Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Purbaya Berencana Putus Kontrak Pengelolaan Coretax dengan LG

Kompas.com - 24/10/2025, 17:30 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa menegaskan niatnya memutus ketergantungan pemerintah Indonesia pada pengelolaan sistem Coretax oleh pihak asing.

Ia menilai sistem yang dikembangkan pihak luar belum memenuhi standar yang diharapkan. Karena itu, Purbaya berencana memperkuat tim teknologi informasi (IT) dalam negeri agar pengelolaan sistem bisa sepenuhnya dikerjakan oleh tenaga lokal.

“Adanya ketergantungan pada pihak asing, nanti ke depan akan kita putus, apalagi kalau kualitas jelek seperti itu. Jadi, pada dasarnya, orang Indonesia punya kemampuan, dan kita akan memanfaatkan itu dengan serius ke depan,” ujar Purbaya di Kantor Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Jakarta, Jumat (24/10/2025).

Baca juga: Programmer Coretax dari LG Tenyata Lulusan SMA, Purbaya: RI Sering Dikibuli Asing

Ia menilai ada kemajuan signifikan dalam sistem Coretax meski belum sempurna. Keyakinannya, begitu kode sistem diberikan penuh kepada pemerintah, proses perbaikan bisa dilakukan lebih cepat.

“Mungkin dari Coretax belum sempurna, tapi ada kemajuan yang signifikan sekali. Saya yakin begitu kodenya dikasih ke kita, dan kita bisa rubah sendiri, itu akan cepat diberesin,” tegasnya.

Purbaya tidak menyebut langsung pihak asing yang dimaksud. Namun, sejak awal, ia menyebut perusahaan asal Korea Selatan, LG, sebagai pengembang utama sistem ini.

LG dalam proyek ini merujuk pada konsorsium LG CNS–Qualysoft, pemenang tender pengadaan Coretax senilai Rp 1,228 triliun.

Baca juga: Purbaya Rekrut Hacker untuk Uji Keamanan Coretax

Sindir Kualitas “Seperti Buatan Anak SMA”

Purbaya menyebut timnya menemukan dugaan bahwa para programmer dari LG yang menangani Coretax bukan tenaga ahli berpengalaman. Ia bahkan menyindir kualitas pekerjaan mereka seperti buatan “lulusan SMA”.

“Kesimpulannya yang saya bilang tadi, dari problem kritis yang sering dialami pengguna, itu sudah cukup banyak terasa sih, sesuai dengan target awal kita ya, target awal anak buah saya sih, karena depan bisa diberesin, tengah bisa diberesin, yang di bawah yang di LG enggak bisa,” katanya.

“Komentarnya lucu deh, begitu mereka dapet source codenya, dilihat sama orang saya, dia bilang, ‘wah ini programmer tingkat baru lulusan SMA’. Jadi yang dikasih ke kita bukan orang jago-jagonya kelihatannya. Jadi ya Indonesia sering dikibuli asing. Begitu asing wah, apalagi K-pop, wah K-pop nih, tapi di bidang programmer beda ya, di K-pop, di film sama di nyanyi dan program beda,” ujar Purbaya.

Halaman:


Terkini Lainnya
Purbaya Tawarkan Pemda hingga BUMD Ajukan Pinjaman ke Pusat dengan Bunga Rendah 0,5 Persen
Purbaya Tawarkan Pemda hingga BUMD Ajukan Pinjaman ke Pusat dengan Bunga Rendah 0,5 Persen
Keuangan
Nilai Tukar Petani dan Nelayan Kompak Turun Pada Oktober 2025, Apa Penyebabnya?
Nilai Tukar Petani dan Nelayan Kompak Turun Pada Oktober 2025, Apa Penyebabnya?
Ekbis
Benarkah Hino Milik Toyota?
Benarkah Hino Milik Toyota?
Ekbis
Purbaya Soroti Lambatnya Penyerapan Dana oleh BTN, Sektor Perumahan Dinilai Masih Lesu
Purbaya Soroti Lambatnya Penyerapan Dana oleh BTN, Sektor Perumahan Dinilai Masih Lesu
Ekbis
Tak Mau Anak Magang Dieksploitasi, Ini Arahan Menaker
Tak Mau Anak Magang Dieksploitasi, Ini Arahan Menaker
Ekbis
Purbaya: Saya Undang Investor Asing, tapi Tidak Akan Memohon-Mohon
Purbaya: Saya Undang Investor Asing, tapi Tidak Akan Memohon-Mohon
Ekbis
Inflasi Oktober 2025 Capai 0,28 Persen, Disumbang Emas Perhiasan dan Cabai Merah
Inflasi Oktober 2025 Capai 0,28 Persen, Disumbang Emas Perhiasan dan Cabai Merah
Ekbis
Neraca Dagang Indonesia Surplus 4,34 Miliar Dollar AS pada September 2025
Neraca Dagang Indonesia Surplus 4,34 Miliar Dollar AS pada September 2025
Ekbis
Perkuat Peran di IKN, PT PP Teken Kontrak Pembangunan Jalan Kawasan Yudikatif Senilai Rp 1,97 Triliun
Perkuat Peran di IKN, PT PP Teken Kontrak Pembangunan Jalan Kawasan Yudikatif Senilai Rp 1,97 Triliun
Industri
OJK Ungkap Tantangan Pengembangan Industri Keuangan Syariah, Mulai Permodalan hingga Diversifikasi Produk
OJK Ungkap Tantangan Pengembangan Industri Keuangan Syariah, Mulai Permodalan hingga Diversifikasi Produk
Ekbis
Pabrik Asia Lesu, Dampak Tarif dan Lemahnya Permintaan AS Mulai Terasa
Pabrik Asia Lesu, Dampak Tarif dan Lemahnya Permintaan AS Mulai Terasa
Ekbis
Purbaya dan DPD Bahas Arah Kebijakan Fiskal dan Penguatan Daerah
Purbaya dan DPD Bahas Arah Kebijakan Fiskal dan Penguatan Daerah
Ekbis
Rupiah Melemah di Awal Pekan, Dihantui Kenaikan Inflasi dan Surplus Dagang Menyusut
Rupiah Melemah di Awal Pekan, Dihantui Kenaikan Inflasi dan Surplus Dagang Menyusut
Ekbis
Harga Referensi Biji Kakao Turun 14,5 Persen, Imbas Suplai Melimpah
Harga Referensi Biji Kakao Turun 14,5 Persen, Imbas Suplai Melimpah
Ekbis
Harga Emas Antam Melorot di Perdagangan Hari Ini, Turun Jadi Rp 2,27 Juta Per Gram
Harga Emas Antam Melorot di Perdagangan Hari Ini, Turun Jadi Rp 2,27 Juta Per Gram
Ekbis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau