Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Efisiensi Iklan dan Logistik Dorong Kinerja Blibli Semester I 2025

Kompas.com - 09/10/2025, 17:15 WIB
Debrinata Rizky,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — PT Global Digital Niaga Tbk atau Blibli (BELI) terus menekan biaya di sektor periklanan, pemasaran, dan logistik.

Upaya ini berjalan seiring pertumbuhan ekosistem Blibli Tiket yang membuat promosi bisa dilakukan lebih terpadu dan hemat.

Chief Financial Officer Blibli Ronald Winardi menjelaskan ekosistem digital terintegrasi memberi ruang bagi perusahaan menjalankan strategi pemasaran internal.

Program loyalitas lintas brand dan pemanfaatan jaringan toko fisik menjadi bagian dari langkah itu.

“Di mana kami dapat melakukan berbagai upaya advertising dan marketing di dalam ekosistem kami,” kata Ronald dalam Paparan Publik Blibli secara daring, Kamis (9/10/2025).

Baca juga: Pendapatan Blibli Naik 22 Persen, Laba Bruto Tumbuh Hampir 50 Persen

Efisiensi juga terjadi di biaya variabel pengiriman dan pemenuhan pesanan. Blibli mencatat perbaikan signifikan setelah memperkuat infrastruktur logistik.

Optimalisasi gudang Marunda dan penerapan teknologi smart logistics menekan biaya operasional serta mempercepat pengiriman di seluruh Indonesia.

Ronald menegaskan strategi efisiensi sejalan dengan komitmen Blibli menjaga pertumbuhan berkelanjutan.

Realokasi biaya dilakukan selektif, hanya untuk inisiatif yang berpotensi menaikkan pendapatan bersih.

“Kami selalu bersikap pragmatis dalam pengelolaan biaya dan terbuka terhadap peluang-peluang baru yang dapat mendorong pertumbuhan jangka panjang,” tulis manajemen.

Baca juga: Fulfillment Penentu Daya Saing E-commerce, Blibli (BELI) Andalkan FAS

Blibli mencatat pendapatan neto naik 22 persen secara tahunan pada semester I 2025 menjadi Rp 9,6 triliun. Kenaikan ditopang seluruh segmen usaha, termasuk institusi dan toko fisik.

Kinerja keuangan juga menunjukkan perbaikan. Laba bruto sebelum diskon (Gross Profit Before Discount/GPBD) naik 48 persen secara tahunan menjadi Rp 3,47 triliun. GPBD pada segmen ritel 1P melonjak 172 persen.

Take rate meningkat dari 6,5 persen pada semester I 2024 menjadi 8,6 persen pada semester I 2025. Struktur biaya operasional turun dari 7,5 persen menjadi 7,2 persen terhadap total nilai transaksi (Total Processing Value/TPV).

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Terkini Lainnya
Purbaya Tawarkan Pemda hingga BUMD Ajukan Pinjaman ke Pusat dengan Bunga Rendah 0,5 Persen
Purbaya Tawarkan Pemda hingga BUMD Ajukan Pinjaman ke Pusat dengan Bunga Rendah 0,5 Persen
Keuangan
Nilai Tukar Petani dan Nelayan Kompak Turun Pada Oktober 2025, Apa Penyebabnya?
Nilai Tukar Petani dan Nelayan Kompak Turun Pada Oktober 2025, Apa Penyebabnya?
Ekbis
Benarkah Hino Milik Toyota?
Benarkah Hino Milik Toyota?
Ekbis
Purbaya Soroti Lambatnya Penyerapan Dana oleh BTN, Sektor Perumahan Dinilai Masih Lesu
Purbaya Soroti Lambatnya Penyerapan Dana oleh BTN, Sektor Perumahan Dinilai Masih Lesu
Ekbis
Tak Mau Anak Magang Dieksploitasi, Ini Arahan Menaker
Tak Mau Anak Magang Dieksploitasi, Ini Arahan Menaker
Ekbis
Purbaya: Saya Undang Investor Asing, tapi Tidak Akan Memohon-Mohon
Purbaya: Saya Undang Investor Asing, tapi Tidak Akan Memohon-Mohon
Ekbis
Inflasi Oktober 2025 Capai 0,28 Persen, Disumbang Emas Perhiasan dan Cabai Merah
Inflasi Oktober 2025 Capai 0,28 Persen, Disumbang Emas Perhiasan dan Cabai Merah
Ekbis
Neraca Dagang Indonesia Surplus 4,34 Miliar Dollar AS pada September 2025
Neraca Dagang Indonesia Surplus 4,34 Miliar Dollar AS pada September 2025
Ekbis
Perkuat Peran di IKN, PT PP Teken Kontrak Pembangunan Jalan Kawasan Yudikatif Senilai Rp 1,97 Triliun
Perkuat Peran di IKN, PT PP Teken Kontrak Pembangunan Jalan Kawasan Yudikatif Senilai Rp 1,97 Triliun
Industri
OJK Ungkap Tantangan Pengembangan Industri Keuangan Syariah, Mulai Permodalan hingga Diversifikasi Produk
OJK Ungkap Tantangan Pengembangan Industri Keuangan Syariah, Mulai Permodalan hingga Diversifikasi Produk
Ekbis
Pabrik Asia Lesu, Dampak Tarif dan Lemahnya Permintaan AS Mulai Terasa
Pabrik Asia Lesu, Dampak Tarif dan Lemahnya Permintaan AS Mulai Terasa
Ekbis
Purbaya dan DPD Bahas Arah Kebijakan Fiskal dan Penguatan Daerah
Purbaya dan DPD Bahas Arah Kebijakan Fiskal dan Penguatan Daerah
Ekbis
Rupiah Melemah di Awal Pekan, Dihantui Kenaikan Inflasi dan Surplus Dagang Menyusut
Rupiah Melemah di Awal Pekan, Dihantui Kenaikan Inflasi dan Surplus Dagang Menyusut
Ekbis
Harga Referensi Biji Kakao Turun 14,5 Persen, Imbas Suplai Melimpah
Harga Referensi Biji Kakao Turun 14,5 Persen, Imbas Suplai Melimpah
Ekbis
Harga Emas Antam Melorot di Perdagangan Hari Ini, Turun Jadi Rp 2,27 Juta Per Gram
Harga Emas Antam Melorot di Perdagangan Hari Ini, Turun Jadi Rp 2,27 Juta Per Gram
Ekbis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau