Untuk menjawab rasa penasaran, pria yang tinggal di London, Inggris ini membawa gigi tersebut ke Museum Sejarah Alam London. Di sana, peneliti senior Susannah Maidment pun memeriksa gigi tersebut.
“Ya, ini fosil. Kemungkinan besar gigi Spinosaurus,” kata Maidment.
Mendengar itu, Prisco pun lega. Namun, ada catatan penting lain.
Menurut Maidment, gigi itu hampir pasti berasal dari formasi Kem Kem di Maroko, lokasi penemuan fosil Spinosaurus yang terkenal.
Ia juga menjelaskan bahwa dinosaurus kerap berganti gigi sepanjang hidupnya, sehingga fosil semacam ini sebenarnya sangat umum.
Artinya, Prisco bisa jadi membayar terlalu mahal untuk barang yang mudah ditemukan.
Namun kekhawatiran lain bermunculan. Maidment menegaskan, gigi itu kemungkinan besar digali dan diekspor secara ilegal.
“Spesimen ini. Anda memilikinya secara ilegal,” ujar Maidment.
Baca juga: Ilmuwan Ungkap Fosil Dinosaurus Dapat Jadi Kunci Pengobatan Kanker pada Manusia
Prisco menyampaikan, kasus yang dialaminya hanyalah satu potret dari demam fosil yang tengah melanda dunia.
Lelang fosil kerap mencetak rekor harga fantastis.
Pada 2023, kerangka Stegosaurus terjual hingga 44,6 juta dollar AS atau sekitar Rp 721 miliar di New York, menjadikannya fosil paling mahal sepanjang sejarah.
Fenomena ini sudah berlangsung sejak penjualan Sue, fosil T. rex terbesar dan terlengkap, yang laku 8,36 juta dollar AS atau sekitar Rp 135 miliar pada 1997.
Kini, puluhan spesimen dinosaurus berada di tangan kolektor pribadi.
Fosil juga dipandang sebagai aset investasi. Penjualan T. rex “Stan” seharga 31,8 juta dolar AS pada 2020 semakin mengukuhkan tren ini.
Instagram bahkan menjadi pusat pemasaran fosil, menghubungkan pedagang, kurator, hingga pembeli di seluruh dunia.