Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perancis Tuduh Intelijen Militer Rusia Lakukan Serangan Siber di Paris

Kompas.com - 30/04/2025, 06:47 WIB
Albertus Adit

Penulis

Sumber AFP

PARIS, KOMPAS.com – Pemerintah Perancis menuding Rusia berada di balik serangkaian serangan siber yang menargetkan sejumlah lembaga penting di negaranya.

Serangan-serangan itu termasuk menyasar organisasi yang terlibat penyelenggaraan Olimpiade Paris 2024, serta kampanye pemilihan Presiden Emmanuel Macron pada 2017.

Tuduhan tersebut disampaikan langsung oleh Menteri Luar Negeri Perancis, Jean-Noël Barrot, dalam sidang Dewan Keamanan PBB pada Selasa (29/4/2025). Ia mendesak Rusia segera menghentikan aktivitas siber berbahaya tersebut.

Baca juga: Polisi Terlibat Kejar-kejaran dengan Sebuah Mobil di Paris, 13 Orang Terluka

Tuduhan terhadap APT28, cabang intelijen GRU

Sebagaimana diberitakan AFP pada Rabu (30/4/2025), Barrot menuding serangan dilakukan oleh APT28, kelompok peretas yang merupakan bagian dari badan intelijen militer Rusia, GRU.

Kelompok ini juga dikenal dengan nama Fancy Bear dan sebelumnya telah dikaitkan dengan sejumlah serangan global, termasuk pembocoran surel milik Hillary Clinton saat pemilu AS 2016.

Menurut Kementerian Luar Negeri Perancis, sejak 2021 APT28 telah menargetkan belasan entitas Perancis dari sektor pertahanan, keuangan, dan ekonomi.

“Mereka menargetkan belasan entitas layanan publik, perusahaan, serta organisasi olahraga yang terkait dengan Olimpiade dan Paralimpiade,” ujar Barrot dalam sesi debat DK PBB mengenai Ukraina.

Ia menambahkan, “Kami mengecam serangan siber ini dengan cara yang paling keras.”

Perancis dan Rusia merupakan dua dari lima anggota tetap Dewan Keamanan.

Baca juga: Hubungan Memanas, Israel Tolak Delegasi Perancis ke Wilayahnya

Serangan siber saat pilpres Macron 2017

Serangan APT28 disebut-sebut telah menyasar pencalonan Emmanuel Macron pada pilpres Perancis 2017. Ribuan dokumen dicuri dan disebarluaskan secara daring, hanya 24 jam sebelum pemungutan suara putaran kedua.

“Di tengah pemilihan presiden, APT28 berpartisipasi dalam operasi peretasan besar-besaran yang bertujuan menyebarkan keraguan dan memengaruhi opini publik,” ungkap Kemenlu Perancis dalam sebuah video yang diunggah oleh Barrot melalui platform X.

Meski begitu, upaya tersebut gagal memengaruhi hasil akhir. Macron tetap menang telak melawan kandidat sayap kanan Marine Le Pen.

Pihak Perancis juga menyoroti bahwa media menjadi salah satu target utama kelompok peretas. Salah satu serangan signifikan terjadi pada 2015, ketika TV5Monde diretas oleh APT28 yang menyamar sebagai militan ISIS.

“Tujuannya untuk memanipulasi opini publik dan menciptakan kepanikan di Perancis,” sebut Kemenlu Perancis.

Baca juga: Apa Penyebab Pemadaman Listrik Massal di Spanyol dan Portugal?

Upaya Rusia tekan infrastruktur Ukraina

Video Kemenlu juga menyoroti bahwa Ukraina menjadi sasaran prioritas Fancy Bear sejak invasi Rusia pada Februari 2022.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau