendiri dulu”. Orang kaya lebih dulu menyisihkan uang untuk tabungan dan investasi sebelum belanja kebutuhan lain.

2. Enggan Belajar tentang Uang dan Investasi

Literasi finansial adalah kunci membangun kekayaan. Namun, banyak orang menghindari belajar soal keuangan karena dianggap rumit atau membosankan.

Padahal, pengetahuan dasar seperti bunga majemuk, diversifikasi, atau rekening investasi bisa memberikan keuntungan besar.

Tanpa pemahaman ini, seseorang bisa kehilangan kesempatan, misalnya tidak memanfaatkan program pensiun atau hanya menaruh uang di tabungan berbunga rendah.

Baca juga: Ini Manfaat UMKM Punya Sertifikat Kekayaan Intelektual

3. Menyalahkan Orang Lain atas Masalah Keuangan

Ekonomi, kebijakan pemerintah, atau kondisi keluarga memang berpengaruh, tetapi menyalahkan pihak luar terus-menerus hanya menciptakan mentalitas korban.

Mereka yang berhasil membangun kekayaan lebih fokus pada hal yang bisa dikendalikan, seperti belanja, pengembangan karier, usaha sampingan, hingga investasi.

4. Berpikir Barang Mewah Menunjukkan Kekayaan

Kekayaan sejati datang dari aset produktif, bukan barang mewah. Mobil baru, pakaian desainer, atau gawai mahal justru menguras dana.

Banyak miliuner memilih hidup sederhana dan fokus menambah nilai aset. Mobil, misalnya, langsung turun nilainya begitu keluar dari dealer, sementara biaya cicilan, perawatan, dan asuransi terus berjalan.

5. Tidak Punya Rencana Keuangan atau Tujuan

Keinginan seperti “ingin kaya suatu hari nanti” tidak cukup. Diperlukan rencana yang jelas dan terukur.

Halaman:


Terkini Lainnya
Lippo Karawaci Kantongi Pendapatan Rp 6,51 Triliun, Laba Bersih Tembus Rp 368 Miliar
Lippo Karawaci Kantongi Pendapatan Rp 6,51 Triliun, Laba Bersih Tembus Rp 368 Miliar
Cuan
IHSG Ditutup Melonjak 1,36 Persen pada 8.275, Cetak Rekor Tertinggi Sepanjang Sejarah Lagi
IHSG Ditutup Melonjak 1,36 Persen pada 8.275, Cetak Rekor Tertinggi Sepanjang Sejarah Lagi
Cuan
Perkuat Keamanan Logistik Nasional, IPC TPK Operasikan Alat Pemindai Peti Kemas di Tanjung Priok
Perkuat Keamanan Logistik Nasional, IPC TPK Operasikan Alat Pemindai Peti Kemas di Tanjung Priok
Industri
Inflasi Telur dan Daging Ayam Ras Melonjak, BPS Sebut Karena Permintaan Tinggi untuk Program MBG
Inflasi Telur dan Daging Ayam Ras Melonjak, BPS Sebut Karena Permintaan Tinggi untuk Program MBG
Ekbis
Target Swasembada Beras: Produksi Melonjak dan Tantangan Struktural
Target Swasembada Beras: Produksi Melonjak dan Tantangan Struktural
Ekbis
Menkeu Purbaya Siapkan Tarif Cukai Khusus untuk Tarik Produsen Rokok Ilegal ke Kawasan KIHT
Menkeu Purbaya Siapkan Tarif Cukai Khusus untuk Tarik Produsen Rokok Ilegal ke Kawasan KIHT
Ekbis
Jaga Daya Saing, AISA Luncurkan Kemasan Baru Salah Satu Produk Makanan Ringannya
Jaga Daya Saing, AISA Luncurkan Kemasan Baru Salah Satu Produk Makanan Ringannya
Cuan
Bank Mandiri Siap Salurkan Rp 3,22 Triliun BLTS Kesra 2025 lewat Jaringan Cabang hingga Mandiri Agen
Bank Mandiri Siap Salurkan Rp 3,22 Triliun BLTS Kesra 2025 lewat Jaringan Cabang hingga Mandiri Agen
Keuangan
Pemda Bisa Pinjam ke Pemerintah Pusat, Purbaya: Bunga 0,5 Persen
Pemda Bisa Pinjam ke Pemerintah Pusat, Purbaya: Bunga 0,5 Persen
Ekbis
Danantara: TOBA Sudah Declaire Tak Ikut Proyek Sampah Jadi Listrik
Danantara: TOBA Sudah Declaire Tak Ikut Proyek Sampah Jadi Listrik
Cuan
BEI Bakal Kirim Surat Keberatan ke MSCI soal Metode Penghitungan Free Float Saham
BEI Bakal Kirim Surat Keberatan ke MSCI soal Metode Penghitungan Free Float Saham
Cuan
DJP Bongkar Kasus Pencucian Uang Senilai Rp 58,2 Miliar
DJP Bongkar Kasus Pencucian Uang Senilai Rp 58,2 Miliar
Ekbis
QRIS Kini Bisa untuk Grab, Transaksi Digital Makin Mudah bagi Pengguna Muda
QRIS Kini Bisa untuk Grab, Transaksi Digital Makin Mudah bagi Pengguna Muda
Keuangan
ETF Emas Ditarget Rilis Sebelum Juni, BEI Masih Tunggu Aturan OJK
ETF Emas Ditarget Rilis Sebelum Juni, BEI Masih Tunggu Aturan OJK
Cuan
Pemerintah Siapkan Rp 180 Miliar untuk Diskon Angkutan Nataru
Pemerintah Siapkan Rp 180 Miliar untuk Diskon Angkutan Nataru
Ekbis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau