Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demo Anti-Pemerintah di Serbia Memanas, Tuntut Presiden Digulingkan

Kompas.com - 06/09/2025, 16:57 WIB
Albertus Adit

Penulis

Sumber Reuters

BEOGRAD, KOMPAS.com – Polisi Serbia menggunakan gas air mata dan granat kejut untuk membubarkan aksi unjuk rasa di kampus Universitas Novi Sad, Jumat (5/9/2025).

Ribuan pengunjuk rasa menuntut pemilu cepat dengan harapan dapat menggulingkan Presiden Aleksandar Vucic dan Partai Progresif Serbia (SNS) yang berkuasa.

Kerumunan demonstran berkumpul di area kampus universitas negeri pada malam hari.

Baca juga: Serbia Membara, Ratusan Ribu Orang Blokade Jalan Tuntut Pemilu

Mereka membentangkan spanduk bertuliskan “Kami tidak ingin blokade, kami ingin pemilu” dan “Mahasiswa memiliki satu tuntutan mendesak: Adakan pemilu”. Massa juga berulang kali meneriakkan “Vucic, pergi!”.

Bentrokan pecah di depan Fakultas Filsafat. Demonstran melemparkan suar, sementara aparat menembakkan gas air mata dan granat kejut untuk membubarkan kerumunan.

Presiden Vucic menyampaikan, sedikitnya 11 polisi terluka akibat bentrokan tersebut. Namun, tidak ada laporan resmi mengenai jumlah korban dari pihak demonstran.

“Kami tidak akan membiarkan penghancuran lembaga-lembaga negara. Serbia adalah negara yang kuat dan bertanggung jawab,” ujar Vucic kepada wartawan, dikutip dari Reuters pada Sabtu (6/9/2025).

Ia menuding ada campur tangan dinas keamanan asing di balik gelombang protes tersebut. Vucic juga mengumumkan bahwa para pendukungnya akan menggelar aksi tandingan di sejumlah kota pada Minggu (7/9/2025).

Protes terhadap Vucic dan SNS telah berlangsung berbulan-bulan di berbagai wilayah Serbia. Demonstrasi itu dipicu runtuhnya atap stasiun kereta api yang baru direnovasi di Novi Sad pada November lalu, yang menewaskan 16 orang.

Sejauh ini, sebagian besar aksi berlangsung damai, hingga pada 13 Agustus lalu terjadi bentrokan yang menyebabkan puluhan warga sipil dan aparat terluka.

Para pengunjuk rasa menuding korupsi pemerintah menjadi penyebab tragedi di stasiun Novi Sad. Mereka mendesak pemilihan umum dini untuk membuka jalan pergantian kepemimpinan.

Mahasiswa, kelompok oposisi, dan pengawas antikorupsi juga menuding Vucic serta sekutunya memiliki keterkaitan dengan kejahatan terorganisir.

Yakni menggunakan kekerasan terhadap lawan politik, dan menekan kebebasan pers. Tuduhan tersebut dibantah oleh pemerintah.

Baca juga: Staf Kim Jong Un Bersihkan Jejak di China, Langkah Ekstrem Hindari Spionase?

“Solusinya adalah mengadakan pemilu,” kata Nebojsa Korac, salah satu pengunjuk rasa.

“Di pihak kami, kami ingin perdamaian dan demokrasi terwujud, serta lembaga politik menjalankan tugasnya. Itu berarti mengadakan pemilu, dan itu akan menjadi solusinya, karena pemerintahan akan berganti,” ujarnya.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini


Terkini Lainnya
[KABAR DUNIA SEPEKAN] Aksi Solidaritas Pemuda Malaysia, Kapal Rp 16 Miliar Tenggelam Setelah Diluncurkan
[KABAR DUNIA SEPEKAN] Aksi Solidaritas Pemuda Malaysia, Kapal Rp 16 Miliar Tenggelam Setelah Diluncurkan
Global
PM Jepang Shigeru Ishiba Mundur, Ini 2 Kandidat Penggantinya
PM Jepang Shigeru Ishiba Mundur, Ini 2 Kandidat Penggantinya
Global
Selundupkan 362 Berlian Rp 5,2 Miliar ke Vietnam, Pria India Dipenjara 7 Tahun
Selundupkan 362 Berlian Rp 5,2 Miliar ke Vietnam, Pria India Dipenjara 7 Tahun
Global
Rumah Ibu Isaac Newton Ditemukan, Buka Sejarah Keluarga Sang Ilmuwan
Rumah Ibu Isaac Newton Ditemukan, Buka Sejarah Keluarga Sang Ilmuwan
Global
Balas Kematian PM, Houthi Yaman Tembakkan 3 Drone ke Arah Israel
Balas Kematian PM, Houthi Yaman Tembakkan 3 Drone ke Arah Israel
Global
Siapa Santo Carlo Acutis yang Baru Saja Dikanonisasi Paus Leo XIV?
Siapa Santo Carlo Acutis yang Baru Saja Dikanonisasi Paus Leo XIV?
Global
Pria Asing Diam-diam Huni Ruang Bawah Tanah Rumah Orang, Ada Listrik dan Kasur
Pria Asing Diam-diam Huni Ruang Bawah Tanah Rumah Orang, Ada Listrik dan Kasur
Global
Vaksin Kanker Buatan Rusia 2025 Diluncurkan dan Siap Digunakan
Vaksin Kanker Buatan Rusia 2025 Diluncurkan dan Siap Digunakan
Global
Kelompok Bersenjata Palestina Luncurkan 2 Roket ke Israel
Kelompok Bersenjata Palestina Luncurkan 2 Roket ke Israel
Global
Carlo Acutis Jadi Santo Milenial Pertama, Dijuluki 'Influencer Tuhan'
Carlo Acutis Jadi Santo Milenial Pertama, Dijuluki "Influencer Tuhan"
Global
Perluas Operasi Militer, Israel Ratakan Gedung Pencakar Langit Kedua di Kota Gaza
Perluas Operasi Militer, Israel Ratakan Gedung Pencakar Langit Kedua di Kota Gaza
Global
Ditolak 50 Kali Wawancara Kerja, Wanita Brasil Ini Curiga Penampilannya Jadi Hambatan
Ditolak 50 Kali Wawancara Kerja, Wanita Brasil Ini Curiga Penampilannya Jadi Hambatan
Global
PM Jepang Shigeru Ishiba Siap Mundur untuk Hindari Perpecahan Partai
PM Jepang Shigeru Ishiba Siap Mundur untuk Hindari Perpecahan Partai
Global
Ditinggal Merokok Ayah, Mobil Terperosok ke Sungai, 2 Anak Tewas Tenggelam
Ditinggal Merokok Ayah, Mobil Terperosok ke Sungai, 2 Anak Tewas Tenggelam
Global
Israel Sebut Pengungsian Warga Palestina Sukarela, Mesir: Omong Kosong
Israel Sebut Pengungsian Warga Palestina Sukarela, Mesir: Omong Kosong
Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau