Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IHSG Awal Sesi Hijau 0,41 Persen, Kurs Rupiah Lesu

Kompas.com - 15/10/2025, 09:17 WIB
Debrinata Rizky,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG hari ini melandai dan bergerak di zona hijau pada awal perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (14/10/2025). Sementara, mata uang garuda pagi ini melemah pada perdagangan pasar spot.

Melansir data RTI, pukul 09.00 WIB, IHSG bergerak di posisi 8.099,98 atau naik 33.460 poin (0,41 persen) dibanding penutupan sebelumnya pada level 8.066,52.

Sebanyak 272 saham melaju di zona hijau dan 134 saham di zona merah. Sedangkan 189 saham lainnya stagnan. Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 967,39 miliar dengan volume 1,171 miliar saham.

Baca juga: IHSG Hari Ini Berpeluang Rebound Terbatas, Ini Rekomendasi Sahamnya

Direktur Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dipredisi akan berjalan melemah terbatas pada perdagangan Rabu (15/10/2025) setelah sehari sebelumnya ditutup turun 1,95 persen atau 160,68 poin ke level 8.066.

Tekanan terutama datang dari pelemahan sektor transportasi dan logistik yang terkoreksi 3,99 persen, sementara sektor properti dan real estat menjadi satu-satunya yang menguat tipis 0,03 persen.

“Level 8.000 akan menjadi garis psikologis penting bagi pelaku pasar dan investor, dengan harapan tensi antara Amerika Serikat dan Tiongkok mulai mereda,” tulis Maxi dalam analisisnya pada Rabu (15/10/2025).

Dari eksternal, sentimen positif datang dari pernyataan Ketua The Federal Reserve Jerome Powell yang memberi sinyal kemungkinan pemangkasan suku bunga lanjutan dalam beberapa bulan mendatang. Powell menyebut pasar tenaga kerja AS menunjukkan tanda pelemahan, yang membuka peluang pemangkasan dua kali lagi hingga akhir tahun ini.

Baca juga: Tensi Perang Dagang AS–China Kian Memanas, Pasar Asia Terkoreksi Tajam

Sementara itu, meningkatnya ketegangan geopolitik antara AS dan Tiongkok masih menahan optimisme pasar. Tiongkok disebut melakukan pembatasan pengiriman terhadap Hanwha sebagai respons atas kebijakan AS, yang menambah kekhawatiran terhadap stabilitas hubungan dagang kedua negara.

Dari dalam negeri, investor juga mencermati evaluasi kebijakan domestic market obligation (DMO) untuk emas oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Kebijakan ini tengah dikaji ulang karena sejumlah perusahaan tambang lebih memilih mengekspor ketimbang menjual ke PT Aneka Tambang Tbk (ANTM).

Menurutnya, kebijakan DMO emas berpotensi positif bagi Antam karena menjamin pasokan emas domestik dan mengurangi impor, meski dapat menekan margin bagi emiten penambang seperti PT Archi Indonesia Tbk (ARCI) dan PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA).

Kemudian, bursa kawasan Asia hari ini mayoritas dibuka hijau, dengan Shanghai Composite naik 0,28 persen (10.97 poin) di level 3.876,20. Strait Times naik 0,25 persen (10.939 poin) di level 4.365,45.

Sementara, Nikkei ikut menghijau 0,96 persen di level 47.296,00 sedangkan Hang Seng naik 1,38 persen (351.130 poin) di level 25.792,48.

Baca juga: IHSG Sempat Tiba-tiba Ambruk Nyaris 3 Persen Kemarin, Ini Sebabnya

Rupiah

Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot pagi ini melemah di zona merah.

Melansir data Bloomberg, pukul 09.00 WIB rupiah berada pada level Rp 16,586 per dollar AS atau merosot 17 poin (0,10 persen) dibanding penutupan sebelumnya Rp 16,603 per dollar AS.

Analis mata uang Doo Financial Futures Lukman Leong mengatakan, rupiah akan menguat terhadap dolar AS yang melemah, setelah pidato Ketua The Fed Jerome Powell dinilai kurang agresif atau less hawkish dari perkiraan pasar.

Sementara itu, Presiden The Fed Boston Susan Collins justru menyampaikan pandangan bernada dovish, dengan menilai perlunya pemangkasan suku bunga yang lebih besar ke depan.

"Range 16.550-16.650," katanya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Terkini Lainnya
Lippo Karawaci Kantongi Pendapatan Rp 6,51 Triliun, Laba Bersih Tembus Rp 368 Miliar
Lippo Karawaci Kantongi Pendapatan Rp 6,51 Triliun, Laba Bersih Tembus Rp 368 Miliar
Cuan
IHSG Ditutup Melonjak 1,36 Persen pada 8.275, Cetak Rekor Tertinggi Sepanjang Sejarah Lagi
IHSG Ditutup Melonjak 1,36 Persen pada 8.275, Cetak Rekor Tertinggi Sepanjang Sejarah Lagi
Cuan
Perkuat Keamanan Logistik Nasional, IPC TPK Operasikan Alat Pemindai Peti Kemas di Tanjung Priok
Perkuat Keamanan Logistik Nasional, IPC TPK Operasikan Alat Pemindai Peti Kemas di Tanjung Priok
Industri
Inflasi Telur dan Daging Ayam Ras Melonjak, BPS Sebut Karena Permintaan Tinggi untuk Program MBG
Inflasi Telur dan Daging Ayam Ras Melonjak, BPS Sebut Karena Permintaan Tinggi untuk Program MBG
Ekbis
Target Swasembada Beras: Produksi Melonjak dan Tantangan Struktural
Target Swasembada Beras: Produksi Melonjak dan Tantangan Struktural
Ekbis
Menkeu Purbaya Siapkan Tarif Cukai Khusus untuk Tarik Produsen Rokok Ilegal ke Kawasan KIHT
Menkeu Purbaya Siapkan Tarif Cukai Khusus untuk Tarik Produsen Rokok Ilegal ke Kawasan KIHT
Ekbis
Jaga Daya Saing, AISA Luncurkan Kemasan Baru Salah Satu Produk Makanan Ringannya
Jaga Daya Saing, AISA Luncurkan Kemasan Baru Salah Satu Produk Makanan Ringannya
Cuan
Bank Mandiri Siap Salurkan Rp 3,22 Triliun BLTS Kesra 2025 lewat Jaringan Cabang hingga Mandiri Agen
Bank Mandiri Siap Salurkan Rp 3,22 Triliun BLTS Kesra 2025 lewat Jaringan Cabang hingga Mandiri Agen
Keuangan
Pemda Bisa Pinjam ke Pemerintah Pusat, Purbaya: Bunga 0,5 Persen
Pemda Bisa Pinjam ke Pemerintah Pusat, Purbaya: Bunga 0,5 Persen
Ekbis
Danantara: TOBA Sudah Declaire Tak Ikut Proyek Sampah Jadi Listrik
Danantara: TOBA Sudah Declaire Tak Ikut Proyek Sampah Jadi Listrik
Cuan
BEI Bakal Kirim Surat Keberatan ke MSCI soal Metode Penghitungan Free Float Saham
BEI Bakal Kirim Surat Keberatan ke MSCI soal Metode Penghitungan Free Float Saham
Cuan
DJP Bongkar Kasus Pencucian Uang Senilai Rp 58,2 Miliar
DJP Bongkar Kasus Pencucian Uang Senilai Rp 58,2 Miliar
Ekbis
QRIS Kini Bisa untuk Grab, Transaksi Digital Makin Mudah bagi Pengguna Muda
QRIS Kini Bisa untuk Grab, Transaksi Digital Makin Mudah bagi Pengguna Muda
Keuangan
ETF Emas Ditarget Rilis Sebelum Juni, BEI Masih Tunggu Aturan OJK
ETF Emas Ditarget Rilis Sebelum Juni, BEI Masih Tunggu Aturan OJK
Cuan
Pemerintah Siapkan Rp 180 Miliar untuk Diskon Angkutan Nataru
Pemerintah Siapkan Rp 180 Miliar untuk Diskon Angkutan Nataru
Ekbis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau