Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menghidupkan Kembali Keahlian Menyumpit, Budaya Dayak yang Mulai Ditinggalkan Generasi Muda di Nunukan

Kompas.com - 15/10/2025, 14:37 WIB
Ahmad Dzulviqor,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

NUNUKAN, KOMPAS.com – Dinas Pariwisata Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, menggelar lomba sumpit sebagai upaya melestarikan budaya dan senjata tradisional khas Dayak di wilayah perbatasan Indonesia–Malaysia, Rabu (15/10/2025).

Kegiatan ini diikuti sekitar 100 peserta dari berbagai etnis Dayak dan Suku Tidung.

Lomba digelar di pelataran belakang Gedung Olahraga (GOR) Sei Sembilan sebagai bagian dari rangkaian perayaan HUT ke-26 Kabupaten Nunukan.

“Saat ini sumpit kurang diminati pemuda kami. Tersisa orang tua saja yang masih melestarikan senjata adat ini,” ujar pelestari sumpit, Oktavianus Ramli, saat ditemui di lokasi acara.

Baca juga: Mengenal Taipur, Pasukan Khusus Kostrad yang Punya Keahlian Khas Gunakan Sumpit Dayak

Senjata Sekaligus Identitas Leluhur

Oktavianus menjelaskan, sumpit Dayak Lundayeh biasanya dibuat dari kayu keras seperti Kayu Nian dan Kayu Natu.

Proses pembuatannya dilakukan dengan bor tangan manual dan bisa memakan waktu hingga satu pekan.

“Kalau mau hasil sumpit yang cantik, biasanya dua minggu, karena dihaluskan, dibuat sangat keras, dan memiliki daya luncur anak sumpit yang presisi,” tuturnya.

Ujung sumpit dipasangi tombak kecil sebagai senjata cadangan, mirip fungsi bayonet pada senjata api.

Sementara anak sumpit atau damek dibuat dari kayu nipah dengan bandul kayu ringan untuk membantu kelancaran luncuran.

Tokoh Adat Dayak Agabag di Kecamatan Tulin Onsoi bersiap melakukan ritual Dolob, untuk menyelesaikan perkara pembunuhan salah satu warga oleh suaminya.Dok.Bajib Misak Tokoh Adat Dayak Agabag di Kecamatan Tulin Onsoi bersiap melakukan ritual Dolob, untuk menyelesaikan perkara pembunuhan salah satu warga oleh suaminya.

Seni, Keterampilan, dan Identitas Adat

Bagi masyarakat adat Lundayeh, sumpit bukan hanya alat berburu, tetapi juga simbol kehormatan laki-laki Dayak, sejajar dengan mandau.

Damek terbagi dua jenis, yakni damek beracun dan damek tidak beracun. Untuk berburu, digunakan racun alami dari getah pohon agar hewan buruan lumpuh tanpa merusak daging. Sedangkan untuk melawan binatang buas, digunakan racun yang lebih kuat dan mematikan.

“Sumpit Dayak itu adalah sebuah seni. Entah seni berburu demi bertahan hidup, maupun seni keterampilan dalam mengenai target tanpa suara,” tegas Oktavianus.

Baca juga: Di Hadapan Ribuan Warga Dayak, Gibran Bantah IKN Mangkrak

Kepala Dinas Kebudayaan, Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata Nunukan, Abdul Halid, menegaskan pentingnya pengenalan sumpit kepada generasi muda agar nilai-nilai budaya leluhur tetap terjaga.

“Ini penting agar nilai-nilai budaya leluhur kita tetap terjaga di tengah arus globalisasi yang bisa mengancam kelestarian budaya lokal,” kata Halid.

Ia menambahkan, melalui kegiatan seperti lomba sumpit, masyarakat diharapkan dapat kembali bangga terhadap kearifan lokal sekaligus mengasah keterampilan tradisional yang menjadi bagian dari identitas masyarakat perbatasan.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Terkini Lainnya
Pemuda di Banjarmasin Ceburkan Diri ke Sungai Barito Usai Kelahi, Kini Hilang
Pemuda di Banjarmasin Ceburkan Diri ke Sungai Barito Usai Kelahi, Kini Hilang
Regional
Jangkar Kapal Rusak Terumbu Karang di Labuan Bajo, Bupati: Harus Ditentukan Area Berlabuh
Jangkar Kapal Rusak Terumbu Karang di Labuan Bajo, Bupati: Harus Ditentukan Area Berlabuh
Regional
Dispangtan Solo Uji Sampel Bakso di Warung Bakso Diduga Pakai Bahan Non-halal
Dispangtan Solo Uji Sampel Bakso di Warung Bakso Diduga Pakai Bahan Non-halal
Regional
Nelayan Hilang di Sungai Barito Kalsel, Perahunya Ditemukan Tak Berawak
Nelayan Hilang di Sungai Barito Kalsel, Perahunya Ditemukan Tak Berawak
Regional
28 Hari Tak Makan, Kakak Beradik di Kendal Ditemukan Lemas di Samping Jenazah Ibu
28 Hari Tak Makan, Kakak Beradik di Kendal Ditemukan Lemas di Samping Jenazah Ibu
Regional
Warung Bakso di Solo Diduga Pakai Bahan Non-halal, Ini Imbauan Kemenag Bagi Konsumen
Warung Bakso di Solo Diduga Pakai Bahan Non-halal, Ini Imbauan Kemenag Bagi Konsumen
Regional
Banjir Semarang Mulai Surut, Kepala BNPB Dorong Penguatan Pompa Permanen dan Kolam Retensi
Banjir Semarang Mulai Surut, Kepala BNPB Dorong Penguatan Pompa Permanen dan Kolam Retensi
Regional
Kerja Sama Warga dan Polisi Antarkan Anak Hilang Kembali ke Keluarga
Kerja Sama Warga dan Polisi Antarkan Anak Hilang Kembali ke Keluarga
Regional
Basarnas Akhiri Pencarian Korban KM Fadil Jaya di Kukar, 3 Kru Kapal Masih Hilang
Basarnas Akhiri Pencarian Korban KM Fadil Jaya di Kukar, 3 Kru Kapal Masih Hilang
Regional
Sidang Eksepsi Pembunuhan Brigadir Nurhadi, Pengacara Bantah Kompol Yogi Memiting Korban
Sidang Eksepsi Pembunuhan Brigadir Nurhadi, Pengacara Bantah Kompol Yogi Memiting Korban
Regional
Kasus Penipuan oleh Anggota DPRD Takalar Seret Oknum Polisi, Brigadir MT Jadi Tersangka
Kasus Penipuan oleh Anggota DPRD Takalar Seret Oknum Polisi, Brigadir MT Jadi Tersangka
Regional
Keluarga Gelar Tradisi 'Brobosan' Sebelum Jenazah PB XIII Diberangkatkan ke Imogiri Yogyakarta
Keluarga Gelar Tradisi "Brobosan' Sebelum Jenazah PB XIII Diberangkatkan ke Imogiri Yogyakarta
Regional
SPPG di Purworejo Ini Gunakan 20 Galon Air Per Hari untuk Masak Menu MBG
SPPG di Purworejo Ini Gunakan 20 Galon Air Per Hari untuk Masak Menu MBG
Regional
Wujudkan Pesantren Aman, Pemkab Banyuwangi Bantu Pengurusan PBG dan SLF
Wujudkan Pesantren Aman, Pemkab Banyuwangi Bantu Pengurusan PBG dan SLF
Regional
Sultan HB X akan Panggil Pemkab/Pemkot Bahas Larangan Peredaran Daging Anjing
Sultan HB X akan Panggil Pemkab/Pemkot Bahas Larangan Peredaran Daging Anjing
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau