Pengerjaan jaringan listrik ke wilayah terpencil bukan hal mudah. Petugas PLN harus menembus medan ekstrem, mengangkut tiang, dan kabel melalui sungai yang dipenuhi buaya.
“Pekerjaan pembangunan jaringan listrik dimulai pada Oktober 2024 dan resmi beroperasi pada Mei 2025. Wilayah yang dilayani meliputi Desa Teluk Bunian dan Kelurahan Pelangiran,” kata M Ali Udin, Team Leader Layanan Tembilahan PLN ULP Rengat.
Sekitar 300 kepala keluarga (KK) menjadi calon pelanggan, namun baru 160 yang tersambung karena kendala jaringan tegangan rendah (JTR).
“Apabila dilakukan penambahan jaringan tegangan menengah (JTM) sekitar 7 kilometer, jaringan listrik bisa menjangkau wilayah PT BRS atau Mandah Estate, dengan potensi tambahan sekitar 800 pelanggan,” ujar Ali.
Ia menuturkan, pekerjaan sempat terhambat karena akses jalan yang belum tersedia dan hanya bisa dilalui sampan.
“Tiang listrik dirakit di tempat agar dapat diangkut menuju lokasi pekerjaan. Beberapa material bahkan harus dipikul menuju titik pemasangan,” katanya.
Pekerjaan konstruksi memakan waktu sekitar delapan hingga sembilan bulan. Kini, tahap finishing masih berlangsung.
Sebelum listrik PLN tersambung, warga mengandalkan genset dan panel surya 50 Watt Peak (WP), bahkan banyak yang tanpa listrik sama sekali.
Setelah menunggu 15 tahun, akhirnya warga dapat menikmati listrik 24 jam.
“Masyarakat sangat antusias dan bersyukur atas kehadiran listrik PLN. Mereka menyampaikan terima kasih karena setelah menunggu selama kurang lebih 15 tahun, akhirnya dapat menikmati penerangan listrik dari PLN,” tutur Ali.
Gubernur Riau, Abdul Wahid, menargetkan seluruh dusun di Riau sudah teraliri listrik PLN pada 2026.
Pada Mei 2025, Wahid datang langsung ke Kantor Pusat PLN di Jakarta untuk memastikan pemerataan listrik di seluruh pelosok Riau.
“Saya datang membawa suara rakyat dari pelosok yang masih hidup dalam keterbatasan cahaya,” ujar Wahid kepada Kompas.com, Kamis.
Direktur PLN sempat menyebut target penyelesaian pada 2027, namun Wahid meminta percepatan.
“Komitmen kami 2026 selesai. Semua dusun di Riau listrik sudah 24 jam,” tegasnya.
Ia menambahkan, listrik bukan sekadar cahaya penerang, melainkan urat nadi kehidupan di era modern.
“Ketergantungan pada listrik tak bisa dipungkiri. Mulai dari aktivitas sehari-hari, pendidikan, ekonomi, dan sebagainya,” kata Wahid.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang