KOMPAS.com - Daging ayam pejantan kerap dianggap lebih alot dibanding ayam broiler. Dosen Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan IPB University, Dr Tuti Suryati mengatakan faktor utama penyebab alotnya daging ayam penjantan adalah perbedaan genetik.
“Daging ayam pejantan berasal dari bangsa ayam petelur yang genetiknya dimurnikan untuk menghasilkan galur ayam dengan produktivitas telur sangat tinggi,” jelas Tuti seperti dilansir dari laman IPB, Selasa (28/10/2025).
Adapun, lanjut Tuti, ayam broiler berasal dari bangsa ayam tipe pedaging. Ayam broiler dikembangkan melalui proses pemuliaan dalam waktu yang panjang untuk menghasilkan bibit ayam pedaging dengan pertumbuhan yang cepat dan efisien.
Dengan demikian, ayam broiler mampu mencapai bobot potong dalam waktu yang singkat (30–42 hari atau 5–6 minggu) dengan daging yang sangat empuk.
Sementara ayam pejantan yang berasal dari ayam tipe petelur pertumbuhannya tidak seefisien broiler.
“Karena dipelihara lebih lama, tekstur daging ayam pejantan menjadi lebih alot, tetapi lemaknya relatif lebih rendah dibandingkan ayam broiler,” ujar Tuti.
Baca juga: Trik Masak Ayam Beku Tanpa Dicairkan, Matang Sempurna dan Tetap Juicy
Dari sisi biologis, lanjutnya, perbedaan kadar kolagen sangat berpengaruh. Kolagen merupakan komponen penyusun jaringan ikat yang jumlahnya meningkat seiring pertambahan usia ternak.
“Semakin tua umur potong ayam, jaringan ikatnya semakin banyak. Hal ini menyebabkan tingkat kealotan daging meningkat,” kata Tuti.
Selain faktor usia, aktivitas fisik ayam juga berpengaruh terhadap tekstur daging. Ayam yang lebih aktif memiliki otot yang sering berkontraksi, sehingga teksturnya lebih keras.
“Aktivitas tinggi membuat otot ayam lebih kuat, dan otomatis dagingnya lebih alot,” tambahnya.
Meski demikian, kualitas daging ayam pejantan masih bisa ditingkatkan dengan teknik pengolahan yang tepat.
Tuti merekomendasikan pemasakan dengan teknik perebusan atau dengan menambahkan air, seperti gulai, sop, atau opor.
Baca juga: Resep Ayam Bakar Padang, Bumbu Melimpah yang Pekat dan Meresap
Untuk olahan goreng atau bakar, sebaiknya dilakukan perebusan pendahuluan dengan bumbu atau teknik ungkep.
“Bisa juga menggunakan panci presto, atau bahan alami seperti buah nanas dan daun pepaya untuk mengempukkan daging,” sarannya.
Ia mengingatkan, proses penggorengan atau pemanggangan sebaiknya tidak terlalu lama atau hingga daging kering. Cara tersebut justru membuat tekstur semakin keras.
Meski dikenal lebih alot, daging ayam pejantan tetap diminati sebagian konsumen.
“Ada yang lebih menyukai tekstur ayam pejantan karena mirip ayam kampung, teksturnya lebih berserat, lemaknya lebih sedikit, dan tidak terlalu lembut,” pungkas Tuti.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang