JAKARTA, KOMPAS.com – Sektor industri kimia, farmasi, dan tekstil (IKFT) di bawah Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat pertumbuhan 6,7 persen secara tahunan pada kuartal II-2025.
Angka itu menjadikan sektor ini salah satu penopang utama industri pengolahan nonmigas.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan capaian tersebut mencerminkan peran strategis industri pengolahan nonmigas dalam menjaga stabilitas ekspor dan memperkuat struktur ekonomi nasional.
“Capaian ini telah menunjukkan industri pengolahan nonmigas memiliki peran strategis dalam menjaga kinerja ekspor sekaligus memperkuat struktur ekonomi nasional,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Minggu (5/10/2025).
Baca juga: Perluas Pasar, VKTR Bidik Bus dan Truk Listrik untuk Industri
Sepanjang Agustus 2025, ekspor industri pengolahan nonmigas naik 7,91 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
Secara kumulatif, dari Januari hingga Agustus 2025, nilai ekspor sektor ini mencapai 104,43 miliar dolar AS atau setara Rp1.679 triliun (kurs Rp16.080 per dolar AS), dengan kontribusi 71,32 persen terhadap total ekspor nasional.
Sekretaris Direktorat Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil Kemenperin, Sri Bimo Pratomo, menilai capaian tersebut merupakan hasil dari penguatan struktur industri dalam negeri, peningkatan ekspor, dan konsistensi kebijakan pemerintah.
“Sektor IKFT telah berkontribusi sebesar 3,82 persen terhadap PDB nasional, menunjukkan peran penting sektor ini sebagai motor pertumbuhan ekonomi nasional yang inklusif dan berkelanjutan,” ujar Bimo.
Baca juga: Menperin Nilai Kebijakan Purbaya Ramah Manufaktur
Kinerja sektor IKFT ditopang oleh sejumlah subsektor yang tumbuh pesat. Industri bahan galian nonlogam mencatat kenaikan tertinggi 10,07 persen pada kuartal II-2025, berbalik dari penurunan 1,68 persen pada triwulan sebelumnya.
Subsektor industri kimia, farmasi, dan obat tradisional juga melonjak 9,39 persen, lebih tinggi dibanding 3,68 persen pada kuartal I-2025 dan 4,47 persen di kuartal IV-2024. Industri kulit, barang kulit, dan alas kaki turut mencatat pertumbuhan kuat 8,31 persen.