Sebelum mati, Parakang disebut akan terus mengucapkan kata “Lemba”, yang dalam bahasa Bugis berarti pindah.
Makhluk ini diyakini tak bisa meninggal sebelum ada keturunannya yang bersedia menerima warisan ilmu hitam tersebut. Setelah itu, penerusnya akan menjadi Parakang selanjutnya.
Menariknya, di beberapa daerah, Parakang juga dipercaya memiliki kemampuan seperti dukun yang bisa menyembuhkan penyakit.
Namun di balik kepercayaan itu, sosok ini tetap menjadi momok menakutkan di banyak kampung.
Selain Parakang, legenda lain yang tak kalah populer di Sulawesi Selatan adalah Poppo’, atau disebut juga Pok Pok, karena suara yang dikeluarkannya saat terbang pada malam hari.
Legenda Poppo’ sudah dikenal sejak masa Kerajaan Luwu dan masih hidup dalam budaya masyarakat Bugis di Palopo, Makassar, Kendari, hingga Manado.
Sama seperti Parakang, Poppo’ merupakan manusia biasa yang berubah menjadi siluman akibat kesalahan dalam mempelajari ilmu hitam.
Ilmu ini dikatakan sebagai kutukan yang menurun dalam keluarga, diwariskan dari ayah ke anak dan cucu.
Poppo’ keluar dari rumah pada malam hari untuk mencari mangsa, biasanya orang sakit atau bayi yang tertidur lelap. Sebelum terbang, makhluk ini mengeluarkan isi perutnya dan menyimpannya di rumah, lalu melayang ke udara sambil menimbulkan suara “pok… pok…”.
Baca juga: Sejarah Halloween yang Dirayakan Setiap 31 Oktober
Uniknya, menurut kepercayaan lokal, semakin keras suara Poppo’ terdengar, maka artinya ia masih jauh. Sebaliknya, jika suaranya pelan dan sayup-sayup, tandanya Poppo’ sudah sangat dekat.
Jika tak menemukan manusia, Poppo’ konon akan memakan ikan atau buah-buahan sebagai pengganti. Menjelang pagi, ia akan kembali ke rumah dan hidup lagi sebagai manusia biasa.
Salah satu kisah terkenal dalam urban legend Sulawesi Selatan adalah legenda Puang Imang, seorang bangsawan Bugis yang rumahnya pernah dimasuki Poppo’.
Ketika Puang Imang pulang, ia menemukan seorang wanita cantik berambut panjang berdiri telanjang di tengah rumahnya. Ia yakin wanita itu adalah Poppo’.
Karena rumah Puang Imang telah “dipagari” doa, makhluk itu tak bisa keluar. Sebelum diizinkan pergi, istri Puang Imang memotong rambut panjang Poppo’ hampir habis agar ia jera.
Dalam mitologi Bugis, Parakang dan Poppo’ disebut tidak akur dan saling bermusuhan.