Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gembrungan, Nada Sholawat Warisan Leluhur di Desa Sambirobyong Magetan yang Terancam Punah

Kompas.com - 08/09/2025, 08:23 WIB
Sukoco,
Aloysius Gonsaga AE

Tim Redaksi

MAGETAN, KOMPAS.com – Tangan renta Saekun (77) masih nampak sigap menepak permukaan kulit gendang untuk menjaga irama puji pujian yang dilantunkan dalang.

Ditingkahi dengan terbangan besar dan terbangan kecil serta ketukan pada gendang tung tung semakin memberikan suasana religius lantunan sholawat yang dilagukan sekitar 30 orang dengan mengitari meja yang diletakkan di tengah Masjid Nduwuran Desa Sambirobong, Kecamatan Sidorejo, Kabupaten Magetan, Jawa Timur.

Setiap bulan Maulid Nabi Muhammad SAW, suasana masjid di Desa Sambirobyong berubah menjadi meriah sekaligus sakral.

Tradisi ini dikenal dengan sebutan gembrungan, sebuah warisan leluhur yang terus dilestarikan hingga kini.

Mbah Mesran (70) , salah seorang tokoh yang menjadi penjaga tradisi ini, menyebutkan bahwa gembrungan diwariskan dari mbah-mbah dulu dan dijalankan secara turun-temurun oleh generasi penerus di desanya.

Baca juga: Rifal Ulum, Bocah Banyuwangi yang Hasilkan Rupiah dari Hobi Buat Perlengkapan Kesenian Suku Osing

“Gembrungan itu ritual budaya religius yang telah ada sejak masa nenek moyang sekaligus hiburan." 

"Kami bertugas meneruskan budaya nenek moyang kita. Kami merupakan keturunan ke-6 atau ke-7 dari nenek moyang kami yang memainkan gembrungan,” ujarnya ditemui di Masjid Nduwuran tempat kegiatan gembrungan dilaksanakan pada Sabtu (6/9/2025).

Gembrungan di lingkungannya, menurut Mesran, tidak berubah seperti di tempat lain.

Di desanya ada 3 kelompok gembrungan namun saat ini tinggal 2 kelompok yang masih eksis.

“Sholawat tetap dibaca sebagaimana aslinya, tanpa perubahan. Alat gembrungan dari zaman mbah kita dulu ya seperti ini, kami tidak menambah alat apapun." 

"Pengiring ya hanya terbang, gendang besar, gendang  tuntung. Dari 3 kelompok gembrungan tinggal 2 yang aktif, 1 sudah tidak ada penerusnya,” imbuh Mesran.

Jejak leluhur dalam nada

Kesenian gembrungan di Desa Sambirobyong Kabupaten Magetan dalam peringatan Maulid Nabi. Kesenian yang membacakan kitab Barzanji dalam kesenian gembrungan di Desa sambirobyong terancam punah karena minimnya minat generasi muda mempelajari kesenian tersebut. Mayoritas pemain gembrungan saat ini rata-rata telah berusia 70 tahun.KOMPAS.COM/SUKOCO Kesenian gembrungan di Desa Sambirobyong Kabupaten Magetan dalam peringatan Maulid Nabi. Kesenian yang membacakan kitab Barzanji dalam kesenian gembrungan di Desa sambirobyong terancam punah karena minimnya minat generasi muda mempelajari kesenian tersebut. Mayoritas pemain gembrungan saat ini rata-rata telah berusia 70 tahun.

Mbah Narto (75) selaku dalang dalam pagelaran gembrungan mengatakan, setiap tahun gembrungan biasanya digelar tiga kali, pada peringatan Maulid Nabi, malam 1 Suro, dan bersih desa.

Rangkaian acara dimulai sejak pagi sekitar pukul delapan dan usai menjelang sore pukul tiga atau setengah empat sore.

Alat musik utama dalam gembrungan terdiri dari gendang, rebana dengan diameter 60 cm atau disebut terbang kecil, terbang besar atau rebana dengan diameter sekitar 75 cm, gendang kecil atau gendang  tung tung.

Perpaduan bunyi alat-alat itu menciptakan irama khas yang mengiringi pembacaan kitab-kitab keagamaan, salah satunya Kitab Barzanji.

Baca juga: Jelajahi 5 Gedung Kesenian Bersejarah di Kota Bandung, Pusat Kreativitas dan Budaya

Kitab ini berisi kisah hidup Nabi Muhammad SAW, dari lahir hingga wafat, sekaligus menceritakan penyebaran Islam di tanah Jawa.

“Kitab Barzanji itu yang berisi doa, pujian kepada Tuhan Yang Maha Esa, kemudian cerita lahirnya Nabi Muhammad, perjuangan penyebaran agama Islam hingga beliau wafat,” kata Narto.

Selain solawat, terdapat pula bacaan khusus yang disebut serokalab, berupa doa-doa untuk keselamatan bangsa dan umat Islam dalam babak penampilan gembrungan.

Sesi srokalan, biasanya dilantunkan usai beristirahat dan sholat dzuhur. Semua dalang dan beberapa anggota gembrungan berdiri mengelilingi meja yang terletak di tengah masjid.

Halaman:


Terkini Lainnya
Polres Pasuruan Tangkap Remaja yang Buang Bayinya di Atas Daun Pisang
Polres Pasuruan Tangkap Remaja yang Buang Bayinya di Atas Daun Pisang
Surabaya
Mensos Akui Sekolah Rakyat Masih Hadapi Kendala, dari Air Bersih hingga Kekurangan Guru
Mensos Akui Sekolah Rakyat Masih Hadapi Kendala, dari Air Bersih hingga Kekurangan Guru
Surabaya
Grafiti Provokatif 'Police Killed People' Muncul di Kota Pasuruan
Grafiti Provokatif "Police Killed People" Muncul di Kota Pasuruan
Surabaya
Detik-detik Balon Udara Meledak di Pamekasan, Terdengar Dentuman Keras dan Rusak Rumah Warga
Detik-detik Balon Udara Meledak di Pamekasan, Terdengar Dentuman Keras dan Rusak Rumah Warga
Surabaya
Tembakau Petani Pamekasan Dibeli Rp 30.000, Jauh di Bawah Biaya Pokok Produksi
Tembakau Petani Pamekasan Dibeli Rp 30.000, Jauh di Bawah Biaya Pokok Produksi
Surabaya
Tak Hanya untuk Kades, Pemkab Lumajang Juga Beli 9 Motor Baru untuk Wabup dan Patroli Keamanan
Tak Hanya untuk Kades, Pemkab Lumajang Juga Beli 9 Motor Baru untuk Wabup dan Patroli Keamanan
Surabaya
Pelaku Mutilasi Buang Bagian Tubuh Kekasihnya Sedikit demi Sedikit, Layaknya Kotoran
Pelaku Mutilasi Buang Bagian Tubuh Kekasihnya Sedikit demi Sedikit, Layaknya Kotoran
Surabaya
Minta Maaf Usai Bunuh dan Mutilasi Kekasihnya di Kos Surabaya, Alvi: Saya Emosi
Minta Maaf Usai Bunuh dan Mutilasi Kekasihnya di Kos Surabaya, Alvi: Saya Emosi
Surabaya
Pengakuan Pelaku Mutilasi yang Pernah Jadi Jagal Hewan: Anaknya Temperamen, Puncaknya, Kosan Dikunci dari Dalam
Pengakuan Pelaku Mutilasi yang Pernah Jadi Jagal Hewan: Anaknya Temperamen, Puncaknya, Kosan Dikunci dari Dalam
Surabaya
Pemkot Madiun Gratiskan PBB Warga di Bawah Rp 25.000 Mulai 2026
Pemkot Madiun Gratiskan PBB Warga di Bawah Rp 25.000 Mulai 2026
Surabaya
Terungkap, Motif Alvi Mutilasi Kekasih yang Tinggal Bersamanya di Indekos
Terungkap, Motif Alvi Mutilasi Kekasih yang Tinggal Bersamanya di Indekos
Surabaya
Pelaku Mutilasi Kekasih Mojokerto Pernah Jadi Jagal Hewan
Pelaku Mutilasi Kekasih Mojokerto Pernah Jadi Jagal Hewan
Surabaya
Pelaku Mutilasi di Surabaya Ditangkap, Barang Bukti Senjata Tajam Disita
Pelaku Mutilasi di Surabaya Ditangkap, Barang Bukti Senjata Tajam Disita
Surabaya
Sudah Sepekan Polisi Kesulitan Cari Ibu Bayi Syifa yang Ditemukan Tewas di Lemari Kamar Kos
Sudah Sepekan Polisi Kesulitan Cari Ibu Bayi Syifa yang Ditemukan Tewas di Lemari Kamar Kos
Surabaya
Bocah Korban Serangan Monyet Liar Keluar Rumah Sakit, Keluarga Masih Trauma
Bocah Korban Serangan Monyet Liar Keluar Rumah Sakit, Keluarga Masih Trauma
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau