PEKANBARU, KOMPAS.com - Kantor Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau di Jalan Diponegoro, Kota Pekanbaru, Riau, dipenuhi ribuan orang pada Jumat (17/10/2025) petang.
Kehadiran masyarakat dari berbagai etnis ini dalam acara Maklumat Akbar Daerah Istimewa Riau (DIR).
Bertepatan dengan Hari Budaya Nasional, acara ini mengangkat tema "Daerah Istimewa Riau untuk Indonesia Berkilau".
Berbagai pertunjukan budaya Melayu ditampilkan, mulai dari Randai Kuansing, Tari Zapin, hingga syair-syair Melayu.
Saat tari Zapin Meskon ditampilkan, hujan mulai turun. Meski begitu, para penari tetap melanjutkan pertunjukan.
Karena hujan semakin deras, panitia akhirnya mengalihkan lokasi acara ke Balairung Tenas Effendi di lantai II Balai Adat.
Ribuan peserta pun ikut berpindah dan tetap antusias mengikuti rangkaian kegiatan.
Acara dilanjutkan dengan pembacaan doa, syair, dan menyanyikan lagu Indonesia Raya sebagai simbol bahwa perjuangan mewujudkan DIR tetap dalam bingkai NKRI.
Ketua Badan Pekerja Perwujudan DIR, Datuk Seri Taufik Ikram Jamil, dalam laporannya menyatakan bahwa gerakan DIR merupakan hajat seluruh masyarakat Riau, bukan kepentingan kelompok tertentu.
Ia menyebut, dukungan terhadap DIR terus mengalir dari berbagai elemen, terutama dari kalangan anak muda.
"Perjuangan ini berlandaskan sejarah, budaya, dan adat-istiadat Riau. Daerah Istimewa Riau adalah hak masyarakat Riau. Ini adalah warisan yang harus kita perjuangkan demi anak cucu kita ke depan," kata Taufik.
Setelah laporan, prosesi adat Mengarak Persyaratan DIR digelar, diiringi musik tradisional patam-patam.
Lalu, dilanjutkan dengan pembacaan Warkah Kebulatan Tekad Perwujudan DIR oleh Ketua Umum MKA LAM Riau, Datuk Seri Marjohan Yusuf.
Baca juga: Kronologi Plt Kadiskes Riau Dilaporkan ke Polisi, Pelapor Lebih Dulu Masuk Penjara
Warkah tersebut dibacakan bersama oleh seluruh peserta, yang kemudian berdiri dan menyerukan takbir secara serentak "Allahu Akbar" sebagai bentuk peneguhan semangat kolektif.
Ketua DPRD Riau Kaderismanto dan perwakilan Gubernur Riau, Zulkifli Syukur, secara resmi menyerahkan dukungan tertulis terhadap perjuangan pembentukan Daerah Istimewa Riau.
Seruan dukungan terhadap pembentukan DIR terus digaungkan tokoh masyarakat Melayu Riau.
Salah satunya, Datuk Saleh Djasit menyebutkan bahwa Riau memiliki kontribusi besar terhadap Republik Indonesia, baik dari sumber daya alam, bahasa nasional, hingga sejarah perjuangan kemerdekaan.
Ia menyinggung peran Sultan Syarif Kasim II yang secara tegas menyatakan bergabung ke dalam NKRI dan menyumbangkan 13 juta gulden untuk kemerdekaan Indonesia.
"Ini bentuk patriotisme Riau yang tak bisa diabaikan," ucap Saleh.
Datuk Saleh juga menekankan pentingnya status daerah istimewa bagi percepatan pembangunan ekonomi di Riau.
Baca juga: Rekan Kerja Diculik karena Tak Setor Uang, 3 Pelaku Ditangkap di Riau
Ia menyebutkan, kehadiran infrastruktur seperti Tol Trans Sumatera akan memperkuat posisi strategis Riau.
DIR memiliki tiga pilar utama, yakni adat, budaya, dan ekonomi, sebagai fondasi dalam menjaga keberlanjutan peradaban Melayu.
Gagasan DIR bukan sekadar wacana, tetapi merupakan cita-cita masyarakat Riau sejak lama.
Tokoh lainnya, Datuk Andiko 44 menyampaikan harapannya agar perjuangan mewujudkan DIR dipermudah.
"Insyaallah, perjuangan ini dimudahkan oleh Allah," tuturnya.
HR Maizir Mit, dari Kesultanan Indragiri mengatakan bahwa gagasan daerah istimewa telah lama menjadi aspirasi para sultan yang pernah memimpin 26 kerajaan yang ada di Riau.
Menurutnya, semangat ini harus terus digaungkan hingga ke pelosok desa.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang