Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Upaya Membungkam Laporan Perang di Gaza, Israel Tewaskan 5 Jurnalis Al Jazeera

Kompas.com - 12/08/2025, 07:51 WIB
Albertus Adit

Penulis

Sumber AFP

Komite Perlindungan Jurnalis (CPJ) pada Juli lalu sempat menyerukan perlindungan bagi Sharif.

Seruan itu muncul setelah juru bicara militer Israel mengunggah pernyataan daring yang memicu kekhawatiran keselamatan Sharif.

CPJ menuduh Israel sering melabeli jurnalis sebagai militan tanpa bukti kredibel.

"Hukum internasional dengan jelas menyatakan bahwa kombatan aktif adalah satu-satunya target yang dibenarkan dalam situasi perang," kata Kepala Eksekutif CPJ, Jodie Ginsberg, kepada AFP.

"Kecuali Israel dapat membuktikan bahwa Anas Al Sharif masih seorang kombatan aktif, maka tidak ada pembenaran atas pembunuhannya," ujarnya.

Al Jazeera menyebut serangan itu sebagai upaya membungkam suara yang menyoroti pendudukan Israel, terkait perang di Gaza.

Baca juga: Netanyahu: Serangan Baru ke Gaza Akan Segera Dimulai

Media asal Qatar itu menggambarkan Sharif sebagai salah satu jurnalis paling berani di Gaza.

Reporters Without Borders mencatat hampir 200 jurnalis telah tewas sejak perang pecah akibat serangan Hamas pada Oktober 2023.

Israel melarang jurnalis internasional masuk ke Gaza kecuali melalui kunjungan yang dikontrol ketat bersama militer.

Kritik internasional

Serangan terhadap tim berita Al Jazeera terjadi beberapa hari setelah kabinet keamanan Israel menyetujui rencana mengirim pasukan ke Gaza.

Rencana ini memicu kritik domestik dan internasional.

Jerman, salah satu pemasok senjata utama Israel, mengumumkan penangguhan pengiriman senjata yang dapat digunakan di Gaza.

Australia bergabung dengan negara Barat lain yang mengakui negara Palestina.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan pihaknya akan menaklukkan seperempat wilayah Gaza yang belum dikuasai, termasuk Kota Gaza dan Al-Mawasi.

Rencana itu dilaporkan memicu perbedaan pandangan antara pemerintah dan pimpinan militer Israel.

PBB dan badan kemanusiaan mengecam rencana tersebut karena dinilai akan memicu bencana baru di Gaza.

Baca juga: Tentara Israel Bunuh Diri 2 Hari Sebelum Kembali Bertugas di Gaza

Asisten Sekretaris Jenderal PBB Miroslav Jenca memperingatkan potensi terjadinya krisis kemanusiaan yang lebih parah.

Bulan lalu, badan-badan PBB sudah memperingatkan adanya kelaparan di Gaza akibat ketatnya pembatasan bantuan oleh Israel.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau