Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil Tumbuh 6,7 Persen, Jadi Penopang Ekonomi Nasional

Kompas.com - 05/10/2025, 08:32 WIB
Debrinata Rizky,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Sektor industri kimia, farmasi, dan tekstil (IKFT) di bawah Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat pertumbuhan 6,7 persen secara tahunan pada kuartal II-2025.

Angka itu menjadikan sektor ini salah satu penopang utama industri pengolahan nonmigas.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan capaian tersebut mencerminkan peran strategis industri pengolahan nonmigas dalam menjaga stabilitas ekspor dan memperkuat struktur ekonomi nasional.

“Capaian ini telah menunjukkan industri pengolahan nonmigas memiliki peran strategis dalam menjaga kinerja ekspor sekaligus memperkuat struktur ekonomi nasional,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Minggu (5/10/2025).

Baca juga: Perluas Pasar, VKTR Bidik Bus dan Truk Listrik untuk Industri

Sepanjang Agustus 2025, ekspor industri pengolahan nonmigas naik 7,91 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.

Secara kumulatif, dari Januari hingga Agustus 2025, nilai ekspor sektor ini mencapai 104,43 miliar dolar AS atau setara Rp1.679 triliun (kurs Rp16.080 per dolar AS), dengan kontribusi 71,32 persen terhadap total ekspor nasional.

Sekretaris Direktorat Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil Kemenperin, Sri Bimo Pratomo, menilai capaian tersebut merupakan hasil dari penguatan struktur industri dalam negeri, peningkatan ekspor, dan konsistensi kebijakan pemerintah.

“Sektor IKFT telah berkontribusi sebesar 3,82 persen terhadap PDB nasional, menunjukkan peran penting sektor ini sebagai motor pertumbuhan ekonomi nasional yang inklusif dan berkelanjutan,” ujar Bimo.

Baca juga: Menperin Nilai Kebijakan Purbaya Ramah Manufaktur

Kinerja sektor IKFT ditopang oleh sejumlah subsektor yang tumbuh pesat. Industri bahan galian nonlogam mencatat kenaikan tertinggi 10,07 persen pada kuartal II-2025, berbalik dari penurunan 1,68 persen pada triwulan sebelumnya.

Subsektor industri kimia, farmasi, dan obat tradisional juga melonjak 9,39 persen, lebih tinggi dibanding 3,68 persen pada kuartal I-2025 dan 4,47 persen di kuartal IV-2024. Industri kulit, barang kulit, dan alas kaki turut mencatat pertumbuhan kuat 8,31 persen.

Halaman:


Terkini Lainnya
Purbaya Tawarkan Pemda hingga BUMD Ajukan Pinjaman ke Pusat dengan Bunga Rendah 0,5 Persen
Purbaya Tawarkan Pemda hingga BUMD Ajukan Pinjaman ke Pusat dengan Bunga Rendah 0,5 Persen
Keuangan
Nilai Tukar Petani dan Nelayan Kompak Turun Pada Oktober 2025, Apa Penyebabnya?
Nilai Tukar Petani dan Nelayan Kompak Turun Pada Oktober 2025, Apa Penyebabnya?
Ekbis
Benarkah Hino Milik Toyota?
Benarkah Hino Milik Toyota?
Ekbis
Purbaya Soroti Lambatnya Penyerapan Dana oleh BTN, Sektor Perumahan Dinilai Masih Lesu
Purbaya Soroti Lambatnya Penyerapan Dana oleh BTN, Sektor Perumahan Dinilai Masih Lesu
Ekbis
Tak Mau Anak Magang Dieksploitasi, Ini Arahan Menaker
Tak Mau Anak Magang Dieksploitasi, Ini Arahan Menaker
Ekbis
Purbaya: Saya Undang Investor Asing, tapi Tidak Akan Memohon-Mohon
Purbaya: Saya Undang Investor Asing, tapi Tidak Akan Memohon-Mohon
Ekbis
Inflasi Oktober 2025 Capai 0,28 Persen, Disumbang Emas Perhiasan dan Cabai Merah
Inflasi Oktober 2025 Capai 0,28 Persen, Disumbang Emas Perhiasan dan Cabai Merah
Ekbis
Neraca Dagang Indonesia Surplus 4,34 Miliar Dollar AS pada September 2025
Neraca Dagang Indonesia Surplus 4,34 Miliar Dollar AS pada September 2025
Ekbis
Perkuat Peran di IKN, PT PP Teken Kontrak Pembangunan Jalan Kawasan Yudikatif Senilai Rp 1,97 Triliun
Perkuat Peran di IKN, PT PP Teken Kontrak Pembangunan Jalan Kawasan Yudikatif Senilai Rp 1,97 Triliun
Industri
OJK Ungkap Tantangan Pengembangan Industri Keuangan Syariah, Mulai Permodalan hingga Diversifikasi Produk
OJK Ungkap Tantangan Pengembangan Industri Keuangan Syariah, Mulai Permodalan hingga Diversifikasi Produk
Ekbis
Pabrik Asia Lesu, Dampak Tarif dan Lemahnya Permintaan AS Mulai Terasa
Pabrik Asia Lesu, Dampak Tarif dan Lemahnya Permintaan AS Mulai Terasa
Ekbis
Purbaya dan DPD Bahas Arah Kebijakan Fiskal dan Penguatan Daerah
Purbaya dan DPD Bahas Arah Kebijakan Fiskal dan Penguatan Daerah
Ekbis
Rupiah Melemah di Awal Pekan, Dihantui Kenaikan Inflasi dan Surplus Dagang Menyusut
Rupiah Melemah di Awal Pekan, Dihantui Kenaikan Inflasi dan Surplus Dagang Menyusut
Ekbis
Harga Referensi Biji Kakao Turun 14,5 Persen, Imbas Suplai Melimpah
Harga Referensi Biji Kakao Turun 14,5 Persen, Imbas Suplai Melimpah
Ekbis
Harga Emas Antam Melorot di Perdagangan Hari Ini, Turun Jadi Rp 2,27 Juta Per Gram
Harga Emas Antam Melorot di Perdagangan Hari Ini, Turun Jadi Rp 2,27 Juta Per Gram
Ekbis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau