BEIJING, KOMPAS.com - Presiden China Xi Jinping akan menjamu sejumlah pemimpin dunia, termasuk Presiden Rusia Vladimir Putin dan Perdana Menteri India Narendra Modi, dalam KTT Organisasi Kerja Sama Shanghai atau Shanghai Cooperation Organisation (SCO) di Beijing, Minggu (31/8/2025) hingga Senin (1/9/2025).
KTT SCO tersebut beberapa hari sebelum digelarnya parade militer besar-besaran memperingati 80 tahun berakhirnya Perang Dunia II.
Parade tersebut rencananya juga akan dihadiri Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, sebagaimana dilansir AFP.
SCO sendiri beranggotakan China, India, Rusia, Pakistan, Iran, Kazakhstan, Kirgistan, Tajikistan, Uzbekistan, dan Belarus, dengan 16 negara lain berstatus pengamat atau mitra dialog.
Baca juga: Putin dan Kim Akan Hadiri Parade Militer China, Pamer Soliditas Bareng Xi
China dan Rusia kerap memanfaatkan SCO sebagai wadah untuk mempererat hubungan dengan negara-negara Asia Tengah.
Organisasi ini kerap disebut sebagai tandingan NATO yang didominasi negara Barat.
Kondisi geopolitik saat ini, termasuk klaim China atas Taiwan dan invasi Rusia ke Ukraina, membuat Beijing dan Moskwa semakin berjarak dengan Amerika Serikat (AS) serta Eropa.
Asisten Menteri Luar Negeri China Liu Bin menyebut KTT ini akan membawa stabilitas dalam menghadapi hegemonisme dan politik kekuasaan. Pernyataan itu secara tersirat diarahkan kepada AS.
Menurut analis, SCO menjadi salah satu forum bagi kedua negara untuk memperluas pengaruh global.
Baca juga: Xi Jinping: China dan Rusia Perkuat Persahabatan untuk Dunia Adil
Lebih dari 20 pemimpin dijadwalkan hadir, termasuk Presiden Iran Masoud Pezeshkian dan Presiden Turkiye Recep Tayyip Erdogan.
Kehadiran mereka akan menjadikan pertemuan ini yang terbesar sejak SCO berdiri pada 2001.
"Menjadi tuan rumah bagi banyak pemimpin memberi Beijing kesempatan untuk menunjukkan kekuatan pertemuan," kata Lizzi Lee dari Asia Society Policy Institute kepada AFP.
Namun, Lee menuturkan bahwa tidak ada harapan mengenai hasil substansial karena KTT SCO lebih berfokus pada pencitraan dan penetapan agenda.
"SCO berjalan berdasarkan konsensus, dan ketika negara-negara yang sangat terpecah dalam isu inti seperti India dan Pakistan, atau China dan India, duduk bersama, ambisinya tentu terbatas," ujarnya.
Baca juga: Tak Hanya Putin, Xi Jinping Juga Diancam Trump dengan Bom Beijing jika Lakukan Ini
Kehadiran Putin di Beijing berlangsung di tengah pernyataan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky yang meminta pertemuan langsung.