JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Ekonomi Kreatif (Ekraf) meminta tambahan anggaran menjadi Rp 1,06 triliun dari pagu indikatif Rp 528 miliar.
Penambahan anggaran ini disampaikan oleh Menteri Ekonomi Kreatif Teuku Riefky Harsya dalam rapat kerja bersama Komisi VII DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (4/9/2025).
"Dari rencana program kerja tersebut, maka Kementerian Ekonomi Kreatif mengusulkan usulan tambahan untuk tahun anggaran 2026 yaitu sebesar Rp 1.066.397.732.000," kata Teuku Riefky dalam rapat, Kamis.
Baca juga: Menteri Ekraf: Sound Horeg Jangan Sampai Mengganggu Masyarakat
Riefky merinci, penambahan anggaran tersebut diperlukan untuk program dukungan manajemen Rp 290,9 miliar dan program ekonomi kreatif sebesar Rp 775,4 miliar.
Poltikus Partai Demokrat ini menyebutkan, ada sejumlah program yang bakal dijalankan Kementerian Ekraf pada tahun depan.
Pertama, adalah pemberdayaan desa kreatif yang berkolaborasi dengan desa-desa yang memiliki produk-produk kreatif.
Baca juga: Menteri Ekraf Dorong Esports sebagai Penggerak Ekonomi Kreatif
Kementerian pun bakal berkolaborasi dengan BUMDes dalam program ini.
"Sehingga meningkatkan keterampilan kemudian kompetitif dari produk kreatif dan juga akses pasarnya bisa lebih kuat," tutur dia.
Program lainnya adalah berkaitan dengan pelatihan industri kriya, pelatihan keterampilan untuk UMKM baik tenun, anyaman, hingga pembuatan kuliner.
"Kemudian juga peningkatan akses pasar melalui digital atau lewat e-commerce," kata Riefky.
Baca juga: Soal Polemik Royalti Lagu, Menteri Ekraf: Harus Ada Kebijakan Adil
Ada pula event dan festival lokal seperti festival budaya, musik, film, hingga tari kuliner.
Ia mengatakan, festival ini diadakan sebagai motor penggerak ekonomi daerah.
"Kemudian ada literasi dan inovasi digital program pelatihan konten kreator, afiliator, kemudian juga untuk kegiatan marketing, desain grafis, dan lain sebagainya, termasuk skema beasiswa untuk ekraf digital bagi talenta muda dari keluarga pra-sejahtera untuk membuka peluang kerja remote atau global," kata Riefky.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini