Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sempat Turun, Harga Emas Dunia Naik Lagi ke 4.100 Per Ons

Kompas.com - 24/10/2025, 08:53 WIB
Yohana Artha Uly,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

Sumber Reuters

NEW YORK, KOMPAS.com - Harga emas dunia menguat ke level 4.100-an per ons pada akhir perdagangan Kamis (23/10/2025) waktu setempat atau Jumat (24/10/2025) WIB, setelah mencatatkan penurunan selama dua sesi berturut-turut.

Penguatan kembali emas didukung oleh meningkatnya ketegangan geopolitik global dan kewaspadaan investor menjelang rilis data inflasi Amerika Serikat (AS).

Mengutip Reuters, harga emas di pasar spot naik 1 persen menjadi 4.132,76 dollar AS per ons.

Baca juga: Harga Emas Dunia Lanjut Melemah, Investor Masih Ambil Untung

Sementara harga emas berjangka AS untuk pengiriman Desember menguat 2 persen ke level 4.145,6 dollar AS per ons.

Sebelumnya, pada perdagangan Selasa dan Rabu, harga emas anjlok ke level 4.054,34 dollar AS per ons, setelah emas mencetak rekor harga tertinggi sepanjang masa di 4.381,21 dollar AS per ons pada perdagangan Senin.

"Seluruh faktor fundamental yang mendorong kenaikan emas tahun ini masih tetap ada. Kenaikan hari ini tampaknya didorong oleh pembelian saat harga turun (buy the dip) dan meningkatnya ketegangan geopolitik,” ujar Peter Grant, Wakil Presiden dan Senior Metals Strategist Zaner Metals.

Sepanjang tahun ini, harga emas telah naik sekitar 57 persen, didorong oleh ketegangan geopolitik, ketidakpastian ekonomi global, ekspektasi pemangkasan suku bunga bank sentral, serta pembelian besar-besaran oleh bank sentral dunia.

Situasi geopolitik semakin memanas setelah Presiden AS Donald Trump memberlakukan sanksi baru terhadap Rusia terkait konflik Ukraina.

Sanksi tersebut menargetkan dua raksasa minyak Rusia, Lukoil dan Rosneft.

Selain itu, pemerintahan Trump juga mempertimbangkan pembatasan ekspor teknologi berbasis perangkat lunak ke China sebagai respons atas kebijakan Beijing yang menahan ekspor logam tanah jarang.

Kini, fokus pasar beralih pada data indeks harga konsumen (IHK) AS yang akan dirilis Jumat ini, yang berpotensi menjadi sinyal inflasi paling jelas jelang rapat kebijakan moneter The Federal Reserve (The Fed) pekan depan.

Pasar pun memperkirakan inflasi inti AS akan tetap berada di level 3,1 persen pada September 2025.

Investor meyakini akan ada penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin pada bulan ini, dan satu kali pemangkasan tambahan pada Desember 2025 mendatang.

Emas yang tidak memberikan imbal hasil memang cenderung diuntungkan di lingkungan suku bunga rendah.

JPMorgan memperkirakan harga emas dapat mencapai rata-rata 5.055 dollar AS per ons pada kuartal keempat tahun 2026, dengan asumsi permintaan investor dan pembelian bank sentral bertahan di kisaran 566 ton per kuartal pada tahun depan.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Terkini Lainnya
Purbaya Tawarkan Pemda hingga BUMD Ajukan Pinjaman ke Pusat dengan Bunga Rendah 0,5 Persen
Purbaya Tawarkan Pemda hingga BUMD Ajukan Pinjaman ke Pusat dengan Bunga Rendah 0,5 Persen
Keuangan
Nilai Tukar Petani dan Nelayan Kompak Turun Pada Oktober 2025, Apa Penyebabnya?
Nilai Tukar Petani dan Nelayan Kompak Turun Pada Oktober 2025, Apa Penyebabnya?
Ekbis
Benarkah Hino Milik Toyota?
Benarkah Hino Milik Toyota?
Ekbis
Purbaya Soroti Lambatnya Penyerapan Dana oleh BTN, Sektor Perumahan Dinilai Masih Lesu
Purbaya Soroti Lambatnya Penyerapan Dana oleh BTN, Sektor Perumahan Dinilai Masih Lesu
Ekbis
Tak Mau Anak Magang Dieksploitasi, Ini Arahan Menaker
Tak Mau Anak Magang Dieksploitasi, Ini Arahan Menaker
Ekbis
Purbaya: Saya Undang Investor Asing, tapi Tidak Akan Memohon-Mohon
Purbaya: Saya Undang Investor Asing, tapi Tidak Akan Memohon-Mohon
Ekbis
Inflasi Oktober 2025 Capai 0,28 Persen, Disumbang Emas Perhiasan dan Cabai Merah
Inflasi Oktober 2025 Capai 0,28 Persen, Disumbang Emas Perhiasan dan Cabai Merah
Ekbis
Neraca Dagang Indonesia Surplus 4,34 Miliar Dollar AS pada September 2025
Neraca Dagang Indonesia Surplus 4,34 Miliar Dollar AS pada September 2025
Ekbis
Perkuat Peran di IKN, PT PP Teken Kontrak Pembangunan Jalan Kawasan Yudikatif Senilai Rp 1,97 Triliun
Perkuat Peran di IKN, PT PP Teken Kontrak Pembangunan Jalan Kawasan Yudikatif Senilai Rp 1,97 Triliun
Industri
OJK Ungkap Tantangan Pengembangan Industri Keuangan Syariah, Mulai Permodalan hingga Diversifikasi Produk
OJK Ungkap Tantangan Pengembangan Industri Keuangan Syariah, Mulai Permodalan hingga Diversifikasi Produk
Ekbis
Pabrik Asia Lesu, Dampak Tarif dan Lemahnya Permintaan AS Mulai Terasa
Pabrik Asia Lesu, Dampak Tarif dan Lemahnya Permintaan AS Mulai Terasa
Ekbis
Purbaya dan DPD Bahas Arah Kebijakan Fiskal dan Penguatan Daerah
Purbaya dan DPD Bahas Arah Kebijakan Fiskal dan Penguatan Daerah
Ekbis
Rupiah Melemah di Awal Pekan, Dihantui Kenaikan Inflasi dan Surplus Dagang Menyusut
Rupiah Melemah di Awal Pekan, Dihantui Kenaikan Inflasi dan Surplus Dagang Menyusut
Ekbis
Harga Referensi Biji Kakao Turun 14,5 Persen, Imbas Suplai Melimpah
Harga Referensi Biji Kakao Turun 14,5 Persen, Imbas Suplai Melimpah
Ekbis
Harga Emas Antam Melorot di Perdagangan Hari Ini, Turun Jadi Rp 2,27 Juta Per Gram
Harga Emas Antam Melorot di Perdagangan Hari Ini, Turun Jadi Rp 2,27 Juta Per Gram
Ekbis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau