JAKARTA, KOMPAS.com – Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Widjaja Kamdani menyoroti tantangan besar yang dihadapi Indonesia dalam memanfaatkan bonus demografi.
Menurutnya, kualitas tenaga kerja nasional saat ini belum sepenuhnya memenuhi kebutuhan industri, sementara angka pengangguran muda masih cukup tinggi.
Menurut survei APINDO hanya 26 persen pelaku usaha merasa kualitas tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan. Sedangkan dari sisi pengangguran ada sebanyak 67 persen atau 4,8 juta berusia 15-29 tahun.
“Nah ini menghawatirkan dan harus jadi perhatian tingginya pengangguran muda 67 persen adalah pengangguran muda usia 15-29 tahu.,” kata Shinta dalam acara Permata Bank Wealth Wisdom 2025 di Jakarta Pusat, Selasa (7/10/2025).
Baca juga: Kaya Bukan Sekadar Banyak Uang: Permata Bank Ajak Masyarakat Hidup Lebih Seimbang
Di sisi lain, tingkat pengangguran terbuka di kalangan muda justru lebih tinggi dibanding kelompok usia lainnya. Kondisi ini menunjukkan adanya ketidaksesuaian antara sistem pendidikan dan kebutuhan pasar kerja.
Dari hal tersebut menjelaskan, masih terdapat kesenjangan besar antara kebutuhan industri dan kemampuan tenaga kerja Indonesia. Berdasarkan paparan Shinta, di 2024 sekitar 36,5 persen tenaga kerja nasional masih berpendidikan SD ke bawah, sementara hanya 12,7 persen yang merupakan lulusan perguruan tinggi.
Untuk menjawab tantangan tersebut, Shinta menilai pemerintah dan dunia usaha perlu memperkuat kerja sama dalam program vokasi dan pelatihan berbasis kebutuhan industri. Menurutnya, kolaborasi seperti ini bisa membantu mencetak tenaga kerja yang lebih siap dan produktif.
Baca juga: Cara Orang Kaya Membangun Kekayaan: Hindari 5 Kebiasaan Ini
Selain peningkatan keterampilan, Shinta juga menekankan pentingnya mendorong pertumbuhan wirausaha baru. Ia mencatat, rasio wirausaha Indonesia saat ini baru mencapai 3,75 persen dari total penduduk, masih jauh di bawah standar ideal minimal 5 persen agar ekonomi nasional bisa tumbuh secara berkelanjutan.
“Kalau kita ingin memperkuat ketahanan ekonomi nasional, tidak cukup hanya mencetak tenaga kerja, tapi juga harus memperbanyak wirausaha yang bisa membuka lapangan kerja baru,” kata Shinta.
Ia menambahkan, tantangan ketenagakerjaan tidak hanya soal kualitas sumber daya manusia, tetapi juga penciptaan iklim usaha yang mendukung investasi dan inovasi. Dengan begitu, industri dapat berkembang dan menyerap lebih banyak tenaga kerja.
“Transformasi ekonomi yang kita jalankan harus melibatkan manusia sebagai pusatnya. Kalau manusianya siap, industri akan tumbuh, dan pertumbuhan itu akan berkelanjutan,” tuturnya.
Baca juga: Shinta Kamdani Terpilih Jadi Ketua Umum Apindo Periode 2023-2028
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang