Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BMKG Ingatkan Warga Hindari Aktivitas Siang Hari, Indeks UV di Indonesia Capai Level Tinggi

Kompas.com - 21/10/2025, 08:00 WIB
Wahyu Wachid Anshory

Editor

Sumber Antara

KOMPAS.com - Cuaca panas ekstrem yang melanda berbagai wilayah Indonesia dalam beberapa minggu terakhir tidak hanya membuat masyarakat merasa gerah, tetapi juga membawa ancaman yang lebih serius yakni paparan radiasi sinar ultraviolet (UV) dengan intensitas tinggi.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pun mengeluarkan imbauan agar masyarakat lebih waspada terhadap dampak kesehatan akibat sinar UV, terutama pada kulit dan mata.

Direktur Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramdhani, menyampaikan bahwa hasil pemantauan terkini menunjukkan indeks UV di beberapa wilayah Indonesia berada pada kategori tinggi hingga sangat tinggi.

Baca juga: BMKG Prakirakan Wilayah Ini Akan Hujan Sedang-Lebat akibat Terdampak Siklon Tropis Fengshen

Kondisi ini berkaitan erat dengan meningkatnya suhu udara selama masa peralihan musim atau pancaroba.

“Paparan sinar matahari langsung pada indeks UV tinggi dapat menyebabkan iritasi kulit dan mata dalam hitungan menit. Karena itu, masyarakat perlu melindungi diri saat beraktivitas di luar ruangan,” kata Andri pada Jumat (17/10/2025).

BMKG juga mengingatkan bahwa periode antara pukul 10.00 hingga 16.00 WIB merupakan waktu dengan intensitas radiasi UV paling tinggi di Indonesia.

Pada jam-jam tersebut, risiko kerusakan kulit dan mata meningkat secara signifikan. Cuaca panas ekstrem ini dipengaruhi oleh posisi semu matahari yang bergeser ke selatan serta massa udara kering dari monsun Australia, yang membuat langit lebih cerah dan radiasi sinar matahari lebih kuat.

Baca juga: Prakiran BMKG: Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 21-22 Oktober 2025, Mana Saja?

Apa Saja Risiko dari Paparan UV Berlebih?

Radiasi UV yang berlebih dapat menimbulkan sejumlah gangguan kesehatan, mulai dari iritasi kulit, penuaan dini, katarak, hingga meningkatkan risiko kanker kulit.

Dalam jangka panjang, paparan yang terus-menerus tanpa perlindungan dapat menyebabkan kerusakan permanen pada jaringan kulit dan mata.

Menurut Andri, paparan UV tidak hanya berdampak pada kesehatan kulit, tetapi juga bisa menurunkan daya tahan tubuh akibat stres panas.

“Karena itu, masyarakat perlu membatasi aktivitas di luar ruangan terutama pada siang hari,” ujarnya.

Baca juga: Warganet Keluhkan Surabaya dan Sidoarjo Belum Hujan, Ini Kata BMKG

Bagaimana Cara Melindungi Diri dari Paparan UV?

BMKG memberikan sejumlah langkah pencegahan agar masyarakat dapat beraktivitas dengan aman di tengah cuaca ekstrem dan intensitas sinar matahari yang tinggi:

  • Hindari paparan langsung sinar matahari antara pukul 10.00–16.00 WIB.
  • Gunakan pelindung tubuh, seperti topi, kacamata hitam, jaket, atau payung.
  • Gunakan tabir surya dengan SPF minimal 30 dan oleskan ulang setiap dua jam.
  • Cukupi kebutuhan cairan tubuh dengan memperbanyak minum air putih.
  • Gunakan pakaian tertutup dan berwarna terang untuk mengurangi panas.
  • Perbanyak konsumsi buah dan sayur yang mengandung air tinggi seperti semangka dan mentimun.
  • Gunakan pelembap kulit setelah terpapar sinar matahari untuk mencegah kulit kering.
  • Pantau informasi cuaca dan indeks UV harian melalui kanal resmi BMKG.

Baca juga: Indonesia Dikepung 2 Bibit Siklon dan Siklon Tropis Fengshen, BMKG Peringatkan Cuaca Esktrem

Apa Itu Sinar Ultraviolet dan Jenis-Jenisnya?

Sinar ultraviolet (UV) adalah radiasi elektromagnetik dari matahari dengan panjang gelombang yang lebih pendek dari cahaya tampak. Meski tidak terlihat oleh mata manusia, radiasi ini memiliki pengaruh besar terhadap kehidupan di Bumi.

Menurut Kementerian Kesehatan, sinar UV terbagi menjadi tiga jenis:

  • UV-A (315–400 nm): Jenis yang paling banyak mencapai permukaan bumi (sekitar 95%) dan menembus hingga lapisan kulit dalam. UV-A dapat menyebabkan penuaan dini dan kerusakan kulit jangka panjang.
  • UV-B (280–315 nm): Dapat menyebabkan kulit kemerahan, terbakar, atau iritasi karena menembus lapisan kulit luar. Meski sebagian besar terserap awan, dampaknya tetap signifikan.
  • UV-C (180–280 nm): Jenis paling berbahaya, tetapi sepenuhnya diserap oleh lapisan ozon dan tidak mencapai permukaan bumi.

Baca juga: Siklon Tropis Fengshen Meningkat, BMKG Ingatkan Waspada Cuaca Ekstrem di Kalimantan dan Kepri

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Radiasi UV

Tingkat radiasi UV di suatu wilayah dapat bervariasi tergantung pada sejumlah faktor alam dan lingkungan. Berdasarkan data BMKG, faktor-faktor tersebut meliputi:

  • Ketinggian tempat (altitude) – Semakin tinggi lokasi, semakin besar intensitas UV yang diterima.
  • Ketebalan lapisan ozon – Ozon yang menipis akan membuat lebih banyak radiasi UV mencapai permukaan bumi.
  • Refleksi permukaan – Permukaan seperti salju, pasir, dan air laut dapat memantulkan sinar UV.
  • Ketinggian matahari di langit – Saat matahari berada di posisi tertinggi (tengah hari), radiasi UV mencapai puncaknya.
  • Lintang geografis – Daerah tropis seperti Indonesia menerima sinar matahari lebih tegak lurus, sehingga tingkat UV lebih tinggi.
  • Tutupan awan – Meskipun mendung, sinar UV tetap dapat menembus awan dan memantul di permukaan bumi.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Terkini Lainnya
Tasikmalaya Salah Satu Wilayah dengan Curah Hujan Tertinggi di Indonesia pada Awal November 2025
Tasikmalaya Salah Satu Wilayah dengan Curah Hujan Tertinggi di Indonesia pada Awal November 2025
Jawa Barat
Waduk Mrica Banjarnegara Catat Curah Hujan Tertinggi, BMKG Klaim Upaya Modifikasi Cuaca Berhasil
Waduk Mrica Banjarnegara Catat Curah Hujan Tertinggi, BMKG Klaim Upaya Modifikasi Cuaca Berhasil
Jawa Tengah
Daftar Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2026
Daftar Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2026
Jawa Barat
Uji Coba WFH ASN Jabar Dimulai November 2025, Target Efisiensi Operasional hingga 20 Persen
Uji Coba WFH ASN Jabar Dimulai November 2025, Target Efisiensi Operasional hingga 20 Persen
Jawa Barat
BMKG: Waspadai Potensi Cuaca Ekstrem di Puncak Musim Hujan
BMKG: Waspadai Potensi Cuaca Ekstrem di Puncak Musim Hujan
Banten
Mahasiswa Dikeroyok hingga Tewas di Masjid Agung Sibolga, 5 Pelaku Seret dan Injak Korban Terekam CCTV
Mahasiswa Dikeroyok hingga Tewas di Masjid Agung Sibolga, 5 Pelaku Seret dan Injak Korban Terekam CCTV
Sumatera Utara
Sidang Kasus Penganiayaan Prada Lucky Namo: Peran Letnan Ahmad Faisal Diperiksa
Sidang Kasus Penganiayaan Prada Lucky Namo: Peran Letnan Ahmad Faisal Diperiksa
Jawa Timur
BMKG Prediksi Puncak Musim Hujan 2025 Lebih Lama, Bisa Berlangsung hingga Februari 2026
BMKG Prediksi Puncak Musim Hujan 2025 Lebih Lama, Bisa Berlangsung hingga Februari 2026
Sumatera Selatan
Daftar 15 Golongan Orang yang Bisa Naik MRT, LRT, dan Transjakarta Gratis
Daftar 15 Golongan Orang yang Bisa Naik MRT, LRT, dan Transjakarta Gratis
Jawa Barat
Setelah Tambang Ditutup, Dedi Mulyadi Beri Dana Kompensasi ke 9.300 Warga Bogor yang Terdampak
Setelah Tambang Ditutup, Dedi Mulyadi Beri Dana Kompensasi ke 9.300 Warga Bogor yang Terdampak
Jawa Barat
Prakiraan Cuaca Sulawesi Selatan 3 November 2025: Berawan di Beberapa Wilayah
Prakiraan Cuaca Sulawesi Selatan 3 November 2025: Berawan di Beberapa Wilayah
Sulawesi Selatan
Harga Emas Antam Turun Rp 12.000 di Awal November, Simak Pecahan dan Buyback Terbarunya
Harga Emas Antam Turun Rp 12.000 di Awal November, Simak Pecahan dan Buyback Terbarunya
Kalimantan Barat
Tanda Duka Pakubuwono XIII Wafat, Keraton Yogya Tiadakan Pentas dan Tak Bunyikan Gamelan
Tanda Duka Pakubuwono XIII Wafat, Keraton Yogya Tiadakan Pentas dan Tak Bunyikan Gamelan
Jawa Tengah
Kala Jokowi dan Gibran Melayat Raja Keraton Solo PB XIII
Kala Jokowi dan Gibran Melayat Raja Keraton Solo PB XIII
Jawa Tengah
BMKG Bersama BNPB Lakukan Modifikasi Cuaca untuk Redam Hujan Ekstrem di Jawa
BMKG Bersama BNPB Lakukan Modifikasi Cuaca untuk Redam Hujan Ekstrem di Jawa
Banten
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Komentar
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau