Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Makan Kentang Seperti Ini, Awas Beracun dan Berbahaya

Kompas.com - 03/10/2025, 18:31 WIB
Anggara Wikan Prasetya

Penulis

Sumber Delish

KOMPAS.com - Kentang adalah salah satu bahan makanan paling serbaguna di dapur. Dari dibuat menjadi mashed potato yang lembut, kentang goreng renyah, hingga gnocchi empuk, sayuran ini selalu jadi pilihan favorit.

Selain murah, kentang juga tahan lama jika disimpan dengan benar karena bisa bertahan berbulan-bulan.

Namun, masalah muncul ketika kentang mulai mengeluarkan tunas berwarna putih dengan kulit yang mulai keriput.

Baca juga: Resep Kering Kentang Tanpa Kapur Sirih, Tak Menggumpal dan Renyah Berhari-hari

Satu hal yang jadi pertanyaan adalah, apakah kentang bertunas masih aman dimakan atau justru berbahaya?

Mengapa kentang bisa bertunas?

Kentang tidak butuh tanah untuk bertunas. Yang diperlukan hanyalah suhu hangat dan kelembapan.

Suhu ruangan sekitar 20–21 derajat Celsius saja sudah cukup membuat kentang seolah mengira bahwa musim tanam tiba, sehingga nutrisi dalam umbinya mulai digunakan untuk menumbuhkan tunas.

Baca juga: Resep Kering Tempe Kentang, Renyah Tak Berminyak dan Awet Seminggu di Stoples

Pada dasarnya, bagian umbi kentang (yang biasa kita makan) memang berfungsi sebagai cadangan makanan untuk pertumbuhan tanaman baru.

Itulah sebabnya jika dibiarkan di tempat lembap dan hangat, kentang akan cepat menjadi bertunas.

Kenapa kentang bertunas berbahaya?

Jawabannya: tergantung kondisinya. Tunas kentang mengandung senyawa alami bernama glikoalkaloid yang dalam jumlah tinggi bisa bersifat racun bagi manusia.

Senyawa ini sebenarnya ada juga pada kentang segar, tetapi dalam kadar yang masih sangat kecil.

Semakin banyak tunas yang tumbuh, semakin tinggi pula kadar glikoalkaloid, baik pada tunas maupun pada umbinya.

Kentang bertunas Kentang bertunas

Konsumsi kentang semacam ini yang berlebih dapat menimbulkan gejala seperti rasa pahit, mual, sakit perut, muntah, diare, sakit kepala, hingga dalam kasus ekstrem bisa menyebabkan keracunan serius.

Jika tunas masih kecil dan kentang tetap keras serta kulitnya belum keriput, tunas tersebut bisa dipotong lalu kentang dimasak seperti biasa.

Baca juga: Resep Donat Tanpa Kentang Empuk Lembut, Pakai Metode Tepung dan Air

Tetapi jika tunas sudah panjang (lebih dari 2,5 cm) atau kentang terlihat menyusut dan keriput, sebaiknya jangan dikonsumsi.

Cara mencegah kentang cepat bertunas

Agar kentang tetap awet dan tidak cepat bertunas, berikut beberapa tips penyimpanan yang bisa diterapkan:

  • Simpan di tempat sejuk dan kering – Misalnya di pantry atau lemari penyimpanan tertutup.
  • Hindari cahaya langsung – Simpan kentang dalam kantong kertas, bukan kantong plastik transparan atau jaring, agar terhindar dari cahaya sekaligus menjaga sirkulasi udara.
  • Jauhkan dari bawang – Bawang mengeluarkan gas etilen yang bisa mempercepat kentang bertunas jika disimpan berdekatan.
  • Jangan simpan di kulkas – Suhu terlalu dingin dapat mengubah pati menjadi gula dan memengaruhi rasa.

Kesimpulan

Kentang bertunas bukan sekadar tampak jelek, tapi bisa berbahaya bila kondisinya sudah terlalu parah.

Jika hanya muncul sedikit tunas dan kentang masih segar, cukup buang tunasnya sebelum dimasak. Namun bila kentang sudah keriput dan bertunas panjang, lebih baik dibuang demi keamanan.

Baca juga: Resep Perkedel Kentang Tidak Hancur Saat Digoreng, Modal 1 Telur

Dengan penyimpanan yang tepat, kentang bisa bertahan lebih lama tanpa cepat bertunas sehingga tetap aman dan enak untuk diolah.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau