JAKARTA, KOMPAS.com – Direktur PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk (VKTR), Achmad Amri Aswono Putro, mengatakan bahwa perusahaan mulai menggenjot ekspansi pasar kendaraan listrik dengan memperluas segmen Business to Business (B2B).
Fokus emiten bus listrik milik Grup Bakrie ini mulai bergeser setelah sebelumnya menguasai pasar Pemerintah.
Salah satu cara untuk mempercepat pergeseran segmen B2B adalah dengan mendirikan pabrik perakitan completely knocked down (CKD) untuk kendaraan listrik komersial di Magelang, Jawa Tengah.
Baca juga: Laba Bersih Emiten Bakrie VKTR Anjlok 60 Persen Jadi Rp 8 Miliar di Semester I-2025
"Fasilitas perakitan mobil listrik CKD pertama untuk kendaraan listrik komersial di Indonesia ini memiliki kapasitas hingga 3.000 unit bus dan truk per tahun, yang telah di-soft launching pada Mei 2025," jelas Amri dalam acara Public Expose secara daring pada Jumat (3/10/2025).
Lebih lanjut, Amri memaparkan bahwa selain menggenjot pasar B2B, VKTR juga meningkatkan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) demi memperluas pasar kendaraan listrik berbasis CKD.
Hingga paruh pertama 2025, VKTR mengantongi tender baru sebanyak 80 unit bus listrik 12 meter CKD yang dijadwalkan terkirim pada kuartal IV-2025.
Dengan tambahan ini, total pasokan bus listrik VKTR untuk TransJakarta mencapai 152 unit.
Di mana bus-bus listrik tersebut telah memenuhi TKDN sebesar 40 persen sesuai yang ditetapkan oleh Kementerian Perindustrian.
Perseroan juga mencatat kontribusi keberlanjutan dari armada bus listrik yang telah beroperasi.
Hingga Juni 2025, sebanyak 85 unit bus listrik telah menempuh jarak kumulatif lebih dari 10,9 juta kilometer selama 39 bulan operasional.
Pemakaian armada ini berkontribusi pada pengurangan emisi karbon sekitar 10.433 ton CO2, setara dengan penanaman 47 ribu pohon, serta efisiensi bahan bakar hingga 3,2 juta liter atau setara dengan 75 persen.
Sedangkan dari sisi keuangan, sepanjang semester I-2025, laba perusahaan anjlok 60 persen dari Rp20 miliar menjadi Rp8 miliar karena penundaan pencatatan penjualan kendaraan listrik yang mayoritas baru akan terealisasi di paruh kedua tahun ini.
Meskipun laba anjlok di semester pertama 2025, Amri mengatakan penjualan perseroan masih tercatat tumbuh 1,2 persen secara tahunan (YoY) menjadi Rp414 miliar di semester I-2025 dari Rp409 miliar di periode yang sama tahun sebelumnya.
Hal ini didorong oleh segmen manufaktur suku cadang seiring meningkatnya permintaan dari pelanggan utama kendaraan komersial.
Di sisi lain, perseroan mencatat total aset meningkat menjadi Rp1,79 triliun dari sebelumnya di angka Rp1,6 triliun seiring dengan penyelesaian pembangunan pabrik di Magelang, Jawa Tengah, pada awal tahun yang diharapkan dapat memperkuat kapasitas produksi kendaraan listrik, serta kenaikan uang muka seiring masuknya pesanan dalam jumlah besar dari pelanggan utama.
Baca juga: Saham Dibekukan BEI, VKTR Klaim Tak Ada Informasi Material yang Ditutupi
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang