Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat: Co-Firing Dorong Transisi Energi dan Penguatan Ekonomi Rakyat

Kompas.com - 28/10/2025, 21:59 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com — Program co-firing di pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) dinilai menjadi bukti transisi energi menuju sumber terbarukan bisa dilakukan secara bertahap, terukur, dan berdampak langsung bagi masyarakat.

Pengamat energi dari Energy Watch Indonesia, Ferdinand Hutahaean, menekankan, co-firing atau pembakaran dua jenis bahan bakar sekaligus, yakni batu bara dan biomassa merupakan langkah rasional untuk mengurangi ketergantungan terhadap batu bara tanpa mengorbankan keandalan pasokan listrik.

“Selain mendorong transisi energi, co-firing juga menjaga kelestarian lingkungan karena mampu mengubah lahan yang sebelumnya kritis menjadi lebih hijau dan produktif,” ujar Ferdinand dalam keterangannya, Selasa (28/10/2025).

Baca juga: Co-Firing hingga EBT, Strategi PLN IP Kurangi Emisi dan Tambah Kapasitas Listrik

Ilustrasi energi baru dan terbarukan (EBT). SHUTTERSTOCK/POPTIKA Ilustrasi energi baru dan terbarukan (EBT).

Program ini, menurut Ferdinand, tidak hanya memperkuat bauran energi baru terbarukan (EBT), tetapi juga memberikan dampak nyata terhadap perekonomian masyarakat.

Pemanfaatan biomassa yang bersumber dari limbah pertanian, perkebunan, dan hasil hutan rakyat telah menciptakan rantai nilai baru di tingkat desa.

Keberhasilan program co-firing menunjukkan sistem pasokan biomassa nasional mulai berjalan dengan baik.

Berdasarkan data PLN, hingga akhir September 2025, pasokan biomassa untuk kebutuhan co-firing telah mencapai sekitar 1,7 juta ton, mendekati target kumulatif 2,2 juta ton, dan diperkirakan akan melampaui target tahunan sebesar 3 juta ton.

Baca juga: PLN Hasilkan 1,67 Juta MWh Listrik Hijau dari Co-Firing Biomassa PLTU pada 2024

Data PLN per 1 Oktober 2025 juga menunjukkan, total volume biomassa yang telah terkontrak mencapai 4,7 juta ton, dengan tambahan 820.000 ton dalam proses pengadaan.

PLN UID Jakarta bersama PLTU lontar mengubah sampah biomassa untuk dijadikan bahan bakar. Dok. PLN PLN UID Jakarta bersama PLTU lontar mengubah sampah biomassa untuk dijadikan bahan bakar.

Jika seluruh kontrak terealisasi, total pasokan biomassa hingga akhir tahun diproyeksikan mencapai 5,5 juta ton, atau sekitar 185 persen dari target tahunan.

Selain itu, pengembangan program Bioenergi Desa (BIODES) menunjukkan potensi ekonomi yang signifikan.

Proyek ini memiliki Net Present Value (NPV) sebesar Rp557,4 juta dan Internal Rate of Return (IRR) 45,54 persen, menunjukkan kelayakan finansial dan menarik bagi investor.

Baca juga: Sepanjang 2024, PLN Sediakan 1,6 Juta Ton Biomassa untuk Co-Firing 46 PLTU

Nilai Benefit Cost Ratio (BCR) tercatat 1,03 dengan periode pengembalian modal (payback period) sekitar 3,19 tahun, mencerminkan efisiensi investasi yang tinggi.

Program BIODES, yang bertujuan mengembangkan energi terbarukan berbasis biomassa lokal di desa, diproyeksikan mampu memberikan pendapatan bagi desa sekitar Rp10 miliar per tahun.

“Pencapaian ini menunjukkan efektivitas kolaborasi antara pemerintah dan berbagai pemangku kepentingan hingga tingkat desa, sekaligus menumbuhkan peluang usaha baru bagi petani, koperasi, dan pelaku UMKM di sekitar sumber biomassa,” kata Ferdinand.

Selain mendukung co-firing, pemerintah juga tengah mengembangkan proyek kelistrikan berbasis biomassa untuk ekspor energi.

Baca juga: Di Lestari Summit, PLN EPI Beberkan Program Co-Firing Biomassa untuk Energi Berkelanjutan

Diversifikasi ini dinilai penting untuk memperluas manfaat ekonomi dari energi hijau sekaligus memperkuat daya saing nasional.

Ferdinand menegaskan, pemanfaatan biomassa bukan hanya strategi dekarbonisasi, tetapi juga fondasi pembangunan ekonomi rakyat yang inklusif.

“Langkah pemerintah sudah sejalan dengan cita-cita global untuk mencapai Net Zero Emission pada 2060, sekaligus memastikan transisi energi membawa manfaat nyata bagi kesejahteraan masyarakat di akar rumput,” pungkasnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Terkini Lainnya
Purbaya Tawarkan Pemda hingga BUMD Ajukan Pinjaman ke Pusat dengan Bunga Rendah 0,5 Persen
Purbaya Tawarkan Pemda hingga BUMD Ajukan Pinjaman ke Pusat dengan Bunga Rendah 0,5 Persen
Keuangan
Nilai Tukar Petani dan Nelayan Kompak Turun Pada Oktober 2025, Apa Penyebabnya?
Nilai Tukar Petani dan Nelayan Kompak Turun Pada Oktober 2025, Apa Penyebabnya?
Ekbis
Benarkah Hino Milik Toyota?
Benarkah Hino Milik Toyota?
Ekbis
Purbaya Soroti Lambatnya Penyerapan Dana oleh BTN, Sektor Perumahan Dinilai Masih Lesu
Purbaya Soroti Lambatnya Penyerapan Dana oleh BTN, Sektor Perumahan Dinilai Masih Lesu
Ekbis
Tak Mau Anak Magang Dieksploitasi, Ini Arahan Menaker
Tak Mau Anak Magang Dieksploitasi, Ini Arahan Menaker
Ekbis
Purbaya: Saya Undang Investor Asing, tapi Tidak Akan Memohon-Mohon
Purbaya: Saya Undang Investor Asing, tapi Tidak Akan Memohon-Mohon
Ekbis
Inflasi Oktober 2025 Capai 0,28 Persen, Disumbang Emas Perhiasan dan Cabai Merah
Inflasi Oktober 2025 Capai 0,28 Persen, Disumbang Emas Perhiasan dan Cabai Merah
Ekbis
Neraca Dagang Indonesia Surplus 4,34 Miliar Dollar AS pada September 2025
Neraca Dagang Indonesia Surplus 4,34 Miliar Dollar AS pada September 2025
Ekbis
Perkuat Peran di IKN, PT PP Teken Kontrak Pembangunan Jalan Kawasan Yudikatif Senilai Rp 1,97 Triliun
Perkuat Peran di IKN, PT PP Teken Kontrak Pembangunan Jalan Kawasan Yudikatif Senilai Rp 1,97 Triliun
Industri
OJK Ungkap Tantangan Pengembangan Industri Keuangan Syariah, Mulai Permodalan hingga Diversifikasi Produk
OJK Ungkap Tantangan Pengembangan Industri Keuangan Syariah, Mulai Permodalan hingga Diversifikasi Produk
Ekbis
Pabrik Asia Lesu, Dampak Tarif dan Lemahnya Permintaan AS Mulai Terasa
Pabrik Asia Lesu, Dampak Tarif dan Lemahnya Permintaan AS Mulai Terasa
Ekbis
Purbaya dan DPD Bahas Arah Kebijakan Fiskal dan Penguatan Daerah
Purbaya dan DPD Bahas Arah Kebijakan Fiskal dan Penguatan Daerah
Ekbis
Rupiah Melemah di Awal Pekan, Dihantui Kenaikan Inflasi dan Surplus Dagang Menyusut
Rupiah Melemah di Awal Pekan, Dihantui Kenaikan Inflasi dan Surplus Dagang Menyusut
Ekbis
Harga Referensi Biji Kakao Turun 14,5 Persen, Imbas Suplai Melimpah
Harga Referensi Biji Kakao Turun 14,5 Persen, Imbas Suplai Melimpah
Ekbis
Harga Emas Antam Melorot di Perdagangan Hari Ini, Turun Jadi Rp 2,27 Juta Per Gram
Harga Emas Antam Melorot di Perdagangan Hari Ini, Turun Jadi Rp 2,27 Juta Per Gram
Ekbis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau