JAKARTA, KOMPAS.com – PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk (VKTR) buka suara usai Bursa Efek Indonesia (BEI) membekukan sementara perdagangan saham milik emiten bus listrik yang merupakan bagian dari Grup Bakrie ini.
Direktur VKTR, Achmad Amri Aswono Putro, menjelaskan bahwa saat ini manajemen perusahaan telah mengamati terjadinya pergerakan harga saham yang tidak biasa atau unusual market activity (UMA).
"Yang dapat kami pastikan adalah tidak ada informasi material yang kami tunda. Seluruh informasi telah kami laporkan sesuai ketentuan OJK," jelas Amri dalam acara Public Expose secara daring pada Jumat (3/10/2025).
Baca juga: Laba Bersih Emiten Bakrie VKTR Anjlok 60 Persen Jadi Rp 8 Miliar di Semester I-2025
Amri menyebutkan bahwa perusahaan selalu berkomitmen untuk segera menyampaikan setiap informasi yang relevan kepada otoritas pasar modal.
Penegasan tersebut disampaikan dengan merujuk pada ketentuan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 31/POJK.04/2015 serta Peraturan Nomor I-E tentang Kewajiban Penyampaian Informasi yang tercantum dalam butir III.2.1 dan IV.2.1 Lampiran Keputusan Direksi PT Bursa Efek Indonesia Nomor Kep-00015/BEI/01-2021.
Hingga semester I-2025, VKTR mencatatkan penurunan laba bersih sebesar 60 persen menjadi Rp 8 miliar dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp 20 miliar.
Meskipun laba anjlok di semester pertama 2025, Amri mengatakan bahwa penjualan perseroan masih tercatat tumbuh 1,2 persen menjadi Rp 414 miliar di semester I-2025 dari Rp 409 miliar di periode yang sama tahun sebelumnya.
Hal ini didorong oleh segmen manufaktur suku cadang seiring meningkatnya permintaan dari pelanggan utama kendaraan komersial.
Di sisi lain, perseroan mencatat total aset meningkat menjadi Rp 1,79 triliun dari sebelumnya di angka Rp 1,6 triliun seiring dengan penyelesaian pembangunan pabrik di Magelang, Jawa Tengah pada awal tahun, yang diharapkan dapat memperkuat kapasitas produksi kendaraan listrik, serta kenaikan uang muka seiring masuknya pesanan dalam jumlah besar dari pelanggan utama.
Perseroan juga mencatat kontribusi keberlanjutan dari armada bus listrik yang telah beroperasi.
Hingga Juni 2025, sebanyak 85 unit bus listrik telah menempuh jarak kumulatif lebih dari 10,9 juta kilometer selama 39 bulan operasional.
Pemakaian armada ini berkontribusi pada pengurangan emisi karbon sekitar 10.433 ton CO2, setara dengan penanaman 47 ribu pohon, serta efisiensi bahan bakar hingga 3,2 juta liter atau setara dengan 75 persen.
Baca juga: Semester I 2025, Emiten Kendaraan Listrik VKTR Tetap Tumbuh di Tengah Lesunya Pasar Otomotif
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang