Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Dr. Ir. Dimitri Mahayana, M. Eng, CISA, ATD
Dosen STEI ITB & Founder Lembaga Riset Telematika Sharing Vision Indonesia

Dimitri Mahayana adalah pakar teknologi informasi komunikasi/TIK dari Bandung. Lulusan Waseda University, Jepang dan ITB. Mengabdi sebagai Dosen di STEI ITB sejak puluhan tahun silam. Juga, meneliti dan berbagi visi dunia TIK kepada ribuan profesional TIK dari ratusan BUMN dan Swasta sejak hampir 20 tahun lalu.

Bisa dihubungi di dmahayana@stei.itb.ac.id atau info@sharingvision.com

Ojol dan Hegemoni Kapitalisme Digital

Kompas.com - 08/09/2025, 06:45 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

BULAN Agustus 2025 lalu, terasa berbeda. Biasanya kita merayakannya dengan suka cita: lomba tujuh belasan, karnaval, hingga semangat kemerdekaan yang memenuhi jalanan. Namun, Agustus kali ini ditutup dengan kenyataan pahit.

Pada 28 Agustus 2025, pengemudi ojol bernama Affan Kurniawan meninggal dunia setelah dilindas kendaraan taktis di tengah kerumunan massa yang berdemo di Gedung DPR RI.

Tak lama berselang, Rusdamdiansyah atau biasa disapa Dandi, driver ojol di Makassar, juga berpulang tragis setelah dikeroyok massa yang salah mengira ia seorang intel.

Dua peristiwa ini memicu gelombang solidaritas. Ribuan pengemudi ojol di berbagai kota menggelar aksi bela sungkawa.

Mulai dari konvoi penghormatan, doa bersama, hingga shalat ghaib sebagai tanda duka sekaligus perlawanan terhadap rasa tidak adil yang mereka rasakan.

Tragedi Affan dan Dandi membuka mata kita, di balik jaket hijau yang setiap hari kita temui, ada cerita perjuangan hidup yang rapuh.

Layanan transportasi online memang memudahkan masyarakat. Namun ironinya, banyak pengemudinya yang masih jauh dari kata sejahtera, bahkan perlindungan kerap minim.

Kisah ini menjadi pengingat bahwa driver ojol bukan sekadar “pelengkap aplikasi”. Mereka adalah manusia dengan harapan, keluarga, dan hak yang sama untuk hidup layak.

Baca juga: Saat Inovasi Tergelincir: Refleksi Kasus Chromebook Nadiem Makarim

Di bawah bayang-bayang platform digital raksasa, mereka berjuang bukan hanya melawan kemacetan, tapi juga sistem yang mengikat mereka dalam ilusi kebebasan.

Mari kita telusuri realitas pahit ini melalui data-data selanjutnya.

Jam kerja menguras

Bagi sebagian besar pengemudi ojol, jalanan adalah rumah kedua mereka. Survei Institute for Demographic and Poverty Studies (IDEAS) pada 2023 terhadap 225 driver di Jabodetabek menemukan bahwa hampir 7 dari 10 pengemudi (68,9 persen) bekerja antara 9 hingga 16 jam per hari.

Jika dihitung seminggu penuh, itu setara dengan 63 jam hingga 112 jam kerja – lebih dari dua kali lipat jam kerja kantoran biasa.

Kondisi serupa terungkap dalam studi Fairwork Indonesia (2022). Seorang pengemudi bernama Roy mengaku harus bekerja hingga 16 jam setiap hari tanpa libur, yang berarti lebih dari 110 jam dalam seminggu.

Sementara Safrul, pengantar makanan, rata-rata menghabiskan 12 jam sehari, tujuh hari penuh dalam seminggu.

Riset lain dari LDFEB UI menegaskan betapa rapuh posisi para driver. Sekitar 90 persen pengemudi Gojek mengandalkan pekerjaan platform sebagai satu-satunya sumber penghasilan. Bahkan 93 persen di antaranya memiliki dua tanggungan atau lebih.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Terkini Lainnya
Amnesty: Kasus Munir Penting untuk Bersihkan Negara dari Penyalahgunaan Kekuasaan
Amnesty: Kasus Munir Penting untuk Bersihkan Negara dari Penyalahgunaan Kekuasaan
Nasional
Tiba di Tanah Air, KRI Brawijaya-320 Akan Ditempatkan di Koarmada II
Tiba di Tanah Air, KRI Brawijaya-320 Akan Ditempatkan di Koarmada II
Nasional
Kasus Bunuh Diri Ibu dan Anak di Bandung, Menko Pratikno Sebut Perempuan Menanggung Beban Berat
Kasus Bunuh Diri Ibu dan Anak di Bandung, Menko Pratikno Sebut Perempuan Menanggung Beban Berat
Nasional
Gen Z, FOMO, dan Tragedi di Balik Demonstrasi
Gen Z, FOMO, dan Tragedi di Balik Demonstrasi
Nasional
Ketua KY Sebut 12 Hakim Agung Pensiun di 2025
Ketua KY Sebut 12 Hakim Agung Pensiun di 2025
Nasional
Kapal Perang Baru TNI AL, KRI Brawijaya-320 Tiba di Tanah Air Setelah 44 Hari Berlayar dari Italia
Kapal Perang Baru TNI AL, KRI Brawijaya-320 Tiba di Tanah Air Setelah 44 Hari Berlayar dari Italia
Nasional
Nusron Disentil di DPR terkait Nasib 3,1 Juta Hektare Lahan Sawit Ilegal yang Sudah Disita Prabowo
Nusron Disentil di DPR terkait Nasib 3,1 Juta Hektare Lahan Sawit Ilegal yang Sudah Disita Prabowo
Nasional
Main Domino Bareng Aziz Wellang, Menteri Karding: Raja Juli Tidak Salah, Saya Tanggung Jawab Penuh
Main Domino Bareng Aziz Wellang, Menteri Karding: Raja Juli Tidak Salah, Saya Tanggung Jawab Penuh
Nasional
KY Umumkan Hasil Seleksi 13 Calon Hakim Agung dan 3 Hakim Ad Hoc HAM, Berikut Daftarnya
KY Umumkan Hasil Seleksi 13 Calon Hakim Agung dan 3 Hakim Ad Hoc HAM, Berikut Daftarnya
Nasional
Menag Jenguk dan Doakan Korban Ambruknya Bangunan Majelis Taklim di Bogor
Menag Jenguk dan Doakan Korban Ambruknya Bangunan Majelis Taklim di Bogor
Nasional
KPK Panggil Iwan Chandra Pengantar Uang Suap Rp 3 M untuk Ketua Kadin Kaltim Dayang Dona
KPK Panggil Iwan Chandra Pengantar Uang Suap Rp 3 M untuk Ketua Kadin Kaltim Dayang Dona
Nasional
Meski Tak Terima Uang, Nadiem Makarim Dinilai Tetap Bisa Dijerat dalam Kasus Laptop Chromebook
Meski Tak Terima Uang, Nadiem Makarim Dinilai Tetap Bisa Dijerat dalam Kasus Laptop Chromebook
Nasional
Hendry Lie Ajukan Kasasi di Kasus Korupsi Timah
Hendry Lie Ajukan Kasasi di Kasus Korupsi Timah
Nasional
Menko PMK Sebut Kasus Ibu Tewas Bersama Anak Jadi Luka Indonesia, Cerminkan Beban Berat Perempuan
Menko PMK Sebut Kasus Ibu Tewas Bersama Anak Jadi Luka Indonesia, Cerminkan Beban Berat Perempuan
Nasional
Menko Pratikno Ucap Belasungkawa buat Ibu dan Dua Anak yang Tewas di Kontrakan Bandung
Menko Pratikno Ucap Belasungkawa buat Ibu dan Dua Anak yang Tewas di Kontrakan Bandung
Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau