CARACAS, KOMPAS.com – Amerika Serikat (AS) berencana mengirim 10 jet tempur F-35 ke Puerto Riko pekan depan sebagai bagian dari operasi melawan kartel narkoba.
Informasi ini disampaikan seorang sumber kepada The Post, Jumat (5/9/2025), hanya beberapa hari setelah pasukan AS menewaskan belasan anggota kelompok narkotika asal Venezuela.
F-35 merupakan jet tempur tercanggih milik militer AS dengan kemampuan siluman dan dapat dipersenjatai nuklir.
Baca juga: Pentagon Geram, 2 Pesawat Venezuela Ganggu Kapal Perang AS
Meski belum jelas peran spesifik pesawat itu, pengerahan ini dipandang sebagai unjuk kekuatan untuk menekan peredaran narkoba di kawasan Karibia selatan.
Tak hanya itu saja, Presiden AS Donald Trump bahkan mengeluarkan ancaman tegas kepada militer Venezuela setelah dua jet F-16 negara tersebut terbang di atas kapal perusak berpeluru kendali USS Jason Dunham.
"Saya tidak ingin membicarakan hal itu, tetapi jika mereka menempatkan kita dalam posisi berbahaya, mereka akan ditembak jatuh," ujar Trump dikutip dari NY Post.
Langkah ini menambah kehadiran militer AS yang kian intens di wilayah tersebut. Sebelumnya, setidaknya delapan kapal perang telah dikerahkan ke Amerika Tengah dalam beberapa pekan terakhir.
Baca juga: Perang Rusia-Ukraina: Zelensky Minta Putin Datang ke Kyiv, Bukan Moskwa
Trump menegaskan pengerahan itu sebagai komitmen menindak organisasi narkotika yang disebutnya sebagai kelompok teroris.
Pernyataan ini muncul tak lama setelah Trump mengumumkan bahwa pasukan AS telah menewaskan 11 orang di sebuah kapal pengangkut narkoba di lepas pantai Venezuela. Menurutnya, mereka adalah anggota geng kriminal Tren de Aragua (TDA) yang terkenal brutal.
"TDA ditetapkan sebagai Organisasi Teroris Asing, yang beroperasi di bawah kendali [Presiden Venezuela] Nicolas Maduro. Ia bertanggung jawab atas pembunuhan massal, perdagangan narkoba, perdagangan seks, serta berbagai tindakan kekerasan dan teror di seluruh Amerika Serikat dan Belahan Bumi Barat," tulis Trump dalam unggahan di Truth Social.
Tekanan terhadap Maduro semakin kuat setelah Departemen Kehakiman AS bulan lalu menawarkan hadiah 50 juta dollar AS bagi siapa pun yang bisa membantu menangkapnya. Maduro didakwa oleh dewan juri di Distrik Selatan New York atas kasus narkoba.
"Tak perlu diragukan lagi, ia, Nicolás Maduro, adalah seorang pengedar narkoba yang didakwa di Amerika Serikat, dan ia adalah buronan hukum Amerika," kata Menteri Luar Negeri Marco Rubio kepada wartawan, Jumat.
Baca juga: Demo Anti-Pemerintah di Serbia Memanas, Tuntut Presiden Digulingkan
AS sendiri sejak lama menyatakan tidak mengakui Maduro sebagai pemimpin sah Venezuela.
"Ia adalah buronan hukum AS. Ia bukan pemimpin Venezuela yang sah. Kami tidak pernah mengakuinya. Dia adalah buronan yang didakwa karena membuat masalah di wilayah tersebut," tegas Rubio.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini