JAKARTA, KOMPAS.com — Upaya konservasi mangrove di Teluk Pangpang, Banyuwangi, tidak lagi sekadar proyek lingkungan.
Lewat PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) dan kolaborasi dengan tokoh lokal, kawasan pesisir ini mulai tumbuh menjadi ekosistem berkelanjutan yang berdampak langsung pada kesejahteraan nelayan dan masyarakat sekitar.
Program bertajuk Peningkatan Kesejahteraan Nelayan melalui Regenerasi Hutan Mangrove ini dijalankan oleh BNI sebagai bagian dari inisiatif keberlanjutan, dengan menggandeng masyarakat lokal sebagai penggerak utama.
Baca juga: Menkeu Purbaya Sidak ke Kantor BNI: Mau Ikut Rapat Sama Direksinya...
Ilustrasi mangrove.Salah satu tokoh sentral dalam program ini adalah M Saeroni, warga setempat yang menjadi motor penggerak konservasi mangrove sekaligus pemberdayaan komunitas nelayan.
Saeroni tidak hanya memimpin kegiatan tanam mangrove, tetapi juga terlibat dalam edukasi dan pengembangan ekowisata berbasis komunitas.
Konservasi mangrove kerap dipersepsi sebagai program lingkungan yang berdiri sendiri. Tapi di Teluk Pangpang, BNI membuktikan bahwa pendekatan holistik jauh lebih berdampak.
Mangrove di kawasan ini tidak hanya berfungsi menjaga ekosistem, tetapi juga menjadi habitat bagi spesies laut dan burung endemik, serta meningkatkan hasil tangkapan nelayan berkat membaiknya kualitas perairan.
Baca juga: BNI Naikkan Suku Bunga Deposito Dollar AS Jadi 4 Persen
Corporate Secretary BNI Okki Rushartomo menjelaskan, pendekatan yang dipakai perusahaan tidak hanya menyentuh aspek lingkungan, tapi juga sosial dan ekonomi.
“BNI akan terus memperkuat implementasi inisiatif keberlanjutan yang tidak hanya berfokus pada pelestarian alam, tetapi juga mendorong kesejahteraan ekonomi masyarakat di sekitarnya,” ujarnya dalam siaran pers, Sabtu (18/10/2025).
Program ini juga mencakup pembangunan infrastruktur dasar seperti sarana air bersih, fasilitas ibadah, dan toilet umum di sekitar kawasan konservasi.