Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perang Dagang Memanas, Trump Naikkan Tarif Impor 100 Persen ke China

Kompas.com - Diperbarui 11/10/2025, 21:41 WIB
Nur Jamal Shaid

Penulis

KOMPAS.com — Ketegangan perdagangan Amerika Serikat (AS) dan China kembali memanas. Presiden AS Donald Trump mengumumkan kebijakan baru berupa tarif tambahan 100 persen terhadap seluruh impor dari China mulai 1 November 2025.

Kebijakan itu juga disertai dengan kontrol ekspor terhadap “semua perangkat lunak penting” di tanggal yang sama.

Dilansir dari CNBC, Sabtu (11/10/2025), langkah ini merupakan respons atas keputusan China yang menerapkan pembatasan ekspor mineral tanah jarang (rare earths), bahan vital bagi berbagai industri teknologi tinggi.

Baca juga: Harga Emas Dunia Bisa Tembus 6.000 Dollar AS, Usai Trump Ancam Tarif 100 Persen ke China

Sekitar 70 persen pasokan global mineral tanah jarang berasal dari China. Mineral tersebut digunakan dalam pembuatan kendaraan listrik, peralatan pertahanan, hingga semikonduktor—komponen utama industri teknologi dunia.

Trump menuding langkah China sebagai tindakan yang “sangat agresif dalam perdagangan internasional”.

Dalam unggahan di platform Truth Social, ia menulis bahwa China telah mengirimkan surat resmi yang berisi rencana kontrol ekspor besar-besaran mulai 1 November 2025.

“China akan memberlakukan kontrol ekspor dalam skala besar terhadap hampir semua produk mereka, bahkan beberapa yang bukan hasil produksi mereka sendiri,” tulis Trump.

Ketegangan perdagangan Amerika Serikat (AS) dan China kembali memanas. Presiden AS Donald Trump mengumumkan kebijakan baru berupa tarif tambahan 100 persen terhadap seluruh impor dari China mulai 1 November 2025.AFP/JIM WATSON Ketegangan perdagangan Amerika Serikat (AS) dan China kembali memanas. Presiden AS Donald Trump mengumumkan kebijakan baru berupa tarif tambahan 100 persen terhadap seluruh impor dari China mulai 1 November 2025.

Ia menyebut kebijakan itu “belum pernah terjadi dalam sejarah perdagangan internasional” dan “aib moral dalam hubungan antarnegara”.

"Karena itu, AS akan menaikkan tarif impor China menjadi 100 persen, “di atas tarif yang saat ini sudah berlaku,” ujar Trump.

Saat ini, hampir seluruh produk impor dari China sudah dikenai tarif tinggi. Menurut Wells Fargo Economics dan analis Federal Reserve Bank of New York, tarif efektif impor China di AS mencapai sekitar 40 persen.

Tarif untuk baja dan aluminium mencapai 50 persen, sementara barang konsumsi dikenai sekitar 7,5 persen.

Baca juga: Harga Bitcoin (BTC) Jatuh Usai Trump Kenakan Tarif 100 Persen ke China

Kementerian Perdagangan China sebelumnya mengumumkan bahwa mulai 1 Desember 2025, setiap entitas asing wajib memiliki izin ekspor untuk produk yang mengandung lebih dari 0,1 persen mineral tanah jarang asal China, atau yang menggunakan teknologi ekstraksi, pemurnian, atau pembuatan magnet dari negara tersebut.

Trump juga mengisyaratkan kemungkinan pembatalan pertemuan dengan Presiden China Xi Jinping pada Konferensi Tingkat Tinggi Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) di Korea Selatan.

Selain itu, Trump mengancam akan memperluas kontrol ekspor ke sektor lain, termasuk industri penerbangan. Ia menyinggung potensi pembatasan ekspor suku cadang pesawat Boeing ke China.

“Kami memiliki banyak hal, termasuk pesawat. Mereka (China) memiliki banyak pesawat Boeing dan membutuhkan suku cadang, serta hal-hal lain yang terkait,” ujar Trump di Gedung Putih.

Baca juga: Bukan Unggulan, Kenapa Oposisi Venezuela Raih Nobel Kalahkan Trump?

Data dari perusahaan analitik penerbangan Cirium menunjukkan, maskapai China saat ini mengoperasikan 1.855 pesawat Boeing dan memesan sedikitnya 222 unit tambahan. Sebagian besar merupakan jet berlorong tunggal Boeing 737.

Kebijakan baru ini menandai eskalasi terbaru dalam perang dagang AS-China yang kembali mencuat menjelang akhir 2025, memperlihatkan bagaimana persaingan ekonomi dua kekuatan dunia itu kini merambah ke sektor teknologi strategis dan pertahanan industri global.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Terkini Lainnya
Purbaya: Saya Undang Investor Asing, tapi Tidak Akan Memohon-Mohon
Purbaya: Saya Undang Investor Asing, tapi Tidak Akan Memohon-Mohon
Ekbis
Inflasi Oktober 2025 Capai 0,28 Persen, Disumbang Emas Perhiasan dan Cabai Merah
Inflasi Oktober 2025 Capai 0,28 Persen, Disumbang Emas Perhiasan dan Cabai Merah
Ekbis
Neraca Dagang Indonesia Surplus 4,34 Miliar Dollar AS Pada September 2025
Neraca Dagang Indonesia Surplus 4,34 Miliar Dollar AS Pada September 2025
Ekbis
Perkuat Peran di IKN, PT PP Teken Kontrak Pembangunan Jalan Kawasan Yudikatif Senilai Rp 1,97 Triliun
Perkuat Peran di IKN, PT PP Teken Kontrak Pembangunan Jalan Kawasan Yudikatif Senilai Rp 1,97 Triliun
Industri
OJK Ungkap Tantangan Pengembangan Industri Keuangan Syariah, Mulai Permodalan hingga Diversifikasi Produk
OJK Ungkap Tantangan Pengembangan Industri Keuangan Syariah, Mulai Permodalan hingga Diversifikasi Produk
Ekbis
Pabrik Asia Lesu, Dampak Tarif dan Lemahnya Permintaan AS Mulai Terasa
Pabrik Asia Lesu, Dampak Tarif dan Lemahnya Permintaan AS Mulai Terasa
Ekbis
Purbaya dan DPD Bahas Arah Kebijakan Fiskal dan Penguatan Daerah
Purbaya dan DPD Bahas Arah Kebijakan Fiskal dan Penguatan Daerah
Ekbis
Rupiah Melemah di Awal Pekan, Dihantui Kenaikan Inflasi dan Surplus Dagang Menyusut
Rupiah Melemah di Awal Pekan, Dihantui Kenaikan Inflasi dan Surplus Dagang Menyusut
Ekbis
Harga Referensi Biji Kakao Turun 14,5 Persen, Imbas Suplai Melimpah
Harga Referensi Biji Kakao Turun 14,5 Persen, Imbas Suplai Melimpah
Ekbis
Harga Emas Antam Melorot di Perdagangan Hari Ini, Turun Jadi Rp 2,27 Juta Per Gram
Harga Emas Antam Melorot di Perdagangan Hari Ini, Turun Jadi Rp 2,27 Juta Per Gram
Ekbis
Harga Emas Antam Hari Ini Turun Rp 12.000, Jadi Rp 2,27 Juta per Gram
Harga Emas Antam Hari Ini Turun Rp 12.000, Jadi Rp 2,27 Juta per Gram
Ekbis
Kenalin Bobibos, BBM Nabati yang Diklaim Ramah Lingkungan
Kenalin Bobibos, BBM Nabati yang Diklaim Ramah Lingkungan
Energi
PKH November 2025 Sudah Cair, Begini Cara Cek Penerimanya
PKH November 2025 Sudah Cair, Begini Cara Cek Penerimanya
Ekbis
Di Bawah Kepemimpinan Hendrik Komandangi, Bank Saqu Jadi Mitra Pertumbuhan Korporasi
Di Bawah Kepemimpinan Hendrik Komandangi, Bank Saqu Jadi Mitra Pertumbuhan Korporasi
Ekbis
Daftar Tarif Listrik Terbaru Mulai Oktober 2025, Harga per KWH untuk Semua Golongan
Daftar Tarif Listrik Terbaru Mulai Oktober 2025, Harga per KWH untuk Semua Golongan
Ekbis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau