SUMBAWA, KOMPAS.com - Lima unit rumah dilalap si jago merah di Desa Banda, Kecamatan Tarano, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB), pada Senin (16/9/2024) pukul 08.05 Wita.
Dari lima rumah ini, tiga rumah hangus, sedangkan dua rumah lainnya hanya sebagian yang terbakar.
Tidak ada korban jiwa dalam kejadian di RT 002 RW 002 tersebut, namun kerugian material diperkirakan mencapai Rp 600 juta.
Pemadaman api cukup alot. Api baru bisa dipadamkan tiga jam kemudian setelah mengerahkan petugas pemadam kebakaran dari Pos Plampang.
Baca juga: 3 Rumah Panggung di Sumbawa Hangus Terbakar, Kerugian Rp 150 Juta
Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkartan) Kabupaten Sumbawa, Sahabuddin membenarkan adanya musibah kebakaran di Desa Banda Kecamatan Tarano.
“Benar, kami mendapat laporan kejadian pada pukul 08.05 Wita,” kata Sahabuddin, saat dikonfirmasi, Senin.
Petugas dari Pos Plampang tiba di lokasi pukul 08.45 Wita. Dibantu masyarakat dan aparat setempat, api berhasil dipadamkan pukul 11.40 Wita.
Tercatat tiga rumah terdiri dari 2 rumah panggung dan 1 semi permanen, habis dilalap api.
“Rumah tersebut milik Ahmad Aminollah, Mustafa dan H Mansur. Sedang dua rumah lainnya milik Mukhlas dan Abdul Rahman H Usman, mengalami kerusakan,” sebut dia.
Api diketahui berasal dari rumah Ahmad Aminollah yang saat kejadian tidak berada di tempat.
Api cepat membesar karena angin kencang serta jauhnya Pos Pemadam di Plampang, sehingga merambat di dua rumah lainnya.
Baca juga: Istri Jadi TKW, Pria di Sumbawa Cabuli Tetangga yang Masih SMP
“Api juga membakar dinding dan atap dua rumah di sekitarnya. Sejauh ini, penyebab kebakaran belum diketahui, masih dalam penyelidikan pihak berwenang,” ujar dia.
Sahabuddin juga menyampaikan apresiasinya kepada seluruh petugas pemadam kebakaran dan warga setempat yang turut membantu dalam proses pemadaman.
"Berkat kerja sama yang baik, api berhasil dipadamkan dengan cepat sehingga tidak menimbulkan kerugian yang lebih besar. Ia berterima kasih kepada relawan di tingkat desa yang telah membantu," pungkas dia.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini