Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Panik, Benjolan di Payudara Tidak Selalu Pertanda Kanker, Ini Penjelasan Dokter

Kompas.com - 12/10/2025, 23:24 WIB
Puspasari Setyaningrum

Editor

Sumber Antara

KOMPAS.com - Setiap 13 Oktober, masyarakat dunia memperingati No Bra Day atau Hari Tanpa Bra yang meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap risiko kanker payudara.

Salah satunya dengan mengajak masyarakat untuk lebih peka terhadap perubahan bentuk, tekstur, atau kondisi pada payudara yang bisa menjadi tanda awal kanker.

Walau begitu, banyak orang merasa takut ketika menemukan benjolan di payudara saat melakukan pemeriksaan mandiri.

Baca juga: Mengenal No Bra Day atau Hari Tanpa Bra 13 Oktober, Hari Peduli Risiko Kanker Payudara

Dilansir dari Antara, para ahli menegaskan, tidak semua benjolan menandakan kanker. Sebagian besar justru bersifat jinak dan bisa diobati dengan cepat bila ditangani sejak dini.

Dalam webinar Bulan Kesadaran Kanker Payudara di tahun 2020, dokter spesialis bedah onkologi di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, Sonar Soni Panigoro, menjelaskan bahwa sebagian besar kasus benjolan di payudara tidak berbahaya.

Sebagian Besar Benjolan Bersifat Jinak

“85 persen benjolan di payudara itu jinak, jadi jangan takut dulu. Jadi diperiksa saja dulu. Hanya 15 persen yang ternyata tumor ganas atau kanker,” ujar Sonar.

Untuk memastikan apakah benjolan tersebut bersifat jinak atau ganas, dokter biasanya melakukan biopsi, yaitu pengambilan jaringan dari benjolan guna diperiksa lebih lanjut di laboratorium.

Sonar menekankan pentingnya pemeriksaan medis segera setelah benjolan ditemukan agar diagnosis bisa ditegakkan sejak awal.

Baca juga: Menemukan Kanker Payudara di Stadium Dini Jadi Kunci Kesembuhan

SADARI dan Pemeriksaan untuk Deteksi Dini

Dalam kesempatan berbeda, dokter spesialis obstetri dan ginekologi, Raditya Wratasangka, menjelaskan bahwa benjolan pada pria lebih mudah teraba dibandingkan wanita karena jaringan payudaranya lebih tipis.

Ia menyarankan agar perempuan melakukan SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri) pada hari ke-7 hingga ke-10 setelah menstruasi, sementara pria dapat melakukannya kapan saja.

Langkah-langkah pemeriksaan payudara mandiri yang dianjurkan meliputi:

  1. Berdiri tegak dan amati perubahan bentuk, warna kulit, serta kondisi puting.
  2. Angkat kedua tangan ke belakang kepala, dorong siku ke depan dan ke belakang untuk melihat perbedaan bentuk payudara.
  3. Letakkan tangan di pinggang, condongkan bahu ke depan, lalu amati apakah ada perubahan permukaan kulit.
  4. Angkat satu tangan, gunakan ujung jari tangan lainnya untuk meraba seluruh bagian payudara hingga ke ketiak dengan gerakan melingkar.
  5. Cubit puting perlahan dan perhatikan bila ada cairan keluar. Jika ada, segera periksa ke dokter.
  6. Ulangi pemeriksaan saat berbaring dengan gerakan yang sama.

Selain SADARI, dokter juga menganjurkan SADANIS (Pemeriksaan Payudara Klinis) oleh tenaga medis setiap enam bulan, USG payudara tiap tahun, dan bila perlu MRI payudara untuk pemeriksaan lanjutan.

Benjolan di Payudara Tidak Selalu Kanker

Sebagian besar benjolan yang ditemukan ternyata bukan kanker, melainkan disebabkan oleh kondisi lain seperti kista payudara, yaitu kantung berisi cairan jinak yang terasa kenyal di bawah kulit.

Menurut laman Medical News Today, kista bisa terasa halus atau lembut saat disentuh, dan kadang menimbulkan nyeri ringan.

Penyebab munculnya kista belum diketahui pasti, namun sering dikaitkan dengan perubahan hormon selama siklus menstruasi.

Halaman:


Terkini Lainnya
Tasikmalaya Salah Satu Wilayah dengan Curah Hujan Tertinggi di Indonesia pada Awal November 2025
Tasikmalaya Salah Satu Wilayah dengan Curah Hujan Tertinggi di Indonesia pada Awal November 2025
Jawa Barat
Waduk Mrica Banjarnegara Catat Curah Hujan Tertinggi, BMKG Klaim Upaya Modifikasi Cuaca Berhasil
Waduk Mrica Banjarnegara Catat Curah Hujan Tertinggi, BMKG Klaim Upaya Modifikasi Cuaca Berhasil
Jawa Tengah
Daftar Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2026
Daftar Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2026
Jawa Barat
Uji Coba WFH ASN Jabar Dimulai November 2025, Target Efisiensi Operasional hingga 20 Persen
Uji Coba WFH ASN Jabar Dimulai November 2025, Target Efisiensi Operasional hingga 20 Persen
Jawa Barat
BMKG: Waspadai Potensi Cuaca Ekstrem di Puncak Musim Hujan
BMKG: Waspadai Potensi Cuaca Ekstrem di Puncak Musim Hujan
Banten
Mahasiswa Dikeroyok hingga Tewas di Masjid Agung Sibolga, 5 Pelaku Seret dan Injak Korban Terekam CCTV
Mahasiswa Dikeroyok hingga Tewas di Masjid Agung Sibolga, 5 Pelaku Seret dan Injak Korban Terekam CCTV
Sumatera Utara
Sidang Kasus Penganiayaan Prada Lucky Namo: Peran Letnan Ahmad Faisal Diperiksa
Sidang Kasus Penganiayaan Prada Lucky Namo: Peran Letnan Ahmad Faisal Diperiksa
Jawa Timur
BMKG Prediksi Puncak Musim Hujan 2025 Lebih Lama, Bisa Berlangsung hingga Februari 2026
BMKG Prediksi Puncak Musim Hujan 2025 Lebih Lama, Bisa Berlangsung hingga Februari 2026
Sumatera Selatan
Daftar 15 Golongan Orang yang Bisa Naik MRT, LRT, dan Transjakarta Gratis
Daftar 15 Golongan Orang yang Bisa Naik MRT, LRT, dan Transjakarta Gratis
Jawa Barat
Setelah Tambang Ditutup, Dedi Mulyadi Beri Dana Kompensasi ke 9.300 Warga Bogor yang Terdampak
Setelah Tambang Ditutup, Dedi Mulyadi Beri Dana Kompensasi ke 9.300 Warga Bogor yang Terdampak
Jawa Barat
Prakiraan Cuaca Sulawesi Selatan 3 November 2025: Berawan di Beberapa Wilayah
Prakiraan Cuaca Sulawesi Selatan 3 November 2025: Berawan di Beberapa Wilayah
Sulawesi Selatan
Harga Emas Antam Turun Rp 12.000 di Awal November, Simak Pecahan dan Buyback Terbarunya
Harga Emas Antam Turun Rp 12.000 di Awal November, Simak Pecahan dan Buyback Terbarunya
Kalimantan Barat
Tanda Duka Pakubuwono XIII Wafat, Keraton Yogya Tiadakan Pentas dan Tak Bunyikan Gamelan
Tanda Duka Pakubuwono XIII Wafat, Keraton Yogya Tiadakan Pentas dan Tak Bunyikan Gamelan
Jawa Tengah
Kala Jokowi dan Gibran Melayat Raja Keraton Solo PB XIII
Kala Jokowi dan Gibran Melayat Raja Keraton Solo PB XIII
Jawa Tengah
BMKG Bersama BNPB Lakukan Modifikasi Cuaca untuk Redam Hujan Ekstrem di Jawa
BMKG Bersama BNPB Lakukan Modifikasi Cuaca untuk Redam Hujan Ekstrem di Jawa
Banten
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Komentar
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau