JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG hari ini melandai dan bergerak di zona merah pada awal perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (30/10/2025). Sementara, mata uang garuda pagi ini menguat pada perdagangan pasar spot.
Melansir data RTI, pukul 09.02 WIB, IHSG bergerak di posisi 8.163,10 atau turun 3,12 poin (0,04 persen) dibanding penutupan sebelumnya pada level 8.166,22.
Sebanyak 252 saham melaju di zona hijau dan 186 saham di zona merah. Sedangkan 195 saham lainnya stagnan. Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 1,25 triliun dengan volume 3,15 juta saham.
Baca juga: IHSG Bakal Lanjutkan Tren Menguat? Simak Analisis dan Rekomendasi Saham Kamis
Direktur Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan, bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve atau The Fed memangkas suku bung acuan sesuai harapan investor. Suku bunga The Fed turun menjadi 3,75-4 persen dari semula 4-4,25 persen.
Ini menjadi kali kedua The Fed menurunkan suku bunga acuan tahun ini.
Namun demikian, Ketua The Fed Jerome Powell memberikan pernyataan bahwa penurunan suku bunga lanjutan pada bulan depan masih belum dapat dipastikan.
Pernyataan tersebut membuat investor cemas. Tingkat probabilitas pemangkasan suku bunga lanjutan oleh The Fed langsung surut dari 90 persen ke 60 persen.
Baca juga: Wall Street Catat Rekor Baru Jelang Keputusan Suku Bunga The Fed
The Fed juga menyoroti bahwa penutupan (shutdown) pemerintah AS membuat pihaknya tidak memiliki data akurat dalam membuat keputusan.
Dari dalam negeri, pemerintah menargetkan penyelesaian 12 Proyek Strategis Nasional (PSN) senilai total Rp 270 triliun hingga akhir 2025.
"Berdasarkan analisis teknikal, kami melihat IHSG berpotensi menguat terbatas dengan support dan resistance di level 8.020-8.290," kata dia dalam analisisnya, Kamis (30/10/2025).
Baca juga: BEI Pamer IHSG Naik 16,83 Persen Sepanjang Tahun, Total Investor Tembus 19,1 Juta
Sementara itu, analis MNC Sekuritas T. Herditya Wicaksana mengatakan, IHSG menguat 0,91 persen ke 8.166 dan disertai dengan munculnya volume pembelian.
Penutupan juga mampu menembus MA20 atau rata-rata penutupan dalam 20 hari terakhir.
Menurut dia, potensi IHSG untuk terkoreksi kembali relatif terbatas dan berpeluang menguat.
"Adapun area penguatan terdekat berada di 8.209-8.268," ucap dia.
Kemudian, bursa kawasan Asia hari ini mayoritas dibuka di zona merah, dengan Strait Times turun 0,21 persen (9,45 poin) di level 4.430,75, Shanghai Composite turun 0,19 persen (7,6 poin) di level 4.008,72.
Sementara, Nikkei turun 0,06 persen (32,20 poin) di level 51.275,39, Hang Seng naik 0,43 persen (112,83 poin) di level 26.458,97.
Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot pagi ini menguat.
Melansir data Bloomberg, pukul 09.12 WIB rupiah berada pada level Rp 16.616 per dollar AS atau menguat 1 poin (0,01 persen) dibanding penutupan sebelumnya Rp 16.617 per dollar AS.
Analis mata uang Doo Financial Futures Lukman Leong mengatakan, nilai tukar rupiah diperkirakan akan melemah terhadap dollar AS hari ini.
Ia menjelaskan, pelemahan rupiah tersebut terjadi karena dollar AS menguat cukup tajam setelah dalam rapat Federal Open Meeting Commitee (FOMC).
Meskipun pemangkasan suku bunga terjadi sesuai dengan perkiraan, tetapi secara mengejutkan Ketua The Fed Jerome Powell memberikan pernyataan hawkish mengenai pemangkasan berikutnya. Pemangkasan suku bunga di akhir tahun dinilai jauh dari kepastian.
"Range pergerakan rupiah hari ini berkisar 16.550-16.700," ucap dia.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang