Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saham Dibekukan BEI, VKTR Klaim Tak Ada Informasi Material yang Ditutupi

Kompas.com - 03/10/2025, 20:34 WIB
Debrinata Rizky,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk (VKTR) buka suara usai Bursa Efek Indonesia (BEI) membekukan sementara perdagangan saham milik emiten bus listrik yang merupakan bagian dari Grup Bakrie ini.

Direktur VKTR, Achmad Amri Aswono Putro, menjelaskan bahwa saat ini manajemen perusahaan telah mengamati terjadinya pergerakan harga saham yang tidak biasa atau unusual market activity (UMA).

"Yang dapat kami pastikan adalah tidak ada informasi material yang kami tunda. Seluruh informasi telah kami laporkan sesuai ketentuan OJK," jelas Amri dalam acara Public Expose secara daring pada Jumat (3/10/2025).

Baca juga: Laba Bersih Emiten Bakrie VKTR Anjlok 60 Persen Jadi Rp 8 Miliar di Semester I-2025

Amri menyebutkan bahwa perusahaan selalu berkomitmen untuk segera menyampaikan setiap informasi yang relevan kepada otoritas pasar modal.

Penegasan tersebut disampaikan dengan merujuk pada ketentuan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 31/POJK.04/2015 serta Peraturan Nomor I-E tentang Kewajiban Penyampaian Informasi yang tercantum dalam butir III.2.1 dan IV.2.1 Lampiran Keputusan Direksi PT Bursa Efek Indonesia Nomor Kep-00015/BEI/01-2021.

Hingga semester I-2025, VKTR mencatatkan penurunan laba bersih sebesar 60 persen menjadi Rp 8 miliar dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp 20 miliar.

Meskipun laba anjlok di semester pertama 2025, Amri mengatakan bahwa penjualan perseroan masih tercatat tumbuh 1,2 persen menjadi Rp 414 miliar di semester I-2025 dari Rp 409 miliar di periode yang sama tahun sebelumnya.

Hal ini didorong oleh segmen manufaktur suku cadang seiring meningkatnya permintaan dari pelanggan utama kendaraan komersial.

Di sisi lain, perseroan mencatat total aset meningkat menjadi Rp 1,79 triliun dari sebelumnya di angka Rp 1,6 triliun seiring dengan penyelesaian pembangunan pabrik di Magelang, Jawa Tengah pada awal tahun, yang diharapkan dapat memperkuat kapasitas produksi kendaraan listrik, serta kenaikan uang muka seiring masuknya pesanan dalam jumlah besar dari pelanggan utama.

Perseroan juga mencatat kontribusi keberlanjutan dari armada bus listrik yang telah beroperasi.

Hingga Juni 2025, sebanyak 85 unit bus listrik telah menempuh jarak kumulatif lebih dari 10,9 juta kilometer selama 39 bulan operasional.

Pemakaian armada ini berkontribusi pada pengurangan emisi karbon sekitar 10.433 ton CO2, setara dengan penanaman 47 ribu pohon, serta efisiensi bahan bakar hingga 3,2 juta liter atau setara dengan 75 persen.

Baca juga: Semester I 2025, Emiten Kendaraan Listrik VKTR Tetap Tumbuh di Tengah Lesunya Pasar Otomotif

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Terkini Lainnya
Purbaya Tawarkan Pemda hingga BUMD Ajukan Pinjaman ke Pusat dengan Bunga Rendah 0,5 Persen
Purbaya Tawarkan Pemda hingga BUMD Ajukan Pinjaman ke Pusat dengan Bunga Rendah 0,5 Persen
Keuangan
Nilai Tukar Petani dan Nelayan Kompak Turun Pada Oktober 2025, Apa Penyebabnya?
Nilai Tukar Petani dan Nelayan Kompak Turun Pada Oktober 2025, Apa Penyebabnya?
Ekbis
Benarkah Hino Milik Toyota?
Benarkah Hino Milik Toyota?
Ekbis
Purbaya Soroti Lambatnya Penyerapan Dana oleh BTN, Sektor Perumahan Dinilai Masih Lesu
Purbaya Soroti Lambatnya Penyerapan Dana oleh BTN, Sektor Perumahan Dinilai Masih Lesu
Ekbis
Tak Mau Anak Magang Dieksploitasi, Ini Arahan Menaker
Tak Mau Anak Magang Dieksploitasi, Ini Arahan Menaker
Ekbis
Purbaya: Saya Undang Investor Asing, tapi Tidak Akan Memohon-Mohon
Purbaya: Saya Undang Investor Asing, tapi Tidak Akan Memohon-Mohon
Ekbis
Inflasi Oktober 2025 Capai 0,28 Persen, Disumbang Emas Perhiasan dan Cabai Merah
Inflasi Oktober 2025 Capai 0,28 Persen, Disumbang Emas Perhiasan dan Cabai Merah
Ekbis
Neraca Dagang Indonesia Surplus 4,34 Miliar Dollar AS pada September 2025
Neraca Dagang Indonesia Surplus 4,34 Miliar Dollar AS pada September 2025
Ekbis
Perkuat Peran di IKN, PT PP Teken Kontrak Pembangunan Jalan Kawasan Yudikatif Senilai Rp 1,97 Triliun
Perkuat Peran di IKN, PT PP Teken Kontrak Pembangunan Jalan Kawasan Yudikatif Senilai Rp 1,97 Triliun
Industri
OJK Ungkap Tantangan Pengembangan Industri Keuangan Syariah, Mulai Permodalan hingga Diversifikasi Produk
OJK Ungkap Tantangan Pengembangan Industri Keuangan Syariah, Mulai Permodalan hingga Diversifikasi Produk
Ekbis
Pabrik Asia Lesu, Dampak Tarif dan Lemahnya Permintaan AS Mulai Terasa
Pabrik Asia Lesu, Dampak Tarif dan Lemahnya Permintaan AS Mulai Terasa
Ekbis
Purbaya dan DPD Bahas Arah Kebijakan Fiskal dan Penguatan Daerah
Purbaya dan DPD Bahas Arah Kebijakan Fiskal dan Penguatan Daerah
Ekbis
Rupiah Melemah di Awal Pekan, Dihantui Kenaikan Inflasi dan Surplus Dagang Menyusut
Rupiah Melemah di Awal Pekan, Dihantui Kenaikan Inflasi dan Surplus Dagang Menyusut
Ekbis
Harga Referensi Biji Kakao Turun 14,5 Persen, Imbas Suplai Melimpah
Harga Referensi Biji Kakao Turun 14,5 Persen, Imbas Suplai Melimpah
Ekbis
Harga Emas Antam Melorot di Perdagangan Hari Ini, Turun Jadi Rp 2,27 Juta Per Gram
Harga Emas Antam Melorot di Perdagangan Hari Ini, Turun Jadi Rp 2,27 Juta Per Gram
Ekbis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau