Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasar Emas Melemah Usai Komentar Powell, Meski The Fed Turunkan Suku Bunga

Kompas.com - 30/10/2025, 08:18 WIB
Yohana Artha Uly,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

NEW YORK, KOMPAS.com - Harga emas dunia sempat melonjak hingga 2 persen pada perdagangan Rabu (29/10/2025), namun akhirnya melemah setelah pasar mencerna pernyataan Ketua Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell terkait arah kebijakan suku bunga ke depan.

Penurunan momentum terjadi meski bank sentral AS baru saja memangkas suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin sesuai ekspektasi pasar.

Mengutip Reuters, pada akhir perdagangan Rabu waktu setempat atau Kamis (30/10/2025) pagi WIB, harga emas di pasar spot hanya tercatat naik tipis 0,3 persen ke level 3.964,39 dollar AS per ons, terpangkas dari awal sesi yang sempat menguat hingga 2 persen.

Sementara itu, harga emas berjangka AS untuk pengiriman Desember ditutup naik 0,4 persen ke level 4.000,7 dollar AS per ons.

Baca juga: BSI Perkuat Ekonomi Syariah Lewat Hilirisasi Emas, KUR, dan Program Sosial

The Fed memangkas suku bunga acuan ke kisaran 3,75–4,00 persen, yang menjadi penurunan kedua sepanjang tahun ini.

Namun, Powell memberi sinyal kehati-hatian atas langkah bank sentral berikutnya. “Dalam diskusi komite pada rapat kali ini, ada perbedaan pandangan yang cukup kuat mengenai arah kebijakan bulan Desember. Pemangkasan suku bunga lanjutan pada Desember bukanlah kesimpulan yang sudah pasti," ujar Powell dalam konferensi persnya.

Pernyataan Powell tersebut langsung menekan kenaikan harga emas yang sebelumnya cukup tinggi. "Emas bereaksi secara logis terhadap upaya Powell meredam ekspektasi pemangkasan suku bunga pada Desember. Saat ini kita sudah melihat kontrak berjangka Fed funds mulai memangkas ekspektasi tersebut, yang akan berdampak positif bagi dollar dan negatif bagi emas,” ujar Peter Grant, Wakil Presiden sekaligus Analis Logam Senior Zaner Metals.

Indeks dollar AS tercatat menguat lebih lanjut, membuat harga emas menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya, sehingga mengurangi minat investor terhadap logam kuning tersebut. "Fakta bahwa pemangkasan suku bunga Desember kini diragukan akan menahan kenaikan harga logam mulia,” kata analis logam independen, Tai Wong.

Dari sisi geopolitik, Presiden AS Donald Trump mengumumkan kesepakatan dagang dengan Korea Selatan dan menyatakan optimisme mengenai perundingan dengan Presiden China Xi Jinping, yang dijadwalkan berlangsung pada Kamis waktu setempat.

Adapun sepanjang tahun ini, harga emas sudah naik 51 persen dan sempat mencetak rekor tertinggi di 4.381,21 dollar AS per ons pada 20 Oktober 2025.

Namun, emas telah terkoreksi lebih dari 3 persen pada pekan ini, seiring meredanya ketegangan perdagangan global.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Terkini Lainnya
Inflasi Oktober 2025 Capai 0,28 Persen, Disumbang Emas Perhiasan dan Cabai Merah
Inflasi Oktober 2025 Capai 0,28 Persen, Disumbang Emas Perhiasan dan Cabai Merah
Ekbis
Neraca Dagang Indonesia Surplus 4,34 Miliar Dollar AS Pada September 2025
Neraca Dagang Indonesia Surplus 4,34 Miliar Dollar AS Pada September 2025
Ekbis
Perkuat Peran di IKN, PT PP Teken Kontrak Pembangunan Jalan Kawasan Yudikatif Senilai Rp 1,97 Triliun
Perkuat Peran di IKN, PT PP Teken Kontrak Pembangunan Jalan Kawasan Yudikatif Senilai Rp 1,97 Triliun
Industri
OJK Ungkap Tantangan Pengembangan Industri Keuangan Syariah, Mulai Permodalan hingga Diversifikasi Produk
OJK Ungkap Tantangan Pengembangan Industri Keuangan Syariah, Mulai Permodalan hingga Diversifikasi Produk
Ekbis
Pabrik Asia Lesu, Dampak Tarif dan Lemahnya Permintaan AS Mulai Terasa
Pabrik Asia Lesu, Dampak Tarif dan Lemahnya Permintaan AS Mulai Terasa
Ekbis
Purbaya dan DPD Bahas Arah Kebijakan Fiskal dan Penguatan Daerah
Purbaya dan DPD Bahas Arah Kebijakan Fiskal dan Penguatan Daerah
Ekbis
Rupiah Melemah di Awal Pekan, Dihantui Kenaikan Inflasi dan Surplus Dagang Menyusut
Rupiah Melemah di Awal Pekan, Dihantui Kenaikan Inflasi dan Surplus Dagang Menyusut
Ekbis
Harga Referensi Biji Kakao Turun 14,5 Persen, Imbas Suplai Melimpah
Harga Referensi Biji Kakao Turun 14,5 Persen, Imbas Suplai Melimpah
Ekbis
Harga Emas Antam Melorot di Perdagangan Hari Ini, Turun Jadi Rp 2,27 Juta Per Gram
Harga Emas Antam Melorot di Perdagangan Hari Ini, Turun Jadi Rp 2,27 Juta Per Gram
Ekbis
Harga Emas Antam Hari Ini Turun Rp 12.000, Jadi Rp 2,27 Juta per Gram
Harga Emas Antam Hari Ini Turun Rp 12.000, Jadi Rp 2,27 Juta per Gram
Ekbis
Kenalin Bobibos, BBM Nabati yang Diklaim Ramah Lingkungan
Kenalin Bobibos, BBM Nabati yang Diklaim Ramah Lingkungan
Energi
PKH November 2025 Sudah Cair, Begini Cara Cek Penerimanya
PKH November 2025 Sudah Cair, Begini Cara Cek Penerimanya
Ekbis
Di Bawah Kepemimpinan Hendrik Komandangi, Bank Saqu Jadi Mitra Pertumbuhan Korporasi
Di Bawah Kepemimpinan Hendrik Komandangi, Bank Saqu Jadi Mitra Pertumbuhan Korporasi
Ekbis
Daftar Tarif Listrik Terbaru Mulai Oktober 2025, Harga per KWH untuk Semua Golongan
Daftar Tarif Listrik Terbaru Mulai Oktober 2025, Harga per KWH untuk Semua Golongan
Ekbis
IHSG Bergerak Fluktuatif, Disarankan Fokus ke Saham Defensif dan Emiten Berkinerja Solid
IHSG Bergerak Fluktuatif, Disarankan Fokus ke Saham Defensif dan Emiten Berkinerja Solid
Ekbis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau