BENGKULU, KOMPAS.com – Sinar matahari pada Selasa (14/10/2025) siang memantul dari permukaan 88 panel tenaga surya yang berjajar rapi di atap gedung Kantor Bupati Bengkulu Tengah. Kepala Bagian Umum Setda Pemkab Bengkulu Tengah, Catur Setiadi, berdiri di bawah terik, sesekali menunjuk panel-panel itu sambil memberi arahan kepada dua stafnya.
Dari lantai tiga, Catur turun menuju basement tempat ruang kelistrikan kantor bupati tersentral. Napasnya sedikit terengah, namun matanya awas menelusuri kabel dan inverter yang tersambung ke panel distribusi milik PLN.
"Sudah enam tahun terhitung 2020 Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) kapasitas 30 kilo watt peak (KWP) dari Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) membantu daya listrik di Gedung Kantor Bupati Bengkulu Tengah," kata Catur Setiadi kepada Kompas.com.
Sebelum adanya PLTS, kantor bupati sepenuhnya mengandalkan pasokan listrik PLN. Menurut Catur, tambahan sumber daya dari PLTS sangat membantu menghemat anggaran daerah untuk pembayaran listrik.
"Tagihan listrik per bulan kantor bupati Rp 16 juta. Saya yakin kalau tidak dibantu PLTS tagihan akan membengkak. Jadi sumber listrik kantor bupati ini ada dari PLN dan dari PLTS," katanya.
Baca juga: PLTS Atap Baru di Pabrik Ban Kurangi Emisi 689 Ton CO? per Tahun
Ia menjelaskan, sistem PLTS bekerja dengan menyerap energi matahari melalui panel surya, kemudian menyalurkannya ke inverter sebelum dialirkan ke panel listrik PLN.
"Jadi listrik tenaga surya dari panel menuju inverter, didistribusikan ke panel listrik PLN. Jadi listrik dari PLTS kemudian digabungkan dengan milik PLN setelah itu listrik disalurkan ke seluruh ruangan kantor," bebernya.
Perawatan PLTS pun tergolong sederhana. Selama enam tahun berjalan, belum pernah ada kendala berarti.
"Perawatan tidak rumit, keluhan tidak ada, memang sesekali ada tim khusus dari vendor PLTS mengecek, itu pun hanya sesekali," ungkap Catur.
Tak hanya kantor bupati, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) Bengkulu Tengah juga ikut memanfaatkan PLTS untuk menunjang aktivitas pelayanan publik.
Panel surya di atap kantor bupati Kabupaten Bengkulu TengahProvinsi Bengkulu kini menjadi salah satu wilayah di Indonesia yang paling serius menapaki transisi energi bersih. Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Bengkulu mencatat, hingga 2025 terdapat 18 Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), 14 Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa, dua PLT Biogas, dan 29 PLTS yang aktif beroperasi.
"Pembangkit-pembangkit ini tersebar di seluruh Bengkulu baik skala kecil dan besar. Skala kecil dimanfaatkan di kantor pemerintah, kampus, rumah ibadah, pabrik pengolahan kelapa sawit, semuanya aktif," kata Kepala Bidang Energi dan Ketenagalistrikan Dinas ESDM Provinsi Bengkulu, Rozani Andawari, Selasa (7/10/2025).
Menurut Rozani, Bengkulu kini berstatus "daulat energi". Sebanyak 56 persen listriknya bersumber dari energi baru terbarukan (EBT).
"Bengkulu merupakan wilayah surplus listrik, 56 persen listrik itu bersumber dari EBT," ujarnya.
Baca juga: IESR Desak Reformasi Pengadaan EBT, Lancarkan Transisi Energi yang Tersendat