Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Driver Ojol Geruduk Kantor Grab di Samarinda, Protes Penurunan Tarif yang Langgar SK Gubernur

Kompas.com - 07/08/2025, 12:48 WIB
Pandawa Borniat,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

SAMARINDA, KOMPAS.com — Sekitar 200 pengemudi taksi online roda empat yang tergabung dalam Aliansi Mitra Kaltim Bersatu (AMKB) menggelar aksi protes di kantor Grab di Jalan Wahid Hasyim 1, Kelurahan Sempaja Timur, Samarinda, Kalimantan Timur, Kamis (7/8/2025).

Aksi ini merupakan bentuk kekecewaan terhadap dugaan pelanggaran Surat Keputusan (SK) Gubernur Kalimantan Timur Nomor 100.3.3.1/K.673/2023 terkait tarif Angkutan Sewa Khusus (ASK).

Koordinator aksi, Yohanes, menyatakan bahwa Grab telah melanggar kesepakatan tarif yang sebelumnya telah disetujui bersama oleh para penyedia layanan transportasi daring, termasuk Maxim dan Gojek.

"Tiga minggu lalu kami sudah sepakat. Maxim, Gojek, Grab sudah ikut aturan, tarif bersihnya Rp 18.800 per 4 kilometer, batas bawah Rp 5.000, batas atas Rp 7.000. Tapi tiba-tiba tarif turun lagi," kata Yohanes saat ditemui di lokasi aksi.

Baca juga: Maxim: Pendapatan Pengemudi Ojol Turun 45 Persen Imbas SK Gubernur Kaltim

Menurut Yohanes, meski penurunan tarif diawali oleh Maxim, Grab justru ikut-ikutan menurunkan tarif, yang dinilai memperburuk persaingan dan merugikan mitra pengemudi.

"Setelah Maxim menurunkan, Grab juga ikut-ikutan. Ini jelas melanggar kesepakatan dan SK Gubernur," lanjutnya.

Tuntutan: Kembalikan Tarif dan Tegakkan Aturan

AMKB mendesak Grab untuk segera mengembalikan tarif sesuai ketentuan SK Gubernur. Mereka juga meminta pemerintah, khususnya Dinas Perhubungan, bersikap adil terhadap semua penyedia aplikasi.

"Yang kami tuntut bukan cuma tarif, tapi keadilan. Pemerintah harus netral, jangan ada yang dibela. Semua aplikasi harus patuh," tegas Yohanes.

Baca juga: Ongkos Transportasi Warga Depok Tembus Rp 1,4 Juta, Ojol Jadi Beban Terbesar

Salah satu pengemudi, Sahrul Razi, mengaku pendapatannya anjlok sejak Grab menurunkan tarif.

Ia mengatakan bahwa program promo yang dijalankan perusahaan bukanlah subsidi, melainkan pemotongan langsung dari tarif mitra.

"Grab katanya kasih promo, tapi bukan disubsidi. Tarifnya memang langsung turun. Kalau dulu pelanggan bayar Rp 15 ribu, kita tetap terima Rp 18 ribu. Tapi sekarang tarif bersih ke kita juga ikut turun," jelas Sahrul.

Ia juga menilai bahwa penurunan tarif justru membuat konsumen bingung, karena dikira hanya bagian dari promo.

"Orang jadi bingung, mereka pikir tarif Grab murah karena promo. Padahal yang dikorbankan itu drivernya," ujarnya.

Ancaman Aksi Lebih Besar

AMKB berencana menggelar aksi lanjutan pada Senin mendatang di depan Kantor Gubernur Kalimantan Timur. Mereka mengklaim akan membawa massa lebih besar untuk menuntut penegakan regulasi.

"Kami akan turun lebih banyak. Kalau masih tidak ada perubahan, kami minta pemerintah tutup operasional aplikasi yang melanggar, termasuk Grab," pungkas Yohanes.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
Pelemparan Molotov di Pos Polisi Yogyakarta, Polisi Periksa 6 Saksi
Pelemparan Molotov di Pos Polisi Yogyakarta, Polisi Periksa 6 Saksi
Regional
Pemerintah Buru Lahan Sawit yang Dikuasai Pengusaha Bermasalah, Target 3,8 Juta Hektare
Pemerintah Buru Lahan Sawit yang Dikuasai Pengusaha Bermasalah, Target 3,8 Juta Hektare
Regional
Tunjangan Rumah DPRD Brebes Rp 35 Juta Dikritik, Bupati Paramitha: Sepakat Evaluasi
Tunjangan Rumah DPRD Brebes Rp 35 Juta Dikritik, Bupati Paramitha: Sepakat Evaluasi
Regional
Sopir Bank Jateng Bawa Kabur Rp 10 Miliar Ditangkap, Polisi Ungkap Peran Ketiga Pelaku
Sopir Bank Jateng Bawa Kabur Rp 10 Miliar Ditangkap, Polisi Ungkap Peran Ketiga Pelaku
Regional
Pria Hilang di Kebun Karet Ditemukan Selamat, Mengaku Dibawa Perempuan Cantik
Pria Hilang di Kebun Karet Ditemukan Selamat, Mengaku Dibawa Perempuan Cantik
Regional
Pajak Orang Kaya 40 Persen Dinilai Efektif Tambah Penerimaan Negara
Pajak Orang Kaya 40 Persen Dinilai Efektif Tambah Penerimaan Negara
Regional
Daftar Korban Kecelakaan Bus ALS Rombongan Atlet di Tol Padang: 2 Tewas, 29 Luka-luka
Daftar Korban Kecelakaan Bus ALS Rombongan Atlet di Tol Padang: 2 Tewas, 29 Luka-luka
Regional
Bantuan Chromebook di Kalteng Masih Terpakai untuk ANBK dan Pembelajaran IT
Bantuan Chromebook di Kalteng Masih Terpakai untuk ANBK dan Pembelajaran IT
Regional
3 Karung Uang Diamankan dari Sopir Bank Jateng yang Bawa Kabur Rp 10 Miliar
3 Karung Uang Diamankan dari Sopir Bank Jateng yang Bawa Kabur Rp 10 Miliar
Regional
Daftar Lengkap Rute Angkot Gratis SD-SMP di Kabupaten Magelang
Daftar Lengkap Rute Angkot Gratis SD-SMP di Kabupaten Magelang
Regional
Kronologi Pemuda Bawa Molotov Saat Demo 1 September di Lampung, 3 Ditangkap
Kronologi Pemuda Bawa Molotov Saat Demo 1 September di Lampung, 3 Ditangkap
Regional
Kronologi Majelis Taklim Roboh di Bogor Tewaskan 4 Orang Versi Pimpinan: Banyak yang Tertindih
Kronologi Majelis Taklim Roboh di Bogor Tewaskan 4 Orang Versi Pimpinan: Banyak yang Tertindih
Regional
Jelang MotoGP 2025, Lintasan Sirkuit Mandalika Dicat Ulang
Jelang MotoGP 2025, Lintasan Sirkuit Mandalika Dicat Ulang
Regional
Dapat 28 Chromebook dari Nadiem, Kepala Sekolah di Kalteng: 6 Laptop Rusak Sejak Awal
Dapat 28 Chromebook dari Nadiem, Kepala Sekolah di Kalteng: 6 Laptop Rusak Sejak Awal
Regional
Gedung DPRD Solo yang Dibakar Massa Direnovasi Tahun Ini, Dana Rp 7,5 Diajukan ke Pusat
Gedung DPRD Solo yang Dibakar Massa Direnovasi Tahun Ini, Dana Rp 7,5 Diajukan ke Pusat
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau