Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sesak karena Gas Air Mata, Septinus Sesa Tutup Usia, Komnas HAM Turun Selidiki di Manokwari

Kompas.com - 06/09/2025, 19:58 WIB
Mohamad Adlu Raharusun,
Eris Eka Jaya

Tim Redaksi

MANOKWARI, KOMPAS.com - Septinus Andreas Sesa mengembuskan napas terakhir saat dalam perjalanan menuju Rumah Sakit TNI AL Manokwari, Papua Barat, pada Kamis malam, tanggal 28 Agustus 2025.

Septinus memang memiliki riwayat sakit, tetapi malam itu dadanya terasa sesak ketika kepulan asap perih dari tembakan gas air mata polisi masuk ke dalam rumahnya saat ia dan Selina Welmince, istri Septinus, sedang mengobrol ringan di ruang belakang.

"Bapak, waktu malam itu sekitar pukul 21.00 WIT, meminta mama agar membereskan jualan pinang di depan karena ada rencana aksi, lalu kami berdua duduk di ruang belakang rumah," kata Welmince, istri Septinus, saat ditemui KOMPAS.com di rumahnya, Jumat (5/9/2025).

Welmince menuturkan, suaminya pada malam itu hendak mengikuti latihan di gereja, tetapi ada desas-desus mengenai aksi.

Baca juga: Aksi Demo Damai di Manokwari, Massa Menuntut TNI Kembali ke Barak dan Polri Dievaluasi

Suaminya kemudian kembali mengingatkan dia dan anak-anak yang sedang berjualan pinang di depan Jalan Yossudarso supaya kembali ke rumah.

"Waktu gas air mata itu terasa di dalam rumah, bapak merasa sesak. Saya sempat inisiatif mengambil air agar bapak minum, tetapi keadaan sudah tidak bisa hingga larut malam. Bapak merasa harus dibawa ke rumah sakit," kata Welmince.

Aksi telah reda, tetapi sisa gas air mata masih terasa bagi warga di dekat jalan tersebut.

Merasa keadaan tak bisa ditahan, ia memanggil anak-anak untuk mencari kendaraan supaya membawa sang bapak ke rumah sakit.

"Sudah larut malam, tidak ada kendaraan umum yang kami dapat. Hanya saja, kami minta tolong ke tetangga, kemudian bapak dimuat dengan mobil pikap ke Rumah Sakit Angkatan Laut," kata Merry Sesa, anak dari almarhum Septinus.

Setibanya di ruangan unit gawat darurat, petugas melakukan pemeriksaan dan ternyata Septinus sudah tak bernyawa.

Baca juga: Polda Papua Barat Buru Provokator Aksi yang Resahkan Warga Manokwari

"Petugas memeriksa bapak, saya lihat cek di mata, katanya bapak sudah tak bernyawa," ucap Merry.

Merry lalu meminta sopir mobil pikap kembali ke rumah untuk memberitahukan kepada ibunya bahwa bapak telah mengembuskan napas terakhirnya.

"Sekitar pukul 05.00 dini hari kami di rumah sakit, tapi bapak sudah tak bisa tertolong sehingga saya masih urus administrasi, sedangkan pak sopir kami minta tolong untuk kasih tahu mama di rumah," ucapnya.

Merry juga mengaku bahwa keadaan awal aksi hingga penembakan gas air mata terasa hingga badannya perih.

Komnas HAM Datangi Manokwari

Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Papua, Frits Ramandey, membenarkan pihaknya telah berada di Manokwari untuk melakukan pemeriksaan terkait rangkaian aksi, terutama peristiwa pada malam 28 Agustus.

Halaman:


Terkini Lainnya
Membangun Aksara, Merajut Masa Depan Anak-anak Eks Timtim di Batas Negara
Membangun Aksara, Merajut Masa Depan Anak-anak Eks Timtim di Batas Negara
Regional
Mahasiswa dan Pelajar Todong DPRD Demak dalam Dialog Terbuka, dari Beasiswa hingga Transparansi APBD
Mahasiswa dan Pelajar Todong DPRD Demak dalam Dialog Terbuka, dari Beasiswa hingga Transparansi APBD
Regional
Dana Hibah Ormas Diduga Dikuasai Oknum DPRD Jateng, Terungkap Praktik Makelar dan Potongan
Dana Hibah Ormas Diduga Dikuasai Oknum DPRD Jateng, Terungkap Praktik Makelar dan Potongan
Regional
Pariwisata Labuan Bajo Terganggu akibat Kelangkaan BBM, Pertamina Akan Bangun Terminal BBM
Pariwisata Labuan Bajo Terganggu akibat Kelangkaan BBM, Pertamina Akan Bangun Terminal BBM
Regional
Ketika Hijab Motif Aceh Menjangkau Pasar Dunia…
Ketika Hijab Motif Aceh Menjangkau Pasar Dunia…
Regional
Wali Kota Semarang Resmikan Jalan YB Mangunwijaya, Wujud Penghormatan dan Ruang Harapan
Wali Kota Semarang Resmikan Jalan YB Mangunwijaya, Wujud Penghormatan dan Ruang Harapan
Regional
Tunjangan DPRD NTT Capai Rp 41,4 Miliar Per Tahun, Ini Tanggapan Gubernur
Tunjangan DPRD NTT Capai Rp 41,4 Miliar Per Tahun, Ini Tanggapan Gubernur
Regional
Revisi Undang Undang Pariwisata, Keponakan Prabowo Beri Bocoran
Revisi Undang Undang Pariwisata, Keponakan Prabowo Beri Bocoran
Regional
Tingkatkan Kesejahteraan Pekerja Tembakau, Pemkot Malang Gelar Pelatihan Olahan Pangan Bagi Pekerja Rokok
Tingkatkan Kesejahteraan Pekerja Tembakau, Pemkot Malang Gelar Pelatihan Olahan Pangan Bagi Pekerja Rokok
Regional
Pesta Berujung Maut, 2 Pria di Pulau Seram Maluku Tewas Setelah Cekcok
Pesta Berujung Maut, 2 Pria di Pulau Seram Maluku Tewas Setelah Cekcok
Regional
Berkat Chromebook Bantuan Nadiem, Pelajar di Pelosok Banten Bisa Belajar Pakai Laptop
Berkat Chromebook Bantuan Nadiem, Pelajar di Pelosok Banten Bisa Belajar Pakai Laptop
Regional
Unsoed Dampingi Mahasiswi Korban Kekerasan Seksual Guru Besar
Unsoed Dampingi Mahasiswi Korban Kekerasan Seksual Guru Besar
Regional
Krisis Air Bersih di Batu Merah, Wali Kota Batam Geram
Krisis Air Bersih di Batu Merah, Wali Kota Batam Geram
Regional
DPR Hentikan Tunjangan Perumahan Rp 50 Juta, Dosen UGM: DPRD Harus Ikut Berbenah
DPR Hentikan Tunjangan Perumahan Rp 50 Juta, Dosen UGM: DPRD Harus Ikut Berbenah
Regional
WN Belgia Terpeleset Saat Menuju Danau Segar Anak Gunung Rinjani
WN Belgia Terpeleset Saat Menuju Danau Segar Anak Gunung Rinjani
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau