KOMPAS.com – Bupati Seram Bagian Timur (SBT) Fachri mengajak Koalisi Masyarakat Sipil Pendanaan Ekologis untuk mendukung proyek hilirisasi sagu yang menjadi Proyek Strategis Nasional (PSN) ke-31 dari 77 PSN yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029.
Dia juga meminta agar Koalisi Masyarakat Sipil Pendanaan Ekologis turut hadir dan memberikan asistensi kepada pemerintah daerah dalam memaksimalkan akses potensi pendanaan hijau dari PSN hilirisasi sagu SBT. Dukungan terhadap potensi lain, seperti hutan alam, mangrove, dan padang lamun juga menjadi bagian penting dari upaya ini.
Ajakan tersebut disampaikan Fachri dalam sesi Green Leader Forum pada Konferensi Nasional Pendanaan Ekologis VI yang digelar Koalisi Masyarakat Sipil Pendanaan Ekologis di Hotel Aryaduta Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (5/7/2025).
Menurut Bupati yang baru memimpin SBT kurang dari enam bulan ini, program hilirisasi sagu sejalan dengan pembangunan rendah karbon dan ketahanan iklim yang menjadi fondasi transformasi ekonomi menuju Indonesia Emas 2045.
“Dengan melakukan tebang pilih pada pohon sagu, kami yakin dapat memaksimalkan potensi penyerapan karbon di lahan sagu seluas 35.000 hektar (ha) yang menjadi basis hilirisasi sagu di Kabupaten Ita Wotu Nusa ini,” jelas Fachri yang akrab disapa Bang Sagu.
Baca juga: HKI Perkuat Sinergi Hilirisasi dan SDM untuk Dorong Ekonomi Tumbuh 8 Persen
Lebih lanjut, Muhamad Muhyin, tenaga ahli Pemda SBT untuk hilirisasi sagu, memaparkan hasil penelitian ilmiah yang menunjukkan bahwa sagu merupakan tanaman ramah lingkungan.
Emisi yang dihasilkan sagu hanya 214,75 kg ekuivalen karbon dioksida (CO2eq) per ton pati kering per ha per tahun, jauh lebih rendah dibandingkan padi (322,03 kg CO2 eq) dan kelapa sawit (406,88 kg CO2eq).
"Dari perspektif pemanasan global, budi daya sagu jauh lebih baik dibanding menanam padi, apalagi jika dibandingkan dengan konversi lahan gambut menjadi sawah," ujar Muhyin.
Selain itu, dari sisi produktivitas karbohidrat dan kalori, luas lahan yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan pangan Indonesia pada 2030 yang diperkirakan mencapai 270 juta jiwa, untuk sagu hanya 1.584.000 ha, sementara padi membutuhkan lahan hingga 5.805.000 hektar (dengan asumsi dua kali panen per tahun). Ini berarti sagu membutuhkan lahan hanya sekitar 1 banding 4 dibandingkan padi.
Dengan data ini, hilirisasi sagu yang digalakkan oleh Bupati Fachri merupakan langkah tepat untuk mengawinkan dua program utama Presiden Prabowo, yaitu hilirisasi sagu dan pembangunan rendah karbon, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya para petani sagu di SBT.
Sebagai bentuk apresiasi atas partisipasi Bupati Fachri, panitia kegiatan memberikan piagam penghargaan kepada orang nomor satu di SBT ini atas kontribusinya yang aktif dalam forum yang rutin digelar sejak 2017 tersebut.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini