NEW YORK, KOMPAS.com - Harga emas dunia sempat melonjak hingga 2 persen pada perdagangan Rabu (29/10/2025), namun akhirnya melemah setelah pasar mencerna pernyataan Ketua Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell terkait arah kebijakan suku bunga ke depan.
Penurunan momentum terjadi meski bank sentral AS baru saja memangkas suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin sesuai ekspektasi pasar.
Mengutip Reuters, pada akhir perdagangan Rabu waktu setempat atau Kamis (30/10/2025) pagi WIB, harga emas di pasar spot hanya tercatat naik tipis 0,3 persen ke level 3.964,39 dollar AS per ons, terpangkas dari awal sesi yang sempat menguat hingga 2 persen.
Sementara itu, harga emas berjangka AS untuk pengiriman Desember ditutup naik 0,4 persen ke level 4.000,7 dollar AS per ons.
Baca juga: BSI Perkuat Ekonomi Syariah Lewat Hilirisasi Emas, KUR, dan Program Sosial
The Fed memangkas suku bunga acuan ke kisaran 3,75–4,00 persen, yang menjadi penurunan kedua sepanjang tahun ini.
Namun, Powell memberi sinyal kehati-hatian atas langkah bank sentral berikutnya. “Dalam diskusi komite pada rapat kali ini, ada perbedaan pandangan yang cukup kuat mengenai arah kebijakan bulan Desember. Pemangkasan suku bunga lanjutan pada Desember bukanlah kesimpulan yang sudah pasti," ujar Powell dalam konferensi persnya.
Pernyataan Powell tersebut langsung menekan kenaikan harga emas yang sebelumnya cukup tinggi. "Emas bereaksi secara logis terhadap upaya Powell meredam ekspektasi pemangkasan suku bunga pada Desember. Saat ini kita sudah melihat kontrak berjangka Fed funds mulai memangkas ekspektasi tersebut, yang akan berdampak positif bagi dollar dan negatif bagi emas,” ujar Peter Grant, Wakil Presiden sekaligus Analis Logam Senior Zaner Metals.
Indeks dollar AS tercatat menguat lebih lanjut, membuat harga emas menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya, sehingga mengurangi minat investor terhadap logam kuning tersebut. "Fakta bahwa pemangkasan suku bunga Desember kini diragukan akan menahan kenaikan harga logam mulia,” kata analis logam independen, Tai Wong.
Dari sisi geopolitik, Presiden AS Donald Trump mengumumkan kesepakatan dagang dengan Korea Selatan dan menyatakan optimisme mengenai perundingan dengan Presiden China Xi Jinping, yang dijadwalkan berlangsung pada Kamis waktu setempat.
Adapun sepanjang tahun ini, harga emas sudah naik 51 persen dan sempat mencetak rekor tertinggi di 4.381,21 dollar AS per ons pada 20 Oktober 2025.
Namun, emas telah terkoreksi lebih dari 3 persen pada pekan ini, seiring meredanya ketegangan perdagangan global.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang